Ebril tidak bisa mengalihkan pandangan dari Gyas, hatinya terus bertanya apa yang akan dilakukan Gyas padanya, apakah dia akan mengantarnya ke UKS atau diberi tumpangan pulang atau ah lihat saja. Dan tidak disangka sangka Gyas mulai berucap."jalan itu pake mata sama kaki, jangan salah satunya doang." Gyas mengucapkannya dengan nada dingin, sangat dingin, -15°C.
"Sama hati juga kak, biar jalan nya khidmat dan ikhlas."-Ebril
Gyas menatap Ebril dengan sorot yang tajam, seperti elang yang menemukan tikus di semak belukar.
Detik itu juga Ebril tidak bisa berkutik lagi dia hanya bisa diam dan berkata "maaf." Gyas meninggalkan nya tanpa rasa bersalah.
"Harusnya kan dia yang minta maaf, ah bambang, lucinta luna lu dasar, untung ganteng ya Allah, kalo nggak udah gue laporin ke papa, papa kan polisi." Ebril kembali bermonolog, sampai tak dirasa angkot sudah menunggu, tanpa pikir panjang ia menaikinya dan langsung melaju secepat silet.ggg.secepat roket.
•••••
"Assalamu'alaikum, Ebril pulang.
loh?" Saat Ebril baru membuka pintu ia tercengang dengan keadaan rumahnya, semua barang barang sudah dibungkus rapi, apa ini maksudnya, tiba tiba 'uda' panggilan sayang Ebril kepada bundanya, dia menjelaskan apa yang terjadi."Rumah kita dan sekolah baru kamu lumayan jauh Bril, jadi kita cari rumah yang lebih deket."-Riana
"Lah kok gitu da? Kita baru seminggu pindah kesini, masa mau pindah lagi? "-Ebril
"Awalnya uda juga kaget, tapi papa kamu maksa, jadi yawda la ya. Katanya rumah baru kita juga lebih nyaman dari yang sekarang."-Riana
"Pindah sekarang?"-Ebril
"Yagitu, yuk ah tinggal cus, itu mamang mamang nya juga udah selese ngangkut barangnya." entah uda bergaul dengan siapa, sampai gaya bahasa nya seperti itu, tapi Ebril tidak ambil pusing dia hanya bisa memaklumi saja.-Riana
Sekitar 35 menit mereka sampai, ya emang cukup lama, itu juga menjadi alasan pindah rumah, kasian Ebril jika setiap harinya harus menunggu 35 menit untuk sampai ke sekolah.
"Wagelasehh aishh jjinja keren ga sih? Aigoo uda terharu papa bisa beli rumah segede ini, ga nyesel deh nikah sama dia." bundanya seorang kpopers ternyata, entah fandomnya apa.
"Uda apaansi lebay kayak aku."-Ebril
"Udah deh sesama lebay jangan ngatain lebay, dasar lebay"-Riana
"Eh uda ngatain aku lebay? uda sangka uda nggak lebay? huh dasar lebay." Ketika bunda akan membalas lagi, untung papa nya segera melerai.
"kalian ini apa apaan sih? lebay!"-Papa
seketika ibu dan anak itu mengeroyok sang papa tanpa ampun, untung baru di belikan rumah jadinya mereka sadar diri.
"Alhamdulillah udah selese rapiin dapurnya." Uda menyeka keringat yang ada di dahinya. "Bril tolong beliin tepung sama telor dong" sambil mengambil uang di atas kulkas uda menghampiri Ebril.
"Ebril ulang tahunnya masih lama uda, lagian jangan main ceplok ceplokan ah bau."
"Najes GR ew" uda memiringkan kan bibirnya tanda jijik. Tapi sebenarnya yang lebih jijik disini adalah Ebril, geli melihat kelakuan bundanya.
"Emang buat apa da?"-Ebril
"Kita ini warga baru disini, jadi uda mau bikin bolu pisang buat tetangga baru kita"-Riana
"Mending juga bolunya buat kita." Ebril emang agak sedikit pelit.
"Yaudah uda kasih bolunya, berarti kamu tetangga uda, bukan anak." Uda memasang wajah mengancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbor
Teen FictionMengisahkan cerita romansa Ebrilyant Athena, gadis cantik yang nyentrik, memiliki kepribadian nano-nano yang tingkahnya acapkali out of the box. Pada tahun ajaran baru, Ebril pindah sekolah ke luar kota karena mengikuti penugasan dinas papanya. Hari...