8/tenda

105 12 70
                                    

"ih si Ebril mah nyieun mamala wae, hanjat sateh."-Riana

semua melirik Riana, tak terkecuali Ebril yang sedang terduduk di tanah.

"Aaaanu, ini roh sunda disini kuat bener, kesurupan sekilas tadi aku, syudah - syudah."-Riana

Perhatian mereka kembali teralih pada Ebril.

"Kan udah gue bilang, jangan jalan di depan." Gyas meraih tangan Ebril untuk membantunya berdiri____

"Bandel sih, kalo di kasih tau nurut bisa ga? gue disini pemimpinnya, kalo terjadi apa - apa emang siapa yang harus tanggung jawab?"-Gyas

"Memar kan." lanjut Gyas.

"Maaf kak." Ebril menundukkan kepalanya.

"Udah Gy jangan marahin Ebril, cepet obatin."-Karin

"Iya ma."-Gyas

"ngaleyed atuh da samah."-Riana

Mereka kembali menatap Riana, dengan sigap Riana memalingkan wajah nya, sambil bersiul dan menepuk nyamuk yang ada di sekitar.

Gyas mengeluarkan P3K dari tas nya, kapas putih tertuang alkohol yang menyengat. "Siniin tangannya."-Gyas

"Perih ka."-Ebril

"Gilbang alay."-Riana

Gyas menarik tangan Ebril, perlahan dia meletakkan kapas yang basah itu.

dungdurungdungdungtakdungdung -suara detak jantung Ebril.

Saat Gyas menyentuh tangan Ebril entah kekuatan apa yang di alirkan wanita satu ini, Gyas tersengat.

"Obatin sendiri aja." Gyas menyerah kan kapas di tangannya.

"Apa si Gy, lanjutin!" perintah Karin.

"Gapapa tan, sendiri aja biar bisa pelan - pelan." -Ebril

"Nah gitu dong mandiri."-Riana

"Bodo."-Ebril

Sambil menunggu Ebril mengoleskan alkohol, Gyas menuangkan obat merah di kapas lain. Dan menempelkan nya.

"Udah."-Gyas

"Makanya bril, jangan so pengen yang terdepan, yang terdepan itu cuman Yamaha."-Riana

"Apasi da gajelas_-" -Ebril

"Makasih ya kak, maaf juga."-ucap Ebril dengan rasa bersalah.

"Hm." Gumam kecil Gyas.

'tadi panjang lebar sekang "hm" doang. Khilih.'

EBRIL BE LYKE

EBRIL BE LYKE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

"Jadi mau kemana? mang kicep atau bu sri?" -Abin

SMA ALTSKA adalah sekolah swasta mahal yang tergolong elite. Tidak semua muridnya anak orang kaya, karena sekolah ini menyediakan beasiswa untuk si dia yang berprestasi. Maka dari itu, Abin harus bertanya kepada teman nya jika ingin makan, karena kantin disini bukan hanya satu.

NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang