10 - Orang baru

517 13 0
                                    

"Kapan kapan main lagi loh kesini." Mamah Arion mengantar Ririn ke depan gerbang untuk pulang.

"Hehe iya mah nanti kita masak bareng ya. Duet hehe."

"Gak duel aja? Wkwk."

"Nggak mah. Nanti aku kalah lagi. Yaudah Ririn pulang dulu ya. Makasih udah ngelahirin anak secakep Arion hehe. Assalamualaikum."

"Ah kamu. Iya hati-hati ya. Waalaikumsalam."

Mamah menoleh ke belakang dan menghampiri Arion yang tengah berdiri tegak di depan pintu.

"Kamu kok cuek gitu sih? Mamah gak suka ah."

"Mah harus berapa kali aku bilang. Dia bukan pacarku."

"Iya dia bukan pacarmu tapi calon istri kamu, calon mantu mamah. Udah ah ayo masuk."

"Mahhhhhhh."

Esoknya gosip baru beredar. Vian cinta Salsa!

"Makin hari makin banyak yang suka aja sama lo." ledek Suci

"Hmm?"

"Lo gak denger? Vian suka sama lo!"

"Vian?" Salsa menyapu pandang dan mendapati Vian sedang dikerumuni banyak orang. Vian teman sekelasnya.

"Tapi dia cuma temen sekelas."

"Temen jadi pacar kan udah gak aneh."

"Dia emang pernah sih chatt gue I Love You."

Suci spontan berteriak dan bertepuk tangan.

"Serius? Vian? Hahaha."

"Iya. Tapi..."

"Lo mikirin Arion kan?"

Salsa menatap Suci ragu.

"Gue sih terserah lo aja. Kalo emang Arion yang lebih srek sama lo apa boleh buat. Gue dukung." Suci tersenyum. Begitupun Salsa.

Messenger masuk.

"Entah kenapa gue gak suka sama Vian." -Arion

"Kenapa?" -Salsa

"Beda aja. Terus dia gak pernah tuh senyum ke gue."

"Kata gosip sih dia suka sama gue."

"Oh pantesan sikapnya gitu."

"...?"

Januar dan Lesti datang. Mereka siap dengan ledekannya.

"Ciie udah jadian aja sama Arion." kata Januar

"Iya kalian berdua cocok loh!" lanjut Lesti

"Kalian betah banget ledek gue. Apalagi si Januar. Gak di chatt gak di sekolah ledek gue aja terus."

"Kita gemes sih sama kalian berdua. Jadian aja lah napa."

"Tuh kan banyak yang dukung lo sama Arion Sa." Suci mengepalkan kedua tangannya dan tersenyum.

Suci Birthday Party!

Arion berhenti dekat Salsa menunggu gojek pesanannya. Di sebuah minimarket.

"Ayo naik!"

"Lo kesana juga? Tumben."

"Lo tau dari mana gue jarang ikut ke acara gituan? Secara lo bilang tumben gitu."

"Ahh gue nebak aja sih."

"Ah lo fans setia gue ya. Ngaku aja deh!"

"Nggak!"

"Lagi nunggu gojek?"

Salsa melirik tajam. Lalu Arion tiba-tiba merebut hp nya yang sedang digenggam erat.

Arion terlihat mengetik sesuatu. Terlalu cepat gerakan jarinya hingga tak terdeteksi apa yang sedang ia ketikan. Ia mengembalikan hp itu lalu memberi sebuah helm untuknya.

"Bang maaf ya aku gak jadi pesan gojeknya. Keburu ada gojek cinta yang jemput." isi pesan yang Arion kirim pada driver gojek.

Salsa tersipu malu. Kemudian tak lama mereka pun berangkat ke rumah Suci.

Party nya mewah memang. Sangat! Semua orang terlihat menikmati acara ini hingga tak ada satupun raut wajah yang tak memasang senyuman manisnya.

Teman sekelas Suci sedang berkumpul. Tapi Arion ikut nimbrung.

"Mau es krim gak? Nih beli dua."

"Mana uangnya?"

Arion mengerahkan semua uang recehannya pada Salsa.

"Receh banget kayak hidup lo."

"Udah sana."

Salsa berlalu dengan tertawa meledek.

Dua es krim telah digenggam. Mereka berdua malah asik sendiri meninggalkan yang lain.

"Eh potongin kuku gue dong."

Salsa menoleh. Meneliti kuku jarinya yang memang kotor.

"Mau bayar berapa?"

"Lo apa-apa duit. Heran deh gue."

"Hehe sini." Salsa mendekat dan mulai memotong kuku Arion dengan teliti.

Deg...

"Ih sumpah baru pertama kali gue kayak gini ke cowok. Kerasukan apa gue mau-maunya nurut sama dia!" bisiknya

"Aww!" teriak Arion. "Yang ikhlas dong."

"Ini juga ikhlas."

"Ikhlas nyakitin gue."

"Bawel!"

Kuku jari jemarinya sudah bersih. Salsa kembali berkumpul dengan yang lain. Acara sudah selesai. Kini saatnya untuk pulang.

Arion datang dan menyelimuti Salsa dengan jaketnya.

"Gue harus gerak cepat sebelum Vian yang duluan sampe ke finish." bisiknya

"Mau terima gue nggak?" tanya Arion membuat semua mata memandang

"Maksudnya?"

"Gue diterima nggak?"

Dag Dig Dug..
Hati Salsa semakin berdebar. Ia yang super jutek jadi lemah. Juga malu.

"Ih besok aja."

"Awas loh besok gue tagih!"

"Cieeee." teriak yang lain

🍂

Bukan LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang