Disaster

538 63 12
                                    

Menyedihkan ketika harus mencari kebahagiaan dengan cara merindukan kekasih orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyedihkan ketika harus mencari kebahagiaan dengan cara merindukan kekasih orang lain..
*

*****

Alam raya berbicara, menyapa bumi manusia serta pengisinya. Berbagi cerita tentang bagaimana hidup yang sebagaimana seharusnya terjadi. Burung di udara berlomba unntuk mengepakkan sayap mereka, saling berlomba untuk mendapatkan sesuatu yang bisa mengengenyangkan perut mereka. Tidak mau kalah dari para pencari Won yang saat ini berlalu lalang di bawah kepakan sayap mereka di udara.

Mereka sesekali memandang para manusia yang pada umumnya menghabiskan waktunya dengan keseharian yang sama tiap harinya. Kadang tertawa, merasa bodoh dengan keseharian manusia yang menghabiskan 8 jam waktunya dalam sehari dengan kepenatan perkerjaan, dan akan kembali pada malam hari, kemudian tidur.

Tentu saja itu menjadi lelucon lucu untuk para burung di udara, mengapa tidak? Sebenarnya manusia itu bekerja untuk apa? Bukankah untuk kelurga? Lalu untuk apa dirinya bekerja selama itu, menumpuk Won sebanyak itu, jika waktu untuk memanfaatkan uang itu sudah tak ada?

Hei burung, begitulah hidup kami para manusia. Harus mau menderita, harus lelah, dan harus berkorban. Jika tidak, maka kami tidak lebih dari mayat bernafas. Begitulah hidup, tidak selalu mendapatkan apa yang kami mau.

Kadang kita harus berjalan pada jalur yang kita tau tidak membahagiakan, kita harus mengorbankan perasaan demi sebuah kata ajaib. Tanggung jawab.

Kita harus bertahan pada keadaan yang sebenarnya menjadikan kita sebagai manusia paling munafik di muka bumi. Berpura-pura bahagia, berpura-pura membenci dan berpura-pura mencintai hanya karena tidak ingin menyakiti.

Kita pernah berpegang pada sebuah pilihan. Waktupun berlalu, dan kita mulai merasa pilihan itu kini menjadi teramat berat untuk diteruskan. Namun dunia hanya memberikan kita satu pilihan. Yaitu bertahan dengan sebuah alasan sialan yang mengatakan ”sudah lama, jangan bodoh. Suatu saat kau tidak akan mendapatkan orang lebih dari dia. Maka kau akan menyesal”

Segala sesuatu jika sudah terasa amat berat, terasa membebani, terasa butuh waktu hanya untuk menjawab satu pertanyaan “Apakah kau masih mencintainya?” maka kenyataanya kita mungkin sudah tak lagi cinta. Karena kebohongan membuat seseorang berpikir ketika ditanya sesuatu. Sementara kejujuran akan keluar secara spontanitas.

Tidak apa-apa. Itu terdengar sangat jahat memang. Tapi itu membuatmu manusia. Memang seperti itulah sifat manusia.

Seperti dua manusia itu, sejoli yang duduk di atas sofa besar yang menghadap pegunungan penuh awan, pepohonan besar yang kini terlihat kecil jika di lihat dari tempat mereka memandang. Bangunan di atas gunung  yang sangat pas digunakan untuk menikmati waktu berdua sebagai dua orang  yang berusaha memperbaiki hubungan setelah kandas begitu lamanya.

Pria dan wanita yang di awal pernah saling mencitai, pernah saling memiliki dan pernah berkahir dengan begitu tragisnya. Entah beruntung atau malang saat keduanya dipertemukan kembali setelah berlalu begitu lama.

Dan sisa sisa masa lalu itupun kembali tersusun, menumbuhkan kembali rasa yang lama. Kini mulai berakar, bertumbuh dan kemungkinan terbesar pasti akan berbuah.

Buahnya apa?

Mereka pada hubungan yang tidak seharusnya dijalin. Hubungan cinta saat keduanya memiliki pasangan masing-masing. Dan tentu saja kemungkinan terburuk adalah, saat mereka harus membagi rasa cinta. Karena demi apapun keduanya mengakui jika mereka juga mencintai pasangan mereka masing-masing.
Kembali lagi, mereka tidak pada keadaan yang bisa memilih kepada siapa jatuh cinta kepada siapa harus rindu.

Jika hati mengatakan saat ini ternyata mereka saling merindukan.
Lalu apa yang bisa mereka lakukan? Sebagai seorang manusia, mereka sadar mereka hidup bukan untuk menunggu bahagia. Tetapi menciptakan atau mencari kebahagiaan itu sendiri. Dan mereka menemukannya, yaitu di sana. Duduk berdua tanpa orang lain.

Menyedihkan ketika harus mencari kebahagiaan dengan cara merindukan kekasih orang lain.

Apakah rindu kepada kekasih orang lain dilarang?

Tidak dilarang, dengan pengecualian cukup hatimu saja yang tau.

Jika saat ini mereka bisa saling merindukan, lantas untuk apa mengakhiri semuanya jika masih merindu. Bahkan sering diam-diam menanyakan kabar. Ayolah, berhentilah membohongi perasaan sendiri jika masih cinta dan masih ada rasa kenapa rela menyakiti hati sendiri?

“Hanya untuk melihat orang lain bahagia? Bahkan kau dan aku sangat menderita dengan semua kebohongan ini”

Gadis yang bersender di dada pria bernama Soo Hyun akhirnya bersuara setelah sekian lama mereka saling diam hanya untuk memandang sebuah ponsel yang bergetar-getar di atas meja. Bunyi yang dihasilkan sebuah panggilan dengan nama seseorang yang sangat berperan membuat keduanya sangat menderita.

Gadis itu tidak berusaha untuk melarang Soo Hyun untuk menerima panggilan. Hanya suasana menjadi semakin tak enak saat mereka saling menekan ego dengan berusaha untuk tidak saling menyakiti. Yaitu Soo Hyun yang tak ingin menyakiti gadis itu, dan sang gadis yang tidak ingin membuat Soo Hyun dalam keadaan harus memilih. Yoona kekasih pria itu, atau dirinya.

Kalimat singkat  yang dikatakan gadis itu tadi ditanggapi Soo Hyun dengan satu helaan panjang. Dia sedih jika harus menjadi pria seperti itu

“Menurutmu apa tepatnya yang harus aku lakukan?”

“Kenapa kau selalu bertanya apa yang seharusnya kau lakukan, bukannya menyatakan apa yang  sebenarnya kau inginkan”

“Kita menginginkan hal yang sama. Tapi apakah kita berhak atas keinginan itu?”

Suara berat pria itu menjawab, jawaban yang membuat keduanya saling menghela. Mencoba untuk tidak menunjukkan betapa berat semua itu. Menangis dalam diam, sebelum  gadis itu membuang nafas, dan meraih sendiri ponsel Soo Hyun. Disentuhnya layar hijau dan memamerkan ponsel itu ke arah Soo Hyun

“Berbohong adalah keahlian kita, kurasa kita harus melakukannya lagi”
Ucap gadis itu dengan memaksakan senyumnya, melepas pelukan Soo Hyun dari tubuhnya kemudian menciptakan langkah untuk menjauh dari sana. Dia ingin melindungi hatinya dari percakapan Soo Hyun dengan Yoona.

Tepat seperti dugaannya, Soo Hyun menyuarakan suara dan rindu. Hal yang cukup sakit untuk dilihatnya saat membaca mimik wajah Soo Hyun jika kata rindu untuk Yoona itu adalah kata rindu yang sesungguhnya. Bukan seperti drama populer yang akan menjadikan mereka tokoh jahat yang sepenuhnya berbohong tentang rasa cinta terhadap pasangan.

Wanita itu menyentuh dadanya

“I’m not good with feelings. But I guess that's just a price I've gotta pay”
Ucapnya sedih pada diri sendiri. Menagisi nasip yang harus berada pada keadaan menjijikkan, wanita perusak hubungan orang lain. Dan tentu saja merusak hubungannya sendiri

“Calm down Ji Eun, deep breaths and hold your own”

Ucapnya lagi, menenangkan diri sendiri karena tidak akan ada orang  yang bisa melakukan itu selain dirinya sendiri. Memeriksa ponsel sendiri dan melihat ada beberapa panggilan tidak terjawab dari Siwon.
Timbullah kembali sebuah pertanyaan, kenapa dirinya bisa, dirinya sanggap menggabaikan panggilan Siwon. Lalu Soo Hyun harus berpikir panjang tentang harus menerima panggilan Yoona yang berpotensi merusak suasana mereka. Bukan sedang mengeluh atau menuntut sesuatu, Ji Eun hanya merasa jika rasa mereka tidak sama besarnya.

TBC……….

Hayoooo
Tebak-tebak....
kira2 apa yang bakal terjadi kedepannya

HUMAN ADDICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang