******
"Kau tampak tak cerewet seperti biasa"
"Aku hanya ingin mendengar suaramu, itu membuat perasaanku lebih baik"
"Itu hanya antara terlalu rindu atau kau ingin mengarang sesuatu untuk membohongiku"
Kalimat canda yang diutarakan Yoona justru terdengar seperti bom yang menyentakkan ide gila tentang kebohongan baru yang sempat dikarang indah oleh Soo Hyun di mulut manisnya.
"Kenapa kau diam? Kau tidak sedang berbohong seperti candaankukan?"
"Apa lagi yang bisa ku lakukan selain memancingmu untuk terus bicara sekalipun dengan kata-kata yang merugikanku"
"Oh benarkah? Lalu kenapa aku justru merasa kau sedang menyembunyikan seorang wanita sialan di kamar mandimu"
"Perlu kita periksa sama-sama? Aku akan sangat senang jika kau kemari dan memeriksanya"
"Lalu aku akan membunuh wanita itu, kau yakin menyarankan aku ke sana adalah pilihan terbaikmu saat ini?"
Tanya balik Yoona ditemani dengan decakan-decakan lucu pada sisi ponselnya. Wanita itu berjalan bolak balik pada balkon rumahnya, sambil menatap sang tetes hujan yang menjatuhi bumi
Rumah apa? Kasihan Yoona yang tak tau jika kekasih sialannya sedang tidak berada di rumah.
"Tak ada pilihan terbaik selain dengan melihatmu memasuki pintu rumahku sayang"
"Baiklah, tertawalah sebelum aku ke sana. Karena aku juga akan membunuhmu setelah membunuh wanita sialan itu"
Tukas Yoona lagi, pernyataan yang masih dengan nada yang sama. Mengertilah, keduanya sedang berakting seolah mereka adalah pasangan kekasih yang sama-sama sangat merindukan. Soo Hyun dengan akting tidak berbohongnya, serta Yoona dengan akting seolah sangat peduli jika sungguh Soo Hyun dengan seorang wanita.
Semuanya bullshit!!!!
Berpura-pura memang selalu menyusahkan
Decak Yoona dalam hati. Membuang nafas berat ketika sadar jika dia kehabisan topik untuk bicara. Kehabisan topik bicara dengan kekasih seharusnya bukan sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan.
Rasa bosan hadir bahkan ketika mereka bicara belum lebih dari 5 menit.
Entah yang dilakukan Yoona baik atau salah, yang pasti Yoona sedang mencoba memperbaiki hati dan dirinya kembali. Dia tidak ingin rasa jenuh dan bosannya bertahan di dalam dirinya dan merusak hubungan yang lama menemaninya.
Biarkan saja dia merasa tidak bahagia, bukankah biasanya memang selalu seperti itu?
Dia tidak mau merusak semuanya hanya karena rasa jenuh sialannya. Dia ingin berjuang kembali, dia ingin hatinya kembali seperti semula. Dia tidak mau menipu Soo Hyun terus menerus. Maka pilihannya hanya dua. Mengakhiri semua itu atau dengan cara berjuang untuk mencintai kembali sekalipun itu terasa melelahkan.