₪••°••₪"Jadi sekarang lo sama dia mau pergi ke tempat favorite lo, cuma buat belajar?" ucap Riana.
Kini Renata dan Riana sedang melakukan video call, Renata menceritakan semua tentang Ale soal sedikit perubahan Ale pada dirinya. Dan sejak tadi tanggapan Riana hanya tersenyum sambil mengolok-olok Renata hingga membuatnya jengkel, saat ini pun jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi. Sekitar satu jam lagi Ale akan menjemputnya, dan mereka pergi ke tempat yang Renata usulkan semalam.
"Oh iya Ri, Kak Darrel ada dirumah lagi. Nanti si Ale mau kesini, kok gue sedikit takut ya?" ucap Renata.
"Takut kenapa?"
"Soalnya Kak Darrel pernah ngomong sama gue, katanya feeling dia gak percaya sama Ale. Gue takut nanti dia adu jotos sama Ale, Lo tau sendiri Kak Darrel gimana orangnya."
"Lo udah ngomong sama dia belum kalau Ale mau jemput lo?" tanya Riana
"Belum."
"Aduh Renata, udah tau lo punya Kakak yang over protektif banget. Kenapa lo gak ngomong sama dia, mending sekarang lo jelasin dulu sama Darrel sebelum Ale dateng."
"Yaudah gue ngomong sama Kak Darrel dulu, bye thank you!"ucap Renata lalu menutup sambungan video call terlebih dahulu.
Renata keluar dari kamarnya menuju kamar Darrel untuk membicarakan hal ini, memang sedikit berlebihan tetapi ini lah Darrel. Dia punya alasan dalam melakukan ini dan menurutnya Renata tidak perlu tahu soal itu, Renata mengatuk pintu kamar Darrel setelah itu masuk kedalam.
"Kak." panggil Renata pada Darrel yang sedang sibuk menggerakkan tangannya diatas keyboard laptop miliknya.
"Apa?"
"Nanti gue mau pergi sama Ale." ucap Renata, tatapan Darrel yang tadinya fokus pada layar laptop kini beralih pada Renata dengan raut wajah yang bertanya-tanya.
"Hari ini hari terakhir tugas dari Pak Syahril, jadi hari ini gue mau bantu Ale. Lo jangan berpikir yang negatif mulu kenapa sih Kak, astaga." ucap Renata. "Mau pergi kemana?" tanya Darrel.
"Ke restoran deket pantai, tempat favorite gue." ucap Renata. "Biar gue anter." ucap Darrel. "Eh gak perlu Kak, nanti jam sepuluh Ale kesini jemput gue." ucap Renata.
"Jemput lo?" ucap Darrel ulang.
"Ehm iya gue yang minta jemput soalnya biar sekalian jalan." ucap Renata dengan terpaksa berbohong pada Darrel, karena jika Renata mengatakan bahwa Ale lah yang ingin menjemputnya tanpa meminta persetujuan Renata dahulu, Darrel sudah pasti semakin tidak suka pada Ale.
Bukannya Darrel tidak membolehkan Renata berteman dengan laki-laki ataupun berpacaran, yang Darrel lakukan ini semata-mata untuk menjaga Renata dari laki-laki yang hanya ingin mempermainkan Renata saja. Ada untungnya juga Darrel dulu menjadi berandal Pelita Bangsa, karena jika ada yang ingin mendekati Renata harus berhadapan langsung dengan Darrel yang sudah pasti hampir semuanya tidak akan mampu berhadapan dengan dirinya. Itu menurut Darrel.
"Pulangnya gak boleh sampai malam, jam lima udah harus ada dirumah. Gue gak mau tau." ucap Darrel. "Iya astaga Mamah sama Papah aja gak segitunya Kak, berlebihan lo." ucap Renata.
"Gak suka ya gak usah pergi." ucap Darrel saat kembali fokus pada laptopnya.
"Gue juga udah gede kali, ngerti mana yang harus gue jalanin." ucap Renata kesal sambil berjalan keluar dan menutup pintu kamar Darrel dengan gerakan sedikit kencang.
Setelah dari kamar Darrel, Renata kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaian karena sebentar lagi pasti Ale akan datang kerumahnya. Hanya butuh setengah jam untuk Renata bersiap, kini Renata sedang merapikan rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him
Teen FictionApa yang lo lakuin saat diharuskan memilih antara cinta dan persahabatan? Sebagian dari mereka mungkin lebih banyak yang memilih cinta. Lantas apa yang gue lakuin saat keduanya sama-sama orang yang gue sayang? -Renata Alana