6 | Luka dan Bahagia

534 68 54
                                    

Sekali lagi Woojin menatap lekat kearah dua bola mata indah yang tengah menatap kelangit. " siapa yang membuatmu kecelakaan ? " tanya Woojin penuh penekanan

Jihoon menggeleng " aku tidak tahu " hanya itu yang bisa di ucapkan oleh Jihoon, karena memang benar ia tidak mengetahui siapa orang yang menabraknya waktu itu karena setelah ia mengalami hal naas itu ia sudah tidak ingat apa-apa lagi, hanya satu yang ia ingat persis. Sebelum tertabrak ia melihat seorang lelaki yang sedang mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata dan bertepatan saat itu Jihoon tengah menyebrang dengan sepedanya dan terjadilah, ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang itu karena kaca mobilnya yang agak gelap dan satu hal pasti orang yang menabraknya itu adalah seorang lelaki. Dan setelah itu hanya sebuah pandangan gelap yang Jihoon rasakan sebelum ia tak sadarkan diri lagi.

Woojin terdiam dan memalingkan wajahnya kembali kearah langit sebelum ia melanjutkan ucapannya lagi " lalu kenapa kau tidak ingin mencari pendonor mata untukmu "

Jihoon tersenyum " aku tidak ingin mencari pendonor mata, percuma jika aku melihat pun hidupku tak akan bisa bahagia . . . "

" Apa kau tidak merindukan wajah ibumu dan adik-adik mu "

" Sejujurnya aku sangat merindukan senyum ibu, senyum Jinyoung dan senyum Guanlin. Tapi mencari pendonor mata yang cocok itu sulit belum lagi biaya operasi yang cukup besar "

" Aku yakin suatu hari nanti penglihatan mu akan kembali "

Jihoon kembali tersenyum mendengar penuturan yang keluar dari mulut Woojin.

Sepersekian detik mereka hanya terjebak dalam keheningan. Angin yang terus berhembus kencang menambah suasana dingin di antara keduanya.

" Bersabarlah Jihoon ah " ucap Woojin dalam hati.

Woojin mencoba meraih kedua tangan Jihoon " bagaimana bisa di antara kegelapan yang menyelimutimu kau masih bisa tersenyum manis Jihoon ah "

Jihoon terdiam mencoba mengartikan ucapan Woojin " setidaknya hanya mataku yang tak bisa melihat tapi hatiku . . . Hatiku masih bisa merasakan bahwa orang-orang disekitarku sedang membutuhkan ku walaupun hanya sebuah senyum yang dapat aku berikan pada mereka "

" Tenang lah, aku tak akan menarik ucapan ku tempo lalu . . . Bahwa aku siap menjadi tongkat mu "

" Jja kita berjalan ketempat lain " secepat kilat Woojin kembali menggenggam erat tangan Jihoon

( sebanyak apapun belokan tajam di depan sana, ingatlah bahwa aku akan meluruskan belokan itu untukmu - Park Woojin )

Di sepanjang jalan yang mereka telusuri bersama, hanya keheningan sajalah yang menghampiri keduanya, sesekali deru angin menempur kuat rambut panjang Jihoon hingga rambut itu terkibas melambai di udara dengan indah nya.

Woojin selalu merasakan getaran hebat di dalam rongga dadanya, semakin hari getaran itu semakin mengguncang gejolak pikirannya, hanya wajah Jihoon lah yang selalu terbayang di pelupuk matanya.

Woojin selalu merasakan getaran hebat di dalam rongga dadanya, semakin hari getaran itu semakin mengguncang gejolak pikirannya, hanya wajah Jihoon lah yang selalu terbayang di pelupuk matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I was made for loving you (2Park)✔Where stories live. Discover now