Putar musiknya
Yah, seperti pada hari-hari sebelumnya, matahari kembali mengemban tugasnya untuk menerangi kehidupan dunia. Mata cantik bak kacang almond itu mulai terbuka " hhhmmppptt " lenguh si gadis cantik.
Perlahan ia bangkit dari peraduan nya dan menyesap setiap dinding untuk untuk membantunya berjalan.
Tak perlu waktu lama untuk Jihoon mempercantik parasnya, hari ini ia akan masuk bekerja lagi, serumit apapun kehidupannya ia tidak mau untuk meninggalkan tanggung jawabnya di yayasan.
Tuk
Tuk
Tuk
Bunyi sepatu Jihoon yang bertabrakan dengan lantai keramik rumahnya. " Ibu ~~~~ Jihoon berangkat "
Hening
Kemana ibu Jihoon ?
" Ibu ~~~~ ibu dimana " tanya Jihoon dengan suara kecil nan lembut yang ia miliki
" Ibu sudah pergi dari tadi pagi "
" Guanlin, pergi kemana ibu ? "
" Aku tidak tahu, ibu hanya menitipkan pesan kalau Jihoon noona bangun langsung sarapan saja "
Jihoon terdiam, aneh . . . Tidak biasanya ibunya pergi sepagi ini
" Kamu makanlah sayang, noona akan makan di yayasan saja " ucap Jihoon akhirnya
Guanlin mendekat dan meraih tangan kakaknya " noona aku bantu "
" Terimakasih sayang "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sudah lebih dari 20 menit ia menunggu tapi Woojin tak kunjung datang untuk menjemputnya dan ia hampir terlambat ke yayasan.
" Kemana Woojin ? "
" Maaf bisa bertemu dengan Park Jaesin ? "
" Maaf, apa sebelum nya anda sudah membuat janji dengan beliau "
Orang itu menggeleng " tapi saya harus bertemu dengannya "
" Tapi anda harus membuat janji terlebih dahulu "
" Tolong izinkan saya bertemu dengannya sebentar saja "
" Ada apa ini ? "
" Maaf pak, ada orang yang memaksa ingin bertemu dengan anda "
" Siap---- " Jaesin terdiam " Ka----kau "
Orang itu menoleh dan berjalan perlahan kearah Jaesin " kita bertemu lagi Jaesin "
" Bagaimana bisa kau ---- "
" Sepertinya berbicara di tengah orang banyak akan sulit "
.
.
.
.
.
.
.
YOU ARE READING
I was made for loving you (2Park)✔
General FictionAku akan menjadi matamu, menggiring setiap langkah tertatihmu dan meluruskan setiap jalanmu yang terbelok ©Nunnasikembar