TAKDIR Part 4

103 8 0
                                    


TAKDIR

EPS. 04

-Zulkifli-

"Tayaqqadhuu... tayaqqadhuu yaa niyam.... Qumuu lis sholah..." terdengar suara nida' dari masjid jami' putra. Membangunkan penduduk pondok untuk bangun dari tidur dan meninggalkan mimpi-mimpi manis mereka semua.

"Astagfirullah.... ana telat untuk bangun tahajjud!" Ucap Zul tersentak kaget.

Tiba-tiba Zul, terperanjat. Terpelanting. Tersontak. Terkaget-kaget. Syok berat. Melihat pemandangan yang begitu aneh bin ghorib di hadapannya.

"Astagfirullah... ana ada dimana? Kenapa ana ada disini? Astagfirullah... ya Allah.. ya Allah..." Kata Zul sembari menutup wajahnya. Ketakutan.

Mendengar suara yang begitu mengganggu, Bella Safitri, seseorang yang tidur di sebelahnya pun terbangun sembari mengucek kedua bola matanya.

"Al...kamu udah sadar...? kamu tidur aja lagi gih.... kan kamu lagi berhalangan... istirahat aja..." Kata Bella lalu menggeser bantal dan tidur kembali.

"Apahhh????" kata Zul. Kaget part 2.

Semua nampak begitu aneh. Zul memandang sekitar. Ya Allah? Dia tidur di asrama putri? Ya Allah... kini Zul memandangi tubuhnya, ia kini sedang mengenakan piyama kain satin berwarna dasar putih dengan bunga-bunga merah muda, di ujung piyama, terdapat tulisan "Made in Japan". Kini, Zul mulai berdiri, dengan kaki bergetar dahsyat ia berjalan melewati santri putri yang sebagian tengah tertidur menuju sebuah cermin besar dekat pintu menuju kamar mandi.

Mata Zul terbelalak. Melihat sosok yang terpantul di hadapannya. Ia memandangi kedua tangannya. Begitu putih, bersih dan mengkilat. Zul mulai menyentuh wajahnya. Wajah yang disentuhnya, nampak halus, lembut, hidungnya mancung, bibirnya kecil. Merah muda. Rambutnya panjang hitam menjuntai.

"Ya Allah ini siapa?" kata Zul menggumam lirih. Tiba-tiba tubuhnya melemas. Persendiannya terasa kaku. Kepalanya mulai pening, dan ia terjatuh. Pingsan.

20 menit kemudian....

"Al...Al... bangun... ini udah jam tujuh..."

Terdengar suara seseorang, memanggil nama yang begitu asing. Namun, sepertinya nama itu tertuju padaku. Pada Zul.

"An... Anti siapa?" kata Zul. Dengan suara perempuan. Mungkin suara pemilik tubuh ini

"Ya Allah, kamu pasti amnesia... gara-gara tersambar petir tadi malam yah..., hmm, aku Bella.. sahabat kamu... sahabatmu satu-satunya... tak ada lagi... hmm.. aku berangkat sekolah dulu, kamu gak usah masuk ajah... kan kamu statusnya lagi sakit... kita semua mau berangkat sekolah, kamu istirahat aja disini, jangan khawatir kamu gak akan dibawa ke mahjar, saya udah izin ke musyrifah untuk kamu, tetap stay di kamar, kamu mandi sana gih... aku berangkat dulu... oh ya.. lemari kamu di pojok situ... yang berwarna pink... hehe... aku ngasih tau, takutnya kamu lupa dimana lemarimu... udah.. ah aku berangkat dulu.. udah bel satu.. Mlmh. Mardiana, si Baperan killer sedang menunungguku di gerbang hitam kematian... Hahah..."Kata Bella panjang lebar, dengan gaya kedaruratannya. Lalu menyambar tas berwarna ungu miliknya.

"Nasimu ada disamping kasurmu... dimakan yahhh..."Teriak Bella lalu berlalu meninggalkan Alya yang melongo terheran-heran.

Kini, kamar sepi. Cuma ada Zul disana. Zul memandang sekitar. Semua nampak rapi. Kasur tersusun rapi. Kamar bersih sudah tersapu. Kini tinggal kasurnya, eh bukan, tepatnya kasur pemilik tubuh ini yang tergelar dan kotak makan berwarna pink disebelahnya.

"Aishhhh... apa yang terjadi kepadaku? Kenapa jiwaku terjebak dalam tubuh perempuan ini?? Ya Allah.. apa yang terjadi padaku?"

Meskipun, kejadian ini sungguh di luar nalar otak. Tapi, ini benar adanya. Dan benar-benar terjadi. Dan itulah sekarang yang sedang dialami seorang Zul. Zul kini berdiri lalu berjalan ke arah lemari, yang kata ukhti tadi, lemari itu miliknya. Pemilik tubuh yang sekarang dirasuki oleh jiwanya. Aduh ribet, gimana jelasinnya...

Zul memandangi lemari di hadapannya. Lemarinya berwarna merah muda. Dengan hiasan bunga dari kertas berwarna merble dan tulisan ber-font Calligraffiti bertuliskan "Alya Haidar" di pintunya.

Perlahan, Zul membuka lemari tersebut. ketika dibuka, aroma harum semerbak menyeruak menembus lubang hidungnya.

*Backsong

Keh raha hai

Dil Diwaana

Jaa Ne kya

Haa Ke kasam

Ha mish kame mer jayenge

Tujhme sanam mer jayenge

"Oh... Bau apa ini.... harum sekali... wangi-wangian apa ini... baunya begitu menenangkan... menyegarkan... menusuk ke relung hati... oh... harumnya..." Sekejap, Zul terbawa oleh suasana, bau harum parfum dari Paris milik Alya, begitu membuat Zul mabuk kepayang.

Kini, matanya kembali terbelalak. Terbelalak part 2. Botol parfum terbuat dari kaca dengan warna-warna soft terjejer rapi dengan berbagai macam bentuk di lemari bagian atas. Tempat bedaknya terbuat dari kaca juga. Botol handbody bertuliskan "Posses Sweden" bertengger disisi kedua lemari, yang satunya berwarna pink soft dan dan yang satunya berwarna putih krem. Di lemari bagian bawah, terlipat rapi, jubah dengan berbagai macam warna dan merk. Dannis, Eticha, Zoya, Rabbani, Safina, jubahnya bermerk semua... Kerudungnya terlipat berbentuk segitiga di sisi antara kedua susunan bajunya. Sangat rapi. Kini, matanya terarah kepada sebuah foto yang tertempel di sisi kiri pintu lemari, foto seorang nenek tua dengan foto pemilik tubuh yang jiwanya dihuni oleh Zul.

"Alya Haidar..." Ucapnya lirih

Tiba-tiba, matanya kembali terbelalak. Terbelalak part 3. Menatap sebuah foto yang tak asing. Ya... foto seorang laki-laki.

"Syed Ali Zain, foto Zain disini? Ada hubungan apa Zain dengan Alya? Ya.. Alya pemilik tubuh ini..."Pikir Zul sembari menggerutu.

"Astagfirullah, apa jangan-jangan... si Alya kini menghuni tubuhku? Dia ada di putra??? Ya Allah... ada apa ini...? ini begitu sulit dipahami... Oh Gusti... "

Tubuh Zul, kembali melemas. Dia begitu syok. Syok berat. Bingung. Menafsirkan apa yang sebenarnya telah terjadi pada hidupnya dan hidup Alya. Pandangannya mulai kabur. Semua nampak gelap. Gelap. Dia pun terjatuh. Pingsan. Part 2.

Bersambung....

Itulah kenyataan yang harus dihadapi seorang Zulkifli. Bagaimana dengan Alya? Apa kabar dengan Alya? Alya di pondok putra? Ngapain dia disana? Bertemu siapa saja dia? Simak terus ceritanya... nantikan di episode 5....

Thank you^_^

Maaf Ya... Lama...

ang tery3M

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang