TAKDIR Part 5

115 8 0
                                    

TAKDIR

EPS. 05

-Alya Haidar-

"Tayaqqadhuu... tayaqqadhuu yaa niyam.... Qumuu lis sholah..." terdengar suara nida' dari masjid jami' yang terletak sekitar 200 meter dari rayon Al Kautsar.

Seseorang yang tengah menggunakan kaos sport berwarna putih, terbangun dari tidurnya dan terperanjat melihat sosok yang tengah berbaring di sampingnya.

"Uih.. tumben si anak belum bangun... biasanya jam 2 udah manggut-manggut di Masjid.." Katanya. Lalu hatinya pun tergugah untuk membangunkannya.

"Zul... Bangun...istayqid..!"katanya sembari menggoncang tubuh sahabat karibnya tersebut.

Tubuh yang digoncangnya akhirnya terbangun dengan isyarat membuka kedua bola matanya sedikit, dengan malas ia menjawab, "Aku lagi berhalangan Bel..."

Laki-laki bernama lengkap Syed Ali Zain itu terperanjat, mendengar kata-kata yang keluar dari mulut temannya itu, ia langsung cetar, tak ngantuk lagi. Ia pun tersenyum, geli.

"Aisshh... mimpi apa kau ini lah.... istayqid... tidak biasanya kamu telat kayak gini.. tahajjud man..!"Katanya mulai mengangkat tubuh Zulkifli.

Merasa terganggu, akhirnya Alya yang jiwanya kini tengah bersemayam dalam tubuh Zulkifli berontak.

Dan berteriak di depan muka Zain.

"Akku laa.. gi.."

Namun tiba-tiba, matanya terperangah. Mulutnya melongo lebar. Bunga sakura merah muda tiba-tiba turun entah dari mana. Cuaca menjadi sejuk. Suasana begitu indah. Alya serasa berada sedang menatap sesosok malaikat putih berwajah bak Shakrukh Khan yang bersenandung di hadapannya.

"Suraj hua maddam. .. Chan ne Kerne laga... Ass wha ye hai.. Kyu pe kerne laga...syere rara hai zamain karnein legi... kaye mera pehla.. pehla pyaar ra hai.. sajnaa... ka ye mera pehla pehla pyaar ra hai..."

"Zul... Zul.. Are you Okey?" Kata Zain mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Zul, yang sedari tadi menatapnya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Berbunga-bunga.

"Ini pasti lagi mimpi... please jangan bangunkan aku dari tidurku...Tuhan... inikah Zain si suara emas itu......Oh..."Katanya lalu tertidur kembali.

"Ah, ya Udah lah, mungkin kamu masih pusing, atas kejadian semalam, ntar mau dibangunin ba'da subuh aja deh..."Kata Zain lalu beranjak, pergi.

10 menit kemudian...

Mata Alya terbelalak tiba-tiba. Kini dia baru sadar, bahwa dirinya kini tengah berada di tempat yang begitu asing. Melihat, salah seorang santri yang masih tertidur, Alya berteriak sekencang-kencang.

"Aaaaaaaaaaaaaa.............."

Terganggu, Santri yang masih tidur di bagian pojok kamar, melemparkan bantal lapuk ke arah Alya.

"Diem Zul... teriak aja lu kayak tarzan...!" lalu tidur kembali.

"Oh My God, aku dimana...? kenapa disini..?"Alya memperhatikan kedua tangannya, nampak hitam gelap, segelap malam tanggal muda. Ia pun celingak celinguk mencari cermin. Nafasnya terengah-engah, kebingungan. Matanya pun tergerak ke arah cermin yang terletak di depan salah satu lemari. Di depan cermin tersebut, terpantul bayangan seorang yang tak dikenalinya. Kulitnya hitam pekat, rambutnya tak teratur, panjang di depan bak talang air. Kulitnya kusam, pipinya ramping namun berlesung, manis. Sedikit.

"Aaaaaaaaaaaa....." Alya kembali berteriak untuk yang kedua kalinya.

Otomatis, bantal kedua kembali melayang ke arahnya. "Adddaa... tak ngedhingngaghi kanak reya..."Kata santri tadi yang diketahui dia salah seorang santri asal Sampang.

TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang