Chapter 1 : The Mute Boy

11.7K 920 154
                                    

Suara...

Suara adalah hal yang paling lazim didunia. Semuanya memiliki suara tersendiri. Bahkan alam dan musim juga memiliki suara mereka sendiri. Semua memerlukan suara untuk bersosialisasi.

Tapi mestikah? Apakah tanpa suara itu ia hidup dalam kesunyian dan kebisuan hati?

-----------------------------------------------------------
12 Agustus 2010

Seorang pemuda bersurai putih agak kebiruan bangun dari tidurnya. Mata hitam melirik jam weker dinakas kemudian bangkit dari ranjang dengan gerakan lesu.

Setelah merapikan kasur kecilnya, ia meraih handuk dan melaksanakan kegiatan paginya. Yoongi dengan khidmat memulai sarapannya kemudian mengambil tas untuk berangkat sekolah.

Mengingat kemarin malam hujan, Yoongi pun memakai sweater hitam hitam kesayangannya sebelum kembali berjalan menuju sekolahnya.

Letak apartemennya hanya beberapa meter dari sekolah tempat Yoongi menuntut ilmu. Baru saja ia memasuki gerbang, Yoongi dihadang oleh badan yang besar. Tanpa sadar, Yoongi cemberut kecil.

"Morniiiiingg Yoongichiii~❤"

'Pagi, Seokjin.'

"Haiissh... Bagaimana liburan musim panasmu? Aku sangat tersiksa Yoongi-ah! Entah kenapa aku tidak terlalu menyukai liburan, tapi yang jelas aku sangay merindukanmu! Uuuhh... uri lil meow meow, kau membuatku ingin memelukmu selaluuu~😆" Seokjin, tanpa aba-aba langsung memeluk Yoongi erat tanpa memerdulikan keadaan sekelilingnya membuat namja berkulit pucat itu malu.

"Ayo kita masuk, Namjoon sepertinya juga rindu padamu. Oh ya, bagaimana tugas musim panasmu? Sudah siap? Haiiis, palli! Selama liburan ini aku tidak boleh keluar kemana-mana. Bayangkan itu Yoongichi! Dasar tua bangka sialan. Ak-" Yoongi dengan tekun mendengar ocehan-ocehan kripik Seokjin. Wajah Yoongi menunduk sejenak dan melamun.

Seokjin sebenarnya sudah tahu bahwa ia tidak bisa berbicara. Tapi, apa yang ada dikepala Seokjin sampai-sampai namja yang lebih tinggi itu masih mau bersamanya yang diam tanpa bisa membalas sepatahpun ucapannya?

'Aku sudah mengerjakannya. Maaf kalau aku tidak bisa mengajarimu. Mungkin kau dapat meminta bantuan Namjoon?' Seokjin memahami bahsa isyarat Yoongi yang sudah ia pelajari setahun yang lalu. Ia kemudian memerah kecil dan menggelek panik.

"Aniya! Bagaimana kau bisa setega itu Yoongichi? Kau tahu bahwa Jooni-" Yoongi terkekeh tanpa suara ketika Seokjin semakin memerah saat hendak menyebut nama Namjoon. Ia tahu, bahwa sahabat baiknya ini memendam rasa pada ketua kelas mereka.

"Selamat pagi Yoongi-hyung, Jin-hyung. Bagaimana kabar kalian?" yanh dibicarakan tiba-tiba berjalan di samping kiri Yoongi.

"Yak! Jangan muncul seenaknya! Bagaimana jika jantungku copot nantinya?!" Namjoon tertawa yang Yoongi tersenyum kecil sebelum mengeratkan sweaternya. Pagi ini sangat dingin untuknya. Terlebih dengan tubuhnya yang lemah.

"Uljima Yoongi-ah? Apakau kau kedinginan?" Yoongi dengan malu-malu mengangguk.

"Kenapa tidak bilang dari tadi, Yoongi-hyung? Aku bisa meminjamkanmu jaketku." Ucap Namjoon khawatir pada Yoongi yang hanya menggelengkan kepalanya.

'Tak apa, jinjja yo. Aku hanya sedikit kedinginan dan kalian menjengkelkan! Apakah aku terlihat seperti yeoja? Aku namja! Namja harus tangguh dan kuat!' keduanya hanya tersenyum geli dan Seokjin mengacak rambut Yoongi dengan gemas.

"Tentu saja kau namja tercantik yang pernah kutemui. Ayo kekelas. Jika kau merasa tidak sehat, katakan padaku. Arasso, Yoongi-ah?" Seokjin yang dalam mode induknya susaj dilawan, jadi Yoongi hanya bisa mengangguk pasrah dengan senyuman kecil.

Your Voice | MINYOON (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang