Chapter 15 : Soul Prisoner

4.2K 577 144
                                    

💔💔💔💔💔

.
.
.
.
.
.

Ada yang menunggu book ini? :)





























































































9 April 2003

Seorang anak kecil berusia 10 tahun meringkuk semakin kedalam di sebuah lemari. Kedua mata belerangnya melebar penuh teror melihat pemandangan mengerikan dibalik celah pintu lemari.

Lidahnya kelu. Tak bisa mengucap apapun. Seolah-olah ada sesuatu yang menyangkut disana dan memaksanya untuk tetap terdiam.

"WANITA LEMAH!!! MATI KAU!"

"AAAAAAAHHH!!!" seolah jantungnya melorot begitu saja. Anak kecil terdiam dan tangannya terkulai lemah.

"Sekarang katakan wanita cacat. Dimana berkasnya? Apa kau simpam dengan anak itu? Dimana anak itu, hum? Dimana? Apa kau ingin membawanya lari juga? Seperti kau berlari dariku? Berlari dan bersikap seperti pembangkang? JAWAB KAU JALANG!" selanjutnya hanya suara benda tajam menubruk daging berulang kali. Seperti musik pengantar kematian bagi anak kecil itu.

"Dimana kau bersembunyi si kecil~?" anak kecil segera menutup mulutnya. Suara degup jantungnya terdengar jelas dalam keheningan yang tercipta.

"Appa tidak akan menyakitimu sayang... Keluarlah si kecil. Aku tahu kau ada disekitarku. Mengikuti eomma-mu seperti anak bebek, bukan? Kenapa kau mengkhianati kasih sayang appa seperti eomma-mu, Min Yoongi?" kepalanya menggeleng panik tanpa suara. Ketika ia menoleh, terlihat wajah menyeringai sang Appa.

"Ke-te-mu~"

.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau baik-baik saja si kecil?" Min Yoongi, yang tersadar di rumah sakit memandang tanpa minat pada seorang namja paruh baya yang duduk disisi lain ranjangnya.

"Sir, dia mengalami PTSD dan gejala-gelaja kerentanan. Saya sarankan ag-"

"Anak yang malang..." bisik namja itu dengan senyuman palsu. Tangan besar nan hangat terangkat untuk mengusap rambut putih Yoongi -anak kecil tersentak hebat dan mulai merengek-.

"Kudengar dia menjadi bisu. Apa benar?" dokter dibelakang namja itu terkesiap dan mengangguk gugup.

"Ya. Trauma merangsang mentalnya untuk enggan berbicara." namja paruh baya itu mengangguk sebelum tersenyum lembut.

"... ayahmu memang orang yang jahat. Haruskah aku menempati janji seorang pengkhianat?"

~000o000~

27 September 2010

Jimin mengamati aktifitas ayahnya sudah hampir seminggu. Ia tidak langsung bertindak setelah menerima telepon dari Hoseok. Jimin dengan baik mempertimbangkan agar dirinya tidak bertindak gegabah. Apalagi jika tindakannya dapat menyebabkan Yoongi dalam bahaya.

Your Voice | MINYOON (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang