Chapter 6 : Jimin be Bodyguard

6K 701 77
                                    

😂😂😂😂😂


Yoongi menatap facepalm pada Park Jimin yang kini berdiri didepannya. Lengkap dengan koper berwarna hijau neon.

'Jimin, aku hanya memiliki satu kamar.' protes Yoongi sambil memberi isyarat. Jimin hanya menatap Yoongi terdiam.

"Kau bilang apa? Bermaksud mengejekku?" tanya Jimin dengan nething-nya. Dengan penuh kesabaran, Yoongi mengetik di ponselnya dan menunjukkannya pada Jimin.

"Kalau begitu mengapa tidak tidur berdua saja? Kita kan cowok." ketus Jimin sebelum ia terdiam.

Tidur berdua dengan Yoongi, berarti bisa selalu melihat wajahnya?

Tanpa sadar, Jimin mengulas senyuman lebar. Alis Yoongi terangkat bingung. Kenapa tiba-tiba si Park Jimin tersenyum seperti itu?

"Apa liat-liat?!" Yoongi memasang wajah masam.

"Yak! Apa-apaan wajah jerut nipis itu?! Kau menghinaku? Mau kutendang kau hah?!"

Yoongi tidak bisa membayangkan, bagaimana kehidupan tenangnya beberapa hari kedepan :"

"Cepat! Aku sudah mengantuk!" Yoongi mengelus dadanya kemudian masuk kekamarnya, dimana Park Jimin dengan seenak jidatnya berbaring di kasur tunggalnya.

'Ini kasur tunggal, Jimin. Kita tidak akan muat.' protes Yoongi hanya dibalas leletan lidah Jimin. Membuat kesal saja.

"Masa bodo. Kau kan kecil, kenapa tidak muat? Cepat masuk, bodoh! Atau mau ku usir kau dari rumahku?!" heol, sejak kapan apartemen Yoongi menjadi milik Jimin?

Dengan berat hati, namja bersurai putih kebiruan membaringkan diri disamping Jimin. Yoongi kemudian membulatkan matanya ketika lengan berotot Jimin melingkar di pinggang rampingnya.

"D-diam. Kalau tidak kau akan jatuh kebawah, bodoh. Pakai otak jenius itu, Min." Yoongi mengangguk canggung dan dengan hati-hati membaring kepalanya dekat leher Jimin.

Kehangatan yang jarang Yoongi dapatkan, membuat kantuk datang dengan cepat. Sedetik kemudian, hanya kegelapan nyaman yang ia rasakan dalam tidurnya.

"...hangat." lirih Jimin diam dalam rambut putih Yoongi dan ikut menutup matanya.

~000o000~

Keesokan harinya, di sekolah

Yoongi, untuk kesekian kalinya meneguk ludahnya dan berjalan menunduk. Dalam hati, ia membaca berbagai macam do'a. Berharap perlindungan batin dan fisik dari tatapan menusuk Jimin yang berjalan dibelakangnya.

Padahal ia sudah hampir sampai di kelasnya, tapi mengapa dibumi Jimin masih mengikutinya?!

'...kau tidak perlu mengikutiku lagi, Jimin.' Jimin mengangkat bahunya tidak peduli.

"Suka-suka aku dong." balasnya ketus, sesekali matanya akan melotot pada siswa-siswa yang menatap Yoongi. Yang dipelototi hanya memucat dan segera menjauh dari mereka.

Yoongi menghela napas, kemudian masuk ke kelas. Dimana Seokjin dan Namjoon segera menyambutnya.

"Yoongi-hyung! Bagaima-" kedua namja yang lebih tinggi segera berwajah masam ketika melihat Jimin yang berdiri dibelakang Yoongi. Masih memelototi siswa sekitar.

"Kenapa kau ada disini? Tidak cukup membuat kekacauan disini kemarin dan memaksa Yoongi membolos?" tanya Seokjin dengan wajah dingin sambil menyilangkan kedua tangannya.

Your Voice | MINYOON (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang