Chapter 8 : Waiting for You

5.2K 684 113
                                    

🐠🐠🐠🐠🐠

23 Agustus 2010

"Aku tidak mau sayuran ini, bodoh." Yoongi memberi Jimin tatapan tidak setuju dan menaruh lebih banyak sayur di mangkuk Jimin.

"Yak! Paboya! Kau mencari mati ya?!" pekik Jimin histeris. Ia ingin menyingkirkan sayur itu namun dihadang oleh sumpit Yoongi.

'Cepat makan atau aku tidak akan memasak selama seminggu?' Jimin tertegun dalam gerakannya sebelum cemberut kecil dan memakannya dengan enggan.

Jimin adalah anak yang jenius. Baru dua minggu ia tinggal dengan Yoongi, keterampilan bahasa isyaratnya meningkat pesat. Yoongi tidak perlu lagi mengetik dengan ponselnya.

"Kau suka sekali mengancam. Dasar jahat." Yoongi menggelengkan kepalanya geli. Ia sudah mengenal Jimin selama waktu yang mereka lalui bersama.

Meski Seokjin dan Namjoon masih tidak suka dengan pertemanan mereka, mereka dapat menoleransi tindakan Jimin. Namja bermata abu-abu itu memang tampangnya sangar seperti preman tapi, hatinya lembut seperti bayi anjing.

Pernah Jimin menendang beberapa anjing liar karena mengganggu seekor kucing kecil. Atau diam-diam keluar dan memberi makan kucing kecil itu. Yang sekarang menjadi peliharaan Jimin.

Kalian pasti akan tersenyum ketika melihat Jimin mengancam orang-orang dengan kucing kecil di kepalanya.

"Army, kau lapar?" Jimin menunduk kebawah meja dan bertanya pada si kucing kecil. Ia memberi nama Army. Kata Jimin, biar bisa melindungi rumah jika mereja tidak ada. Bukankah hal itu sangat manis?

'Jimin, jangan memberikan sayurmu pada Army.' wajah Jimin menjadi tidak senang namun mengangguk. Ugh, rencana kembali gagal dan ia harus memakan sayur-sayur yang menyeringai jahat padanya.

"Aku tidak akan kalah dari kalian." bisik Jimin dingin sebelum memasang wajah jijik dan memakannya enggan.

Yoongi tertawa tanpa suara. Membuat Jimin mendelik kesal padanya.

"Yak! Kenapa kau tertawa, eoh?! Dasar bodoh! Lambat sekali makan! Kita akan terlambat!" Jimin beranjak dari duduknya dan dengan cepat Yoongi mencegahnya.

Wajah Jimin mengerut masam ketika Yoongi menunjuk sayurnya.

"... Baiklah." Jimin pun memakannya dengan wajah tersiksa.

~000o000~

"... kau tampaknya sangat dekat dengan anak kelas tiga itu." Jimin menoleh menatap Taehyung yang bertanya padanya.

"Memangnya kenapa?"

"Boleh saja kau dekat, tapi kelompok kita jangan ditinggalkan juga. Wilayah barat telah menantang kita bertarung, Jim. Kemudian, anggota kita mulai berkurang." lapor Jungkook. Jimin memiringkan kepalanya dan mengeluarkan ponselnya.

Ia mengetik beberapa kata disana sebelum beranjak dari duduknya.

"Ayo Tae, Kook. Kita punya misi." kedua wajah namja itu berbinar senang dan saling ber-high five ria.

"Ayo bersenang-senang!"
.
.
.
.
.

'Aku ada urusan. Kau pulang saja seperti biasa.' Yoongi mengangguk sendiri membaca pesan itu.

Your Voice | MINYOON (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang