Gawat

7 1 0
                                    

Di siang hari bolong panas yang menyengat Albert datang kerumah dengan sedikit berjlanan tertatih, tangan yang menempel di perut tepatnya di tulang rusuk kirinya, dengan muka yang penuh bentol-bentol biru-biru dimana-mana, mungkin kalau di lihat sekilas Albert sudah seperti berandalan yang sebulan enggak dapat makan terus jadi maling di gebuki orang.

Dengan nafas yang terengah-engah ia berjalan membuka pintu rumah, ternyata semuanya sudah menunggu Babeh, Robby dan tak lupa Hana yang mondar-mandur tak karuan, ketika Albert membuka pintu, lantas semua mata tertuju kepadanya, semuanya mematung ketika melihat keadaan Albert yang sudah kayak jambret atau maling ketangkep dengan lebam dimana mana, tapi bukan Albert namanya jika tidak berusaha menutupinya, dengan senyum dan nyengir ciri khasnya, ia hanya menggaruk-garuk lehernya ketika sedang asik menjadi tatapan.

"Kenapa ada yang salah ya sama aku, apa aku kelihatan lebih ganteng sekarang, atau kalian belum pernah liat orang ganteng dengan penampilan kayak gini, ini namanya gaya anak zamam now."Kata Albert cengengesan tapi tak mendapat respon apa-apa malah semuanya menggeruti kesal mendengarnya, Robby yang duduk di kursi makan hanya mengetuk-ngetuk jari telunjuknya ke meja makan, Sementara sang ayah Jonathan hanya bergumam dan tersenyum aneh saja, lalu bagaimana dengan Hana sudah pasti siap meledak dengan sejuta pertanyaan.

"Udah ngelawaknya ?"Tanya Hana dengan nada sewot ples kedua tangan yang melipat di dada.

"Kok semuanya pada tegang gini sih, abis makan daging ya, atau lagi dapet sama darah tinggi nih."Kembali cerocos Albert sembarang untuk mengalihkan pembahasan tapi tetap saja sia-siapa malah semuanya kini menatap tajam.

"Albert sekarang kamu duduk aja deh, ada yang mau Babeh tanyakan sama kamu."Dengan sangat terpaksa Albert langsung duduk tepat di kursi ruang tamunya, sudah pasti sekarang saat ini ia akan di introgasi habis-habisan, dengan tangan kanan yang masih memegang tulang rusuk kiri Albert duduk perlahan, hingga semua mendekat dan mengelilingi, ia benar-benar seperti sudah ingin di keroyok saat ini.

"Oke... "Dengan mengehela nafas pelan Jonathan mencoba untuk sabar dan menahan emosinya.

"Sekarang kamu jelaskan ke Babeh, Bang Robby sama Hana, kemana kamu pagi-pagi buta enggak ada di rumah tau-tau datang kayak maling di gebukin orang sekampung ?"Saat ini Posisi Albert memang benar-benar terjepit, ia tepat di tengah di jepit oleh Hana yang ada disebelah kirinya sementara Robby berada disebelah kanannya, dan komandan yang bertanya yaitu Jonathan tepat berada di depannya sendiri.

Albert memutar bola matanya sepertinya ia mencoba mencari alasan agar tidak ketahuan kalau ia sedang menolong Sultan."Oh... itu ya beh... Albert pagi tadi nyari makan nasi beh keluar, waktu Albert makan tukang jualnya kaga ada lah tau-tau Albert di tuduh maling, makanya muka Albert yang ganteng gini jadinya udah kayak maling di kebukin orang satu kampung, ini benar beh seriusan."Albert mencoba meyakinkan dengan mengangkat dua jari tangannya, tapi sepertinya usahanya sia-sia terutama Hana ia seperti tak percaya dengan alasan yang Albert buat dan Hanya menggeleng-geleng saja.

"Bener nih kayak gitu ceritanya."Rupanya jonathan tak percaya juga.

"Bener beh suwer sampai celana Bang Robby dower."Kata Albert yang masih saja cengengesan.

"Han... kamu beresin deh Albert."Kata Jonathan kepada Hana yang rupanya sudah sepakat dan sudah mengira kalau Albert pasti berbohong tak mau memberitahunya.

"Tunggu-tunggu apa magsudnya beh, Hana yang beresin ?"Albert melihat ke Jonathan lalu melirik lagi ke Hana yang tepat di samping kirinya.

"Udah deh kamu diam aja enggak usah banyak ngeles, sekarang jelaskan yang sejujurnya.KLIK....NNYIIITTT."Albert langsung tersentak ketika Hana mengeluarkan jurus cubit tipis dan kecil Andalannya yang langsung menghujam perut sebelah kanan Albert tepatnya di tulang rusuk Albert, membuat Albert tak tahan rasanya untuk berteriak dan berkonserria.

SCHOOL HOOLIGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang