Di pagi hari yang cerah sang surya memancarkam cahaya indahnya menembus celas celas jendela hingga menyentuh kukit dan kelopak mata, membuat Hana terbangun dari tidurnya, tak menyangka ia kalau bakal tidur senyenyak ini di rumah orang, ia melirik kearah jam dindin yang tertempel ditas pintu kamar, terlihat jam sudah menunjukkan pukul 06.30, yang artinya tinggal setengah jam lagi ia harus kesekolah, bergegas Hana bangkit dari kasur empuk milik pacarnya tsrsebut, mengambil handuk dan menuju kamar mandi."Duh... bentar lagi aku telat nih."Kata Hana gerasak gerusuk mulai panik ia berlari ke kamar mandi.
Mandi sudah, berpakaian rapi ala guru sudah, make up sudah, tinggal satu yang belum lagi, yaitu sarapan pagi, ya hari ini sudah pasti sarapan pagi bersama lagi, tak terbayangkan dan takkan pernah terlupakan kalau dia akan sarapan pagi di rumah orang, rasa malu sebenarnya ada, tapi apa mau dikata, kalau tidak sarapan ia bisa-bisa pingsan, dan Albert sudah pasti akan ceramah ngomel pidato lagi.
Dengan pakaian lengkap Hana menuruni tangga menuju meja makan yang di sana sudah bertengger bang Robby yang asik mengunyah roti, Entah kenapa di rumah ini Hana terasa damai tenang dan tentaram, ia berasa seperti sesuatu yang ia rindukan ada di rumah ini. perlahan Hana turun menuju meja makan, tapi yang aneh di penglihatannya tidak ada Albert disana entah kemana tuh makhluk sekarang, masih ngorok atau sedang mandi, awalnya Hana bodo amat, tapikan ia ikut Albert kesekolah, kalau Albert terlambat sudah pasti Hana terlambat juga, wah... kalau begitu bisa gawat jadinya.
Hana menjadi gelisah ia melihat kesekeliling ruangan mencari keberadaan Albert dimana sekarang, tingkahnya membuat Robby dan Bi Ijah heran."Kenapa han kok kayak orang gelisah gitu sih jadinya ?"Tanya Robby yang masih saja asik mengunyah roti.
"Enggak kok bang, cuma nyari Albert aja takutnya nanti terlambat kesekolah."
"Mending non Hana duduk dulu, makan dulu biar den Albert saya yang ngebangunin."Kata Bi Ijah dengan sopan.
"Iya mending makan dulu deh, bentar lagi juga tuh anak keluar dari sarangnya."Ujar Robby yang kini sedang mengutak-atik Hanphone dengan pakaian dan seragam yang lengkap untuk bertugas di rumah sakit.
"Iya makasih ya bang...!" Kata Hana dengan melempar senyumnya kepada Robby.
"Hah ape... Abang, santai aja han, panggil gua Robby aja, tohkan umur kita enggak beda jauh."Sahut Robby yang sepertinya menolak di panggil abang.
"Hem... iya deh bang."Kata Hana dengan sedikit mengangguk dan malu.
"Lah kok bang lagi."Robby menepuk jidatnya sementara Hana hanya tersipu malu.
Baru beberapa kunyahan menggigit roti yang telah di sediakan, Bi Ijah turun dengan tergesa-gesa terlihat dari raut wajahnya yang sepertinya akan membawa kabar duka, Robby yang sedang asik menyantap makanan tiba-tiba juga heram melihat Bi Ijah datang dengan ngos-ngosan, bahkan sampai terjatuh-jatuh hingga tertatir tatih menuju meja makan, udah kayak lari maraton 1000 meter aja, hidungnya kembang kempis peluhnya turun bercocoran tak tertahan ingusnya juga hampir keluar, maklum bi ijah lagi ngidam plu jadi ingusan deh.
"Gawat den... den... gawat."Naik turun kembang kempis nafas Bi Ijah tak karuan.
"Gawat apaan, coba kalau ngomong napasnya di atur dulu bi, tu cendol di idung juga udah naik turun."Robby sedikit jijik dengan cendol yang bersarang di lubang hidung Bi Ijah, sementara Hana hanya diam menunggu inforamsi yang di dapat oleh Bi Ijah untuk di transfer.
"Pokoknya gawat den, ini tentang den Albert...."Nafas Bi Ijah masih ngos-ngosan, tanpa sadar Bi ijah mengambil minuman yang terpajang di meja makan yang ternyata itu minumam Robby.
"Woww... woww... gawat sih... gawat... tapi minuman saya jangan di embat juga kali bi ?"Robby membulatkan matanya ia merasa jengkel kesal tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL HOOLIGAN
Dla nastolatkówCerita ini hanya Fiktif dan Fiksi belaka Ini karya pertama saya yang dapat saya selesaikan dengan sepenuhnya, semoga dapat menghibur para pembaca. oh...!!! Iya jangan Lupa Like, Komen, saran dan Kritiknya ya, karena saya masih pemula