04. Horor

10 6 1
                                    

LINE!

Notifikasi itu memecahkan fokus Javier. Dia sedang mengerjakan tugas kelompok membuat PowerPoint untuk presentasi besok. Awalnya, cowok itu ingin membalas pesan itu nanti saja. Tetapi karena notif tersebut tidak berhenti, maka Javier membuka ponselnya dan mengeceknya.

AustinAssegaf: Jav
AustinAssegaf: Jav
AustinAssegaf: P
Austin Assegaf: Woy
AustinAssegaf: Nanti malem, bisa ke sekolah?
AustinAssegaf: Kita ke gudang itu lagi, buat bemuin jawaban
AustinAssegaf: *nemuin
AustinAssegaf: gimana?

Javier tampak memikirkan jawaban yang tepat untuk Austin. Nanti malam, ia ada jadwal mengajar di rumah Kiara, di sisi lain, pesan misterius itu juga penting untuknya. Javier jadi bimbang. Apakah dia harus menuruti Austin atau tetap mengajar Kiara?

Javier tidak langsung membalas pesan Austin. Dia membuka kolom chat nya dengan Kiara.

JavierA: Ki

Tidak sampai 1 menit, Kiara membalas pesan Javier.

Kiara Maharani: Apa?
Kiara Maharani: Nanti malem ke rumah kan? Gue ada tugas dan gue gak paham sama sekali

Javier menghela nafas pelan. Dua-duanya sangat penting bagi Javier. Pesan misterius itu penting sekali, dan Kiara juga tidak kalah penting. Coba saja Kiara tidak ada tugas, pasti dia akan ijin tidak mengajar dan akan menuruti permintaan Austin.

"Arrgh." Javier frustasi.

Javier A: Ki, nanti gue ada urusan. Penting banget.
Javier A: Jadi nanti gue nggak bisa ke rumah lo
Javier A: Lo coba aja ngerjain tugasnya. Nanti kalo ada yang nggak bisa, fotoin soalnya terus gue jawab

Kiara Maharani: Urusan apasih?
Kiara Maharani: Lebih penting daripada gue ya? 😒

Javier A: Iya ki, ini menyangkut keluarga gue

Javier berpindah ke kolom chat Austin.

Javier A: Iya gue bisa. Jam brp?
AustinAssegaf: Jam 7 malem, gimana?
Javier A: Oke

Javier mematikan ponselnya. Kemudian dia memijat pelipisnya dan melanjutkan tugasnya.

—✨—

Luna terlihat sibuk menggarap PR Fisikanya yang belum selesai. Dia mengerjakan di ruang keluarga karena dia sendirian di rumah, sehingga cewek itu takut berada di dalam kamar sendirian. Sergio masih ada di kampusnya karena ada urusan.

Saat Luna ingin mengambil ponsel karena tugasnya butuh internet, Luna lupa. Ponselnya ia tinggal di laci meja di kelas. Dirinya mendadak panik. Tubuhnya bergetar.

"Aduh, gimana ini? Kalau ilang gimana," gumam Luna panik.

Luna bingung harus bagaimana. Antara ke sekolah sekarang atau besok pagi sekali. Tetapi, Luna berpikir lagi. Jika dia mengambil besok pagi, maka tugasnya pasti tidak selesai dan dia akan dihukum. Tapi, jika sekarang, pasti tugasnya akan selesai. Walaupun dia harus ke sekolah malam-malam begini.

"Bodo amat dah, gue ambil sekarang. Jangan takut!" Luna mengambil jaket dan memakainya. Dia berganti celana menjadi celana panjang abu-abu. Tak lupa, dia membawa dompet dan kunci mobil.

Luna menuju halaman rumah dan menyalakan mesin mobilnya. Jam sudah menunjukkan pukul 18:30. Luna harap dirinya akan kembali ke rumah sebelum Sergio dan kedua orang tuanya datang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RevealedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang