06. Revealed

8 2 1
                                    

Saat sekolah sudah mulai sepi, mereka keluar dari UKS dan menuju ke arah pintu rahasia itu. Javier menatap datar ke arah pintu itu, seperti tidak ada masalah apapun. Padahal, tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya cowok itu sedang menenangkan dirinya. Jantungnya berdegup kencang sekali, tangannya gemetaran, dan tubuhnya berkeringat dingin. Dia hanya berdoa dan berharap agar dirinya tidak menerima informasi yang tidak senonoh tentang dirinya.

"Ayo Jav," kata Austin setelah dia mengambil kertas yang mengganjal pintu itu.

Gelap, sepi, dan bau. Itu yang menggambarkan kondisi ruangan misterius itu. Untungnya, Javier dan Austin membawa senter. Sedangkan Luna tidak, oleh karena itu dirinya merangkul lengan Javier agak tidak tersesat di kegelapan.

"Ih gue nginjek apaan tuh Jav," keluh Luna saat sepatunya menginjak sesuatu yang lembek dan basah.

"Lebay amat sih," gumam Austin.

Luna tidak menghiraukan Austin dan mereka bertiga tetap melakukan perjalanan sampai pada akhirnya, mata Austin menangkap sesuatu yang menurutnya sangat menarik. Austin menemukan kotak kayu yang ukurannya sedang. Cowok itu kemudian memanggil Javier dan Luna untuk melihat kotak itu bersama-sama.

"Kayak kenal tuh kotak,"gumam Luna pelan.

Untungnya, kotak itu tidak terkunci, sehingga memudahkan misi Javier dan Austin untuk menguak apa yang sebenarnya terjadi.

"What? Isi nya cuma kertas doang? Gue kira ada harta karunnya gitu," kata Austin.

Kertas-kertas itu dilipat menjadi 4 dan diberi angka dengan menggunakan spidol hitam. Dan kertas itu sudah dalam kondisi acak, yang mengharuskan kalian untuk mencari dan mengurutkan sendiri kertasnya.

"Nomor 1 mana nih," gumam Austin.

Luna yang tidak terlibat dalam hal ini juga turut serta membantu mereka berdua mencari dan mengurutkan angka-angkanya.

"Ini gue nemu yang nomor 1, 2, sama 4," kata Luna kepada Austin dan Javier.

Austin merebut kertas itu, kemudian mengambil kertas itu dan membacanya.

Clue #1: 1. Gue menemukan fakta ini, dari 3 bulan yang lalu. Jangan pernah menebak siapa gue.

"Maksudnya apa nih?" tanya Austin kebingungan. "Fakta apaan?" lanjutnya.

"Coba buka yang kertas nomor 2," usul Javier. Kini, giliran Luna yang membuka kertas itu, lalu gadis itu membacanya.

Clue #2: 2. Sejak itu, gue mulai menggali informasi lewat mantan gue.

"Fuck! Bisa gak sih langsung to the point aja? Ribet banget pakai mikir-mikir segala. Kerjaan amat," umpat Austin kesal.

"Ya udah, kalau lo protes terus, keluar aja sana! Gak usah ikut-ikutan!" Luna membentak Austin karena cowok itu sedari tadi hanya bisa mengomel dan mengumpat.

Austin langsung terdiam.

"Udah, ayo kita cari kertas yang nomor 3, masih belum ketemu kan?" Javier berusaha mencairkan suasana. Tetapi hatinya belum mencair🌚

"Di kotaknya gak ada, cuma ada nomor 5 sama 6," jawab Luna dingin. Tiba-tiba, mood nya berubah begitu saja, hanya karena Austin.

Javier yang menyadari perubahan mood Luna langsung menepuk bahu gadis berambut panjang itu dan mengatakan sesuatu dengan bisikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RevealedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang