Titik Awal

39 14 6
                                    

*Yang di mulmed Ranggana Aricandra.
Kalo pake imajinasi sendiri juga boleh.

"Cintai kekurangan lo, jangan cuma menyalahkan diri sendiri. Jangan pedulikan omongan orang yang nggak penting buat lo. Hidup kita nggak akan berhenti karena satu ucapan busuk seseorang."

Ranggana Aricandra

Selamat Membaca

Keira dan tiga sahabatnya sedang berkunjung ke rumah Hany untuk menemaninya karena orang tua Hany sedang keluar kota. Bukan berkunjung sih... tapi bikin rusuh! Lantai kamar Hany hampir penuh bungkus camilan lengkap dengan isinya yang habis dipake lempar-lemparan.

Hany sebenarnya berani-berani aja dirumah sendirian. Malah sebelumnya Hany nggak mau ngajakin Gita, Sira dan Keira buat kerumahnya, karena ia tau pasti rumahnya akan hancur dalam sekejap karena kerusuhan yang diciptakan sahabatnya itu. Tapi gara-gara cerita hantu tadi, rasanya Hany harus pikir dua kali.

Drrtt Drrtt

Keira melirik ponselnya yang bergetar, rupanya ada telpon masuk dari nomor nggak dikenal.

"Halo?" sapa Keira ke seberang sana. Namun belum ada tanda-tanda balasan.
"Ini siapa sih?" Keira menatap layar ponselnya.

Mata mereka beralih dari layar tv ke arah Keira. "Mungkinkah itu Kak Revan?" celetuk Gita dan Hany bersamaan. Soal gini nih... baru mereka kompak.

"Kei ini gue," balas Revan dari sana.

"Oh iya, sampe lupa kalo Kak Revan mau nelpon. Kenapa nih?"

"Nggak kenapa-napa, cuma mau ngobrol aja. Lagi dimana?" tanya Revan sekedar basa-basi.

Keira berjalan keluar meninggalkan sahabatnya. "Dirumahnya Hany nih kak, bareng temen gue yang lain. Baru aja habis nonton film hantu koleksiannya Hany." Keira nyengir sambil melirik ke arah langit malam yang kini dipenuhi bintang berkelap-kelip. Indah banget...

"Berarti gue ganggu waktu kumpul lo dong? Gue jadi nggak enak nih."

"Nggak juga. Toh cuma mereka yang menikmati, dan gue duduk dipojokan sendirian sambil nontonin mereka ketawa-ketiwi," sanggah Keira.

"Tokoh yang terkucilkan," kata Revan sambil terkekeh. Keira memanyunkan bibirnya lalu tersenyum kecil.

"Oh ya, besok hari terakhir masa MOS. Gue pasti akan inget lo kok. Karena lo adalah adek kelas pertama yang tau masalah percintaan gue dan lo juga adek kelas pertama yang mergokin gue ngerokok di sekolah."

"Kak Revan nggak lagi kesel kan gue mergokin lo ngerokok disekolah? Kan salah sendiri, ngapain ngelanggar!"

"Iya deh, gue bakal berhenti. Alasannya karena lo. Puas Kei?" canda Revan.

Keira mengembangkan senyumnya.
"Iya iya."

"Keira lo punya pacar?" tanya Revan yang ngebuat Keira jadi salah paham.

"Um... memangnya kenapa?"

Keira nggak tau mau jawab apa. Buat apa juga Revan ngasih tau Keira tentang itu. Revan juga sebenarnya nggak harus ngebahas ini dan sebenarnya nggak mau, tapi Rangga yang memaksa Revan buat nanyain itu.

"Lo jangan salah paham ya. Gue cuma nggak mau ganggu pacar orang."

Masuk akal juga, ngapain mikir aneh-aneh. Keira berucap dalam hati.

"Nggak punya..."

"Yaudah, makasih waktunya. Sorry ganggu elo malem-malem gini. Besok jangan telat, kalo besok tetep telat, gue kunci pintu gerbangnya!"

LovableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang