Ketika aku tersadar dari mimpi burukku, aku menghela nafas berkali-kali mencoba menenangkan diriku.
Kulihat Firra masih tertidur lelap di sampingku, aku mencoba membangunkannya.
"Raa.. ayo bangun kita kan harus kerja hari ini.."
Yaa.. Aku dan Firra satu sift dan kita harus berangkat bekerja hari ini karena sudah jam 8 pagi dan kita harus masuk jam 9 pagi, untunglah jarak kost ku ke toko memang tidaklah jauh.Saat aku selesai merapihkan diri untuk bekerja Firra baru saja keluar kamar mandi dengan wajah yang tidak semangat sambil menggosok rambutnya dengan handuk.
"Kenapa ra? Ko kaya ga semangat gitu si?"
Firra yang sedang berkaca Seketika menoleh ke arahku."Zaa..... Muka lo kenapa???"
Dia menunjuk ke arah wajahku, aku terheran"Muka gue kenapa emangnya?"
Karena aku merasa tidak ada yang salah dengan wajahku saat ini.Firra langsung mengambilkan kaca kecil dan mengarahkan ke wajahku
Seketika aku terkejut karena melihat wajahku yang penuh dengan bekas cakaran, aku langsung tersadar dengan mimpiku semalam.
Apa... Apakah kejadian semalam bukanlah sebuah mimpi????•••
"Sudah lebih baik kan? Saya rasa ini akan mengurangi rasa sakitnya dan menyembuhkan lukanya"
Kata dokter yang sedang mengoleskan gel ke wajahku."Tapi anehnya saya tidak merasa sakit dok.. Apa ini luka sungguhan?"
Tanyaku dengan heran."Bagaimana bisa terlihat seperti bohongan? Kulit wajah kamu terkelupas sangat banyak seperti ini, dan bagaimana tidak terasa sakit? Bisa ceritakan apa yang terjadi?"
Dokter tersebut terlihat penasaran, mungkin karena luka yang ada diwajahku memang terlihat cukup parah."Tidak ada dok, terimakasih sebelumnya"
Sahutku sambil pergi meninggalkan ruang dokter itu. Siapapun akan menganggapku gila jika ku ceritakan apa yang sebenarnya terjadi padaku.•••
Setelah berobat tadi aku memutuskan datang ke kantor pak Angga, aku rasa aku harus mengundurkan diri dari pekerjaanku dan harus fokus mengurusi keanehan pada diriku ini seperti kata orangtua ku. Aku pun merasa tidak enak pada pak Angga karena terlalu banyak mengambil Libur dengan hal-hal yang terjadi padaku ini . yaa ku rasa ini keputusan yang terbaik. Lalu setelah itu aku pergi ke toko untuk berpamitan dengan Firra dan Riko .
*sesampainya ditoko
"Heyy.. Gimana kata dokter zaa? Maaf gue gak nganterin lo kedokter tadi"
Sambut Firra ketika ku baru sampai dan masuk ke Toko."Gapapa ko Ra, lagipula kata dokter bukan luka parah cuma gak sengaja ke garuk aja pas gue tidur"
Jawabku dengan santai."Kegaruk?? Lo yakin? Coba buka masker di muka lo itu biar gue liat seberapa lukanya!"
Sahut Riko yang mulai bertingkah dengan gayanya itu."Apaan si Rik.. Emang iya koq. Jangan rese dehh! Lagian gue kesini bukan mau pamerin luka gue ko. Gue mau.. Mau Resign dari sini"
"Hahhhhhh????? Kenapa zaaa?? Ada masalah selama lo kerja? Apa lo ga betah satu sift sama Riko ya?"
Sahut Firra dengan Cepat .Aku hanya merasa akan lebih baik jika tinggal dengan keluargaku sekarang, karena keadaan yang semakin memburuk. Aku sendiri mulai semakin sadar bahwa aku tak akan kuat melawan hantu ini sendiri.
"Kayanya gue butuh waktu buat bener² ngendaliin kesehatan gue jadi gue putusin buat resign dan balik ke Bandung. Gue harap lo ngerti ya ra.. Gue janji kalo gue udh sembuh gue bakal balik lagi buat nemuin lo kesini"
Jawabku dengan sedikit meyakinkan Firra.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOZZA [TAMAT]
HorrorMengungkap Misteri Mozza, Wanita yang tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya .