Rumah Sakit Jiwa

50 5 0
                                    

              Derap langkah mewarnai lorong rumah sakit jiwa yang sunyi, sudah beberapa hari ini pihak rumah sakit jiwa di buat keteteran oleh sikap  pasien yang sulit untuk di tenangkan. Hari itu akan datang seorang ahli psikolog dan ahli kejiwaan yang selalu bisa memecahkan hampir semua masalah pasien yang dia tangani, Dokter Adi namanya.

             Sosoknya yang misterius kadang hilang bak di telan bumi, kadang muncul tiba-tiba di saat memang sedang di perlukan. Kedatangan Dokter Adi pagi itu, membuat para  Dokter dan Suster di rumah sakit jiwa bernafas lega. Tanpa basa basi lagi Dokter Adi langsung pergi menuju kamar dimana pasien itu di rawat.

“Siapa nama dan usia pasien?”  tanya dokter Adi.

“Dinda Bramanto, usia 23 tahun dok” jawab suster lugas.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Dokter Adi lagi.

“Keadaannya masih belum stabil Dok, terpaksa kami ikat agar pasien tidak menyakiti dirinya sendiri, sepertimya sudah parah Dok, karena sudah mengalami gangguan jiwa sejak tiga tahun lalu”  jawab Suster sambil berlari kecil menyeimbangi langkah Dokter Adi.

“apa! Tiga tahun lalu?”  dokter Adi menghentikan langkahnya.

"Iya Dok, tapi keluarga pasien baru membawanya ke rumah sakit ini 4 hari yang lalu" jelas Suster.

                 Di sisi lain aku merasa kesakitan karena tali yang mengikat tangan dan kakiku, berkali-kali aku berusaha melepasnya tapi tetap tidak bisa, semakin aku banyak bergerak tali ini menjadi semakin kencang ikatannya.

          Pintu kamar yang aku tempati tiba-tiba terbuka, aku melihat ada dua orang datang, satu wanita berseragam dan satu pria tinggi, tegap dengan pakaian santai atasan kaos berwarna putih, dan bawahan celana jins, memandangku dari depan pintu.

Doter Adi tertegun sesaat, memandangiku yang sedang meringkuk di sudut kamar dengan kaki dan tangan yang terikat.

“apa-apaan ini! Seperti inikah cara kalian memperlakukan pasien?!”  hardik Dokter Adi.

Satu Ikatan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang