IMAN 26

66 9 16
                                    

Nabila duduk melamun di dekat jendela kamarnya, ia duduk sambil memandangi kendaraan yang lalu-lalang di depan rumahnya. Kejadian di resepsi pernikahan Aisyah sedikit membuatnya syok. Tidak hanya di kejutkan tentang Aisyah yang menikah dengan Bagas-sahabat kilatnya, namun juga mengetahui fakta bahwa Iman adalah kakaknya Aisyah.

Tentang pernikahan Aisyah dan Bagas, Nabila telah mencium bau-bau mencurigakan ketika melihat nama Bagas yang bersanding dengan Aisyah. Tentu ini bukan kebetulan bukan? pada hari yang sama hanya jamnya yang berbeda undangan pernikahan Bagas dan Aisyah datang. Atas kecurigaan itu Nabila mengajak Aisyah untuk bertemu tepat satu Minggu sebelum hari pernikahannya.

"Ais, kamu lama banget sih!" omel Nabila.

"Hehehehe, maaf aku kan sibuk Bil," ucap Aisyah sambil cengengesan.

"Ya sudah duduk Ais, aku mau menanyakan sesuatu." Aisyah pun mengangguk dan duduk persis di samping Nabila.

"Oke, pertama aku mau nanya sama kamu. Kenapa kamu baru sekarang ngasih tahu aku kalau kamu mau nikah?!"

"Oh itu ... Hem ...,"

"Itu apa Ais?"

"Ilham pasti sudah memberi tahu kamu kalau aku dijodohkan, jadi semuanya serba mendadak. Ketemu calonnya saja baru hari ini Bila." Nabila sontak kaget mendengar penuturan Aisyah.

"Maksud kamu, kamu baru hari ini ketemu calon suami kamu?" Aisyah pun mengangguk.

"Kami masing-masing di kasih tahu lewat foto saja, kalau ketemu langsung baru hari ini."

"Kamu suka dia?" tanya Nabila cemas. Pertanyaan itupun langsung menerbitkan senyum di bibir Aisyah.

"Iya, aku suka dia. Dia kelihatannya baik, patuh sama orang tuanya dan yang penting dia itu ganteng banget terus ada lesung pipi lagi," jawab Aisyah sangat antusias namun di hati Nabila ada sedikit kekhawatiran ketika mengingat bagaimana reaksi Bagas tentang pernikahan ini, tidak ada semangat sama sekali.

"Terus si Bagas bagaimana?" tanya Nabila.

"Hem kalau Bagas, awalnya dia cuek bahkan tidak ingin berbicara padaku. Namun nih, bukan aku gr ya! pas dia lihat muka aku di depan matanya baru deh dia senyum sama aku, ngobrol. Pokoknya orangnya seru!" jawab Aisyah antusias.

"Dasar Bagas! nggak bisa lihat yang cantik!" gumam Nabila di dalam hatinya.

"Hem Aisyah? apa kamu ingat cerita aku tentang malaikat baik yang sudah menolongku untuk mencari nenekku?"

"Tentu, tentu aku masih ingat dengan cerita itu."

"Kamu tahu? malaikat itu adalah calon suami kamu." Setelah ucapan Nabila nampak muka Aisyah seperti terkejut.

"Tuh kan! aku tidak salah memilih dia jadi calon suami aku!" ucap Aisyah sambil meloncat kegirangan. Nabila pun hanya geleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya yang satu ini.

"Oh ya Bil, Kakak aku kan sudah pulang. Nanti pas di pernikahan aku, aku akan kenalin kalian berdua."

"Kakak kembarnya kamu?" tanya Nabila dan diangguki oleh Aisyah.

"Hem siapa namanya? aku lupa." Ucap Nabila yang langsung disambut pukulan Aisyah di lengan Nabila.

"Ck masa lupa sih! namanya kak Dayat Bil, catat ya kak Dayat!"

"Iya-iya aku catat di kepalaku yang keras ini," ucap Nabila sambil terkekeh.

"Sebenarnya sih aku pingin kakak aku tuh sama kamu saja Bila biar kita bisa jadi saudara ipar. Tetapi sayang kakak aku sudah dijodohkan dengan Aishwa."

Cahaya Iman yang Hilang [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang