Ep8. Violin Class with Junghwan Saem

15 4 0
                                    

Adikku banyak bercerita padaku selesai makan sarapan pagi ini. Dia menceritakan bahwa pagi buta tadi dia baru saja mendapatkan violin dari ibu karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Dia sangat senang, karena ibu sudah berjanji akan membelikannya violin di hari ulang tahunnya yang ke 7.

"Terus kak, kemarin guruku membahas soal cita cita, kemudian dia bertanya pada semua murid apa cita cita kami" Kata Jiheon sambil memakai sepatu. Karena tali sepatunya tercopot, aku berjongkok dan mengikat kembali tali sepatunya.

"Teman temanku ada yang mau jadi dokter, polisi, tentara, aktris dan lain lain! Hanya aku yang berbeda" .

"Memangnya apa cita citamu?" Aku kembali berdiri.

"Seperti bibi Rose! Aku ingin menjadi violinis! Makannya aku minta ibu menghadiahkan aku violin! Tapi.." Senyumannya pudar.

"Tapi? Kenapa bersedih?" Tanyaku kembali berjongkok.

"Tapi aku tidak bisa main violin.. kan jika mau jadi violinis harus belajar dulu.. tapi ibu sama kakak kan bisanya melukis, bukan main musik.. bibi Rose kan masih ngurusin Jeol" .

Jeol adalah anak pertama dari bibi Rose, waktu silam ibu pergi kerumahnya, itu untuk bertemu dengan Jeol Kim yang baru saja lahir.

Aku berpikir sejenak, dipikiranku langsung terlintas seseorang. Yap, siapa lagi? Aku langsung duduk disamping Jiheon dan membisikinya sesuatu.

"Sungguh? Kakak tidak bohong?!" Serunya.

"Untuk apa aku bohong? Sudah, ibu sudah menunggu kita di luar".

Jiheon memegang tanganku dengan kuat dan dia berlari menuju mobil yang ibuku kendarai. Hari ini juga tidak seperti biasanya, ibu mengantar kami berdua kesekolah. Mungkin ibu ingin bernostalgia dengan aroma si pemilik mobil ini. Tidak, ini nostalgia kami semua bersama. Kapan lagi aku bisa merasakan seperti diantar ayah meskipun hanya dari aroma tubuhnya yang tertempel disini?

Lilienne Senior High School.

08.56

"A-aku mengajari anak usia 7 tahun main violin? Kamu tidak salah pilih?" Junghwan terkejut mendengarnya.

"Bukannya aku datang ke orang yang tepat? Dia ingin sehebat kamu loh.." Aku bersandar di dinding tembok sambil meliriknya.

"Ah.. bagaimana ya?"

"Jiheon ulang tahun hari ini, aku tak mau mengecewakannya. Makannya aku memintamu, aku sudah janji juga. Hehe" Mata gadis itu berputar malas dan kemudian tertawa kecil.

"Hanya karena dia ulang tahun dan dia masih kecil, aku mau. Tapi pulang sekolah nanti temani aku ke toko hadiah ya?"

"Untuk apa?"

"Huft.. tadi kamu bilang dia sedang ulang tahun. Aku tidak boleh memberinya hadiah ya?" .

"Boleh lah. Yasudah nanti kutunggu didepan gerbang!" Aku kembali ke tempat duduk ku. Dan gadis itu tersenyum sambil tertawa kearahku.

"Dia mirip kakak dulu".

-
Junghwan terlihat sedang memilih hadiah yang akan dia berikan pada adikku. Dia sempat bertanya soal barang yang adikku sukai, aku hanya bilang jika Jiheon sangat suka musik, dan salju.

"Sulit. Tidak ada yang berbau musik disini.." Ucapku pada Junghwan dan ia langsung mencari barang yang lain.

"Hei, kemari! Bagaimana dengan ini? Bagus kan?" Junghwan memanggilku, aku meliriknya dan melihat bertapa indahnya barang itu.

"Whoa.. aku berharap aku yang mendapatkan benda itu. Yasudah, ambil yang ini. Dia pasti suka!" .

Sampai dirumah, Jiheon langsung datang memelukku dengan erat dan aku langsung memperlihatkannya pada Junghwan, yang akan mengajarinya bermain violin.

[REVISI] The Light : I Will Always By Your SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang