Namaku Dayna, kelas 10 SMA.
"Dayy, Dayyyyyyyyyy." Panggil Dhiza dari kejauhan.
"Hemm? Napa Dhiz?" Jawabku.
"Tadi, gue ketemu Agiz, katanya minta salinan proposal buat event 20 April nanti." Ucap Dhiza
"Oh, gampanglah ntar tinggal gue salin." Ucapku
Dhiza Arisasteanu. Temanku semenjak TK dia memang tak pernah berubah, masih sama dengan tingkah absurdnya yang menyedihkan setiap harinya. Namun tetap saja, tanpanya mungkin hidupku tak akan se menyenangkan ini. Dia yang paling tahu ketika aku sedih maupun bahagia.
Dan ya, aku masih menunggu seseorang. Namanya... Dean. Deanke As- Saffat. Dia cukup menyebalkan, cuek, dingin. Tapi aku suka hal itu, entah kenapa, itu seperti ciri khasnya yang tidak dimiliki siapapun.
Akan ku ceritakan bagaimana tampangnya, ia tinggi seperti tiang, rambutnya hitam pekat, kulitnya sedikit sawo matang. Banyak hal menyakitkan yang telah terjadi antara aku dengannya, mungkin ia tak pernah tau, seberapa sakitnya aku disini karenanya dan berusaha berdiri sendiri. Sebenarnya, itu kesalahanku juga. Tapi mau bagaimana lagi. Dan ya, aku akan mencoba melepaskannya.
Meski sakit, aku tahu ini akan baik. Mungkin aku akan mendapat pengganti yang lebih darinya. Aku sedih, kecewa, sakit, dan sebal.
Aku bukan anak populer yang dikagumi banyak orang di sekolah, pacaran saja tak pernah sama sekali. Awal aku mengenal Dean adalah karena hanya sebatas penasaran. Namun lama-lama rasa penasaran itu menjadi rasa ingin tahu, lalu bertambah lagi menjadi rasa ingin mengenal dan semakin bertambah menjadi rasa ingin memiliki.
Orang pertama yang aku tanyakan tentang Dean adalah Riana. Riana adalah teman sekelasku yang kebetulan mengenal Dean dengan baik. Ya mau bagaimanapun dia itu bisa dibilang teman dekat nya Dean, jadi mau bagaimana lagi, aku memang harus menanyakan Dean hanya padanya. Saat itu dia sedang sendiri, dan ya, aku menghampirinya untuk bertanya tentang Dean.
"Ri, Riana, gue mau nanya dong.." tanyaku.
"Tanya apaa??...." ucapnya.
"......."
KAMU SEDANG MEMBACA
Him.
Teen Fiction"Melupakanmu itu mudah, tapi melupakan kenangan yang kau buat itu sulit." Sampai kapan aku harus menunggumu dan tenggelam dalam rindu yang tak berarah ini? Cerita ini belum selesai. Namun cerita kita mungkin telah selesai tanpa kita bahkan belum me...
