Chapter 1

18.1K 493 2
                                    

ANYA POV

Hari bersejarah untuk hidupku!. Aku memandang tubuh kecilku yang dibalut seragam sebuah hotel bintang lima di Jakarta. Tidak sia-sia aku lulus dengan nilai memuaskan dari jurusan tata boga sebuah akademi perhotelan. Kemampuanku menarik hotel sekelas Grand Tjakrawinara untuk memperkerjakanku sebagai asisten chef. Yah...walaupun masih dalam masa percobaan tapi aku yakin 3 bulan lagi aku akan meraih predikat sebagai pegawai tetap!

Aku menggulung rambutku ke atas dan menjepit anak rambutku agar tak terlihat berantakan. Kulitku yang berwarna gading sangat cocok dengan warna lipstik pink natural yang kupakai. Aku menatap mata hitamku yang bulat...ummm sepertinya aku ingin memakai eyeliner tipis hari ini dan pensil alis coklat kesukaanku!. Sekali lagi aku cek penampilanku dicermin sambil menutup seragamku dengan jaket agar tidak kotor selama perjalanan. Yah perfect, aku siap berangkat!

Aku menghela nafas panjang dan berjalan keluar kosan. Aku berjalan kaki sejauh 100 meter dan sampai di halte bis. Kosanku ini memang cukup strategis dekat dengan jalan raya besar. Mataku mencari bis untuk menuju hotel dan ini benar-benar hari keberuntunganku, bis yang kutunggu langsung muncul setibanya aku di halte. Semoga hari ini keberuntunganku akan terus menyertai.

*****

Sesampainya aku di hotel dengan sedikit gugup aku melangkahkan kaki memasuki pintu masuk yang otomatis terbuka. Mulutku menganga memasuki hotel Grand Tjakrawinara, tak kusangka aku bisa bekerja ditempat semegah ini!. Ruangan lobi di dominasi dinding kaca dan cermin berbentuk antik, dengan furnitur style kerajaan eropa, lampu kristal yang menggantung indah ditengah ruangan seperti sering kulihat di serial televisi The royals. Yah aku memang baru pertamakali menginjakkan kaki di hotel ini, sebelumnya wawancara dilakukan di kantor pusat Tjakrawinara grup.

Seorang security tampak tersenyum menyambutku. Dengan kikuk aku berjalan mendekatinya.
"Pak, permisi saya asisten chef yang baru.. Anya" aku mengulurkan tangan pada sang security bernama Agus dilihat dari nametag yang dipakainya.
Agus tersenyum dan menjabat tanganku "Oh...Mba Anya...silahkan ke atas sudah tau kan ruang dapurnya"

"Sudah Pak...lantai 10 kan Pak?"

"Iya , Mba silahkan..."

Aku menaikki lift untuk ke lantai 10.

"Tinggg"

Pintu lift terbuka. Yak ini lah tempat kerjaku. Sebuah dapur hotel bintang lima! Dapur yang sangat bersih dan apik dengan dominasi metal pada kitchen setnya.

"Selamat pagi" aku memberi salam.

Seorang gadis berpakaian koki sepertiku tersenyum, wajahnya bulat dengan mata hitam yang sangat ramah "Hai...Anya?" Dia menatap nametag ku.

Aku tersenyum hangat "Iya...dan kamu Gita?" Aku melihat nametagnya juga.

"Haha...ya....wah senangnya udah ada yang gantiin Mba Dian, kita kerepotan banget disini semenjak Mba Dian resign karena hamil"

"Hooo..." aku mengangguk pelan, jadi aku menggantikan seorang asisten chef yang hamil. Pantas saja di surat perjanjian kerja aku tidak boleh menikah dan hamil dalam kurun waktu 1 tahun.

"Mari kuantar bertemu Chef Susi" Gita menarik tanganku tanpa sungkan, beberapa mata sekilas melihatku dan mereka kembali bersiap melakukan pekerjaannya.

"Chef ini anggota team yang baru, Anya!"

Seorang wanita paruh baya menatapku dari atas ke bawah "Hahhhh syukurlah! Kamu sudah sampai" Chef itu mendekatiku dan memegang bahuku seakan aku penyelamat.

"Ummm...maaf chef saya baru datang karena kemarin diberitahu..."

"Yah..yah...memang jam kerja shift pertama kita mulai jam 8, tapi malam ini akan ada acara spesial keluarga Tjakrawinara. Jadi kami semua datang lebih awal. Tak apa, dengan tambahan personil saya sudah sangat senang. Kita memang kewalahan sepeninggal Dian"

"Semoga saya bisa membantu" jawabku gugup.

"Yah...kerjaan pertama kamu adalah memastikan semua bahan2 tersedia dan dalam kondisi fresh...oke cek...cek bergerak!"

"Baik chef"

"Dan kita semua akan kerja lembur hari ini tim!" Teriak chef kepada seluruh tim dapur.

"Aye....aye...captain!" Sorak seluruh anggota tim dapur.

Waawww...tampaknya mereka tim yang kompak. Suasana kerja disini sangat menyenangkan. Aku akan betah disini!.

Tapi tunggu? Lembur? Yak hari pertama kerja dan lansung lembur? Ini hari keberuntunganku atau...

"Krekk.." pintu ruang dapur dibuka, menyadarkanku dari lamunan.
Seorang laki-laki dengan mata coklat terang memasuki dapur. Semua mata tertuju padanya, termasuk diriku. Lelaki itu bertubuh tinggi dan atletis, rambutnya coklat tua dibelah rapih kesamping. Wajahnya seperti bukan orang indonesia, hidungnya mancung dengan tulang hidung yang agak bengkok sedikit, perawakan rahang yang tegas tanpa sehelai kumis ataupun jenggot di wajahnya. Kulitnya putih hampir pucat seperti tokoh2 vampir. dan seakan tau senyumnya sebagai senjata yang mematikan dia menebarnya ke seantero ruangan. Berhasil membuat para wanita diruang dapur melting...yah lagi-lagi termasuk aku.

Mulutku menganga memperhatikan lelaki itu yang berjalan semakin dekat. Aku tak yakin pernah melihat laki-laki yang lebih sempurna dari ini. Apakah aku disurga?
Karena dia lebih memungkinkan sebagai malaikat daripada manusia!

Pandangan kami bertemu, alisnya yang tebal tampak berkerut kebingungan melihatku, dan tiba-tiba aku tersadar aku masih melongo!  langsung kututup rapat mulutku yang menganga. Aku menundukkan pandangan sambil meremas rok seragamku. Aku malu!

Tak ada satu pun kata yang berhasil keluar dari mulutku. Tubuh tingginya pun melintas dihadapanku tanpa terusik dengan keberadaanku. Yah siapa yang peduli dengan karyawan baru seperti aku kan?

"Kenapa kamu bengong gitu? Setidaknya katakan selamat pagi pak radit!" Gita menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dia itu anak ke-2 Pak Sandi Tjakrawinara pemilik hotel ini, dia yang bertugas sebagai CEO disini" lanjut Gita sambil berbisik.

Ya ampunnn! Ternyata dia CEO? Apa-apaan ekspresi yang aku keluarkan tadi? Aku melongo! Memalukan!

"Habisnya Dia...."

Gita memotong kalimatku
"Ganteng....ya kan? High quality bachelor se-indonesia raya, tapi jangan mimpi Anya...kita mah rakyat jelata."

"Heh ya lah..mana mungkin...aku cuma..."

Lagi-lagi Gita memotong kalimatku
"Hummm..ya terpesona, yang pertama kali liat Dia emang gitu. Tapi lama-lama akan terbiasa, apalagi dia itu out of the reach yah kan...logika kita akan menyelamatkan kita dari reaksi melongo kayak tadi" Gita tertawa kecil menyenggol bahuku.

Aku tertawa kecil sambil terus memperhatikan lelaki itu berjalan menemui chef Susi. Dia tampak berbicara sesuatu yang penting. Mungkin sedang mengecek persiapan pesta nanti malam.

Ahhh...bisa gak CEO di hotel ini lebih tua dan lebih jelek sedikit? Aku gak yakin bisa kerja konsen dengan godaan seberat itu.


Do I Love You? (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang