Chapter 4

12.2K 373 4
                                    

ANYA POV

Kakiku lemas sesampainya diruangan CEO. Ruangan itu terlihat sangat megah dengan hiasan bernuansa eropa serupa di lobi hotel, namun dengan warna yang lebih manly. Aku merebahkan tubuh Radit di sofa besar ditengah ruangan. Matanya terlihat sayu, dengan nafas yang terdengar cepat.

Aku berdiri dan bergegas meninggalkannya. Tiba-tiba aku rasakan tangan Radit menahan tanganku. Nafasku terasa berhenti sesaat. Aku menoleh berusaha tenang "Ada yang anda butuhkan lagi, Pak?"

"Ya..." jawab Radit, tangannya menarik tanganku untuk duduk disebelahnya.

"Jangan pergi..." lirih Radit mengatakannya sambil menatapku lekat. Mata kami bertemu lama, rasanya aku butuh sesuatu untuk membangunkanku dari mimpi.

Perlahan aku duduk disebelahnya,
"Jangan pergi..." tangan Radit meraih pipiku.

Jantungku terasa berhenti berdetak, mulutku tak sanggup berkata-kata. Wajahku mengikuti kearah sentuhan tangannya. tangannya terasa dingin diwajahku.Aku memejamkan mata. Sungguh aku tak ingin bangun dari mimpi ini.

"Kamu yang menatapku tadi pagi..." bisiknya lirih.

Aku mengangguk pelan mengakui ekspresi tak terkontrolku saat pertama kali melihatnya.

"Kamu mengikutiku sejak masuk ballroom hotel.." sentuhan tangannya bergerak ke daguku.

"Kenapa?" Ibu jarinya menyentuh lembut dibibir bawahku.

Aku tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun. Mataku menatap matanya yang sedang memperhatikan bibirku.

"Kenapa?" Tanyanya sekali lagi "Kenapa kamu memperhatikanku?" Matanya bergerak dari bibirku ke mataku lagi.

Aku memejamkan mataku mencoba mencari jawaban yang tepat. "Maaf pak...saya...saya...tidak tahu..." aku mencoba tetap formal berbicara dengannya. Mengingat Dia adalah CEO...yah seorang CEO! Ya Tuhan bangun Anya!

Radit merubah posisi duduknya. Wajahnya mendekat ke wajahku. Detak jantungku pun semakin tak menentu.

"You want me, Right?" Bisik lelaki tampan itu ditelingaku.

Bisikkan Radit membuatku bergidik, Aku sadar dengan respon tubuhku sendiri...

Yah sayangnya Aku memang menginginkannya, tapi tak secepat ini!. Aku tak mampu berkata apa-apa, aku tak biasa berbohong, bahkan untuk menyelamatkan diriku dari sergapan Radit.

"Say it! You want me right?" Bisikkan Radit meninggi, hembusan nafasnya yang semakin cepat terasa jelas diwajahku.

"Pak...bapak...sedang mabuk" aku berusaha mengclearkan suasana, tapi aku tak ingin sama sekali tangannya berhenti menyentuh sisi wajahku.

"Ini bukan tentang aku...ini tentang kamu... say it! Do you want me?" Bisiknya dengan suara yang bergemuruh.

Aku beberapakali mengerjapkan mata, mencoba berpikir dengan logika.

Tidak jangan secepat ini! Kamu bukan perempuan murahan Anya!
Kamu masih virgin! Kamu yakin mau memberikannya ke lelaki mabuk ini?

Aku memejamkan mata dan menghirup nafas dalam. Kenyataanya aku memang tak pernah menginginkan seorang lelaki seperti ini...seperti Radit. Dia sangat berbeda untukku. Sejak pertama menjatuhkan pandanganku padanya, seluruh sel tubuhku seakan menjerit ingin mendekatinya.

Kali ini Logika tidak ingin menyadarkanku!

"Ya...i want you" bisikku lirih.

......

Yahhhhh maapkeu yah teman2. Cerita harus di unpublished karena sedang dalam tahap cetak.

🙏😁

Kalau sudah terbit akan aku kasih info2 nya 😘😘😘

Do I Love You? (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang