Yuki's PoV
Hari ini Jaehyun pulang kerja lebih awal dan aku sudah menyelesaikan beberapa desain untuk proyekku. Makanya, sekarang aku sedang bersantai dan bermain dengan Noby di ruang tamu, sedangkan Jaehyun masih sibuk mandi sehabis pulang kerja.
Jangan bilang ya, kalau sekarang aku lagi pakai dasi Jaehyun untuk mainannya Noby, hehehe.
"Ayo Noby~ come here~" kutarik dasi Jaehyun perlahan dan menjauhi dari jangkauan Noby. Noby sangat menyukai barang barang yang menjuntai, seperti tali, gorden, bahkan sampai dasi Jaehyun kerap dijadikan alat mainnya.
Aku memekik suaraku ketika Noby dapat meraih ujung dasi yang kutarik dengan sangat cepat. Untuk kucing kecil seperti Noby, dia sangat gesit. Noby langsung menggigit dan mencakar-cakar dasinya. Tak heran, dasi Jaehyun sudah mulai lusuh karena sering kujadikan bahan mainan untuk si nakal satu ini. Tapi karena saat ini Jaehyun gak tau, ya biarlah. Selagi dia masih di kamar mandi.
Suasana rumah yang sangat sepi menjadi gaduh, hanya karena aku yang berisik bermain dengan Noby. Sepertinya Jaehyun bisa mendengar kegaduhan yang kubuat akibat ulah Noby dari dalam kamar mandi.
"Heh, itu dasi punya siapa?" seketika orang yang tak ingin kujumpai untuk saat ini muncul secara tiba-tiba dan membuatku jumpscare. Jaehyun baru saja selesai mandi, dengan kondisi tubuhnya tidak dilapisi sehelai kainpun dan hanya sebuah handuk yang dikaitkan di pinggangnya.
Glek. Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kenapa Jaehyun mengomeliku dalam keadaan seperti ini?
Aku mencoba mengalihkan perhatiannnya, "Jae! Sana pake bajumu dulu!" pekikku sambil melemparkan bantal sofa di sampingku.
Ya ampun, aku harus kesal atau gimana, sih?
Jaehyun dengan reflek menangkis lemparanku, "Yuki, udah berkali kali kubilang gausah pake dasiku cuman buat dijadiin bahan mainannya Noby bisa ga sih? Itu dasi kerja tau!" omelnya. "Tali yang biasa dimainin kan bisa, gausah pake dasi kerjaku segala."
"Kan kamu bisa beli dasi baru." jawabku dengan senyuman polos yang pastinya bikin Jaehyun kesal setengah mati.
"Oh gitu? Sekalian aja aku ikat kamu juga, gimana?" sahutnya dengan seringai tajam yang dicampur dengan raut mukanya yang masih terlihat kesal.
Aku terbelalak mendengar ucapan Jaehyun, "Ampun deh ampun--aku beliin yang baru buat kamu deh tapi jangan ikat aku--oke?"
Mati kutu.
Noby yang sudah kelelahan setelah bermain dengan seluruh tenaganya kini sudah tidur pulas di atas sofa. Sepertinya ia tak mau terlibat dalam masalah ini. Dasar makhluk satu ini. Giliran diomeli malah tidur.
Tok tok.
Sepertinya ada orang di luar. Siapa ya, yang mau bertamu malam-malam begini. Siapapun itu, aku sangat bersyukur karena aku terselamatkan dari mode mautnya Jaehyun sekarang.
"Tunggu sebentar." sahutku dan bergegas menuju arah pintu.
🐈🐈🐈
"Loh, kak?"
"Yo, adik dan adik iparku! Maaf tiba tiba berkunjung malam-malam begini. Lama tak jumpa." Sapanya. Orang ini ialah Nakamoto Yuta, kakak kandungku sekaligus kakak iparnya Jaehyun.
"Gue baru aja dari bandara abis dari Tokyo. Kebetulan bandara kan jaraknya searah sama rumah kalian, jadi gue nyempetin buat mampir kesini. Lagian kita juga terakhir ketemu cuman pas acara pernikahan kalian doang, kan?" ucap kak Yuta sambil menyodorkan sekantung plastik camilan yang dibawanya dari Jepang.
YOU ARE READING
We and Our Cat's Daily Life🐈Jaehyun
FanficOrang-orang yang baru menikah pada umumnya ingin segera memiliki momongan dalam kehidupan baru mereka. Tetapi, tidak pada pasangan satu ini. Mereka memilih untuk memelihara seekor kucing dalam keluarga kecil mereka dan menganggap seperti anak sendir...