"Iya Pak, cukup sampai di sini saja. Ini apartemen saya."
".. Baik, Pak. Terima kasih sudah membantu saya membawakan ini."
Terdengar seperti suara Jaehyun yang sepertinya baru saja pulang bekerja. Dan... rasanya ada beberapa orang membawa barang?
Tok tok.
"Yukiiiii~ kejutaaaan~"
Yuki yang sedang memberi makan Noby keluar menghampiri orang yang memanggil namanya itu.
"Ada ap--" Yuki terkejut melihat suaminya membawa sebuah paket yang cukup besar.
"Tada~ TV baru, 55 inci lho!" sorak Jaehyun dengan bangga.
"Ini kamu yang beli sendiri?"
"Lebih tepatnya, aku menang undian dari bank."
"Berarti... TV gratis?" tanya Yuki penuh harap.
"Iya gratis. Hanya bayar pajak hadiah 30 persen."
"30 persen dari harga aslinya?"
".... Iya."
Hening. Seketika Yuki terdiam.
"HAH? KAU GILA?! 30 PERSEN ITU BANYAK, JAE! LAGIPULA ITU KAN TV MAHAL, BESAR PULA!" Yuki yang auto-kesal segera mengunci kamar dan membiarkan Jaehyun di luar kamar.
"Yuki sayang, jangan marah dong! Maaf aku gak nego sama kamu dulu--kan katanya kamu mau minta ada TV agar bisa menonton film kan?" Jaehyun berusaha membujuk Yuki sambil menggedor-gedor pintu kamarnya.
Yuki menggerutu dari balik kamar, "Ugh, apanya yang menabung. Katanya mau persiapan untuk calon anak kita."
"Yuki, maaf ya, gak akan kuulangi lagi." pinta Jaehyun pasrah.
"......... "
Malam ini, Jaehyun meratapi nasibnya di ruang tamu. Tidak ada pelukan hangat. Cukup dengan tidur di sofa walau kakinya kelewat batas.
Meoooow~
Ah, untungnya ada Noby yang bersedia menemaninya malam ini.
Jaehyun meletakkan Noby ke atas dadanya dan mengelusnya. "Noby tidur sama Papa aja, Mama kamu ngambek. Jadi temani Papa, ya?"
Tak lama, mereka pun terlelap bersama di atas sofa.
🐈🐈🐈
Yuki's PoV
Akhirnya berjumpa dengan akhir pekan, melepas penat setelah semua proyek melelahkan usai. Mari bersantai!
Ah iya, Jaehyun membawa kejutan sepulang bekerja beberapa hari lalu, yakni sebuah TV LED 55 inch yang harganya tentu saja terbilang cukup mahal.
Awalnya aku kesal karena Jaehyun tidak berdiskusi denganku sebelumnya, walaupun hanya membayar 30 persen saja tapi itu tetap saja terbilang cukup mahal--uh, aku sangat perhitungan. Tapi memang sih, aku pernah mengatakan kepadanya jika aku ingin ada TV agar bisa menonton film di akhir pekan.
Nasi telah menjadi bubur, ya mau gimana lagi. Mari manfaatkan benda tersebut, saatnya kita menonton film!
"Hei, aku mandi dulu ya," pinta Jaehyun.
"Oke." jawabku. "Sambil tunggu kamu mandi aku siapkan camilan dulu ya."
Aku menuju ke dapur untuk menyiapkan beberapa camilan. Ada keripik kentang, wafer cokelat, kola, dan--oh! Aku lupa memasak pop corn, camilan yang wajib untuk menonton film.
Aku memasak pop corn dengan sebuah panci yang berukuran tak terlalu besar, yang tutupnya terbuat dari kaca. Agar mudah memperhatikan kematangan makanannya. Kemudian aku menuangkan sebungkus kernel jagung. Tak lama kemudian, satu per satu kernel tersebut meletup-letup.
Sambil menunggu, aku membuat karamel untuk pop corn-nya, yang berasal dari gula yang dilelehkan.
Meow~
Di dapur pun, ada Noby yang menemaniku. Dia baru saja kuberi makan. Sepertinya dia sudah kenyang, Noby meninggalkan dapur dan menuju ruang tamu, tepatnya di depan TV.
Suara grasak-grusuk terdengar dari tempat Noby berasal. Oh, sedang mengejar cicak rupanya. Yah karena bukan hal apa-apa aku melanjutkan kegiatan memasakku.
Pop corn sudah matang. Tinggal menyiraminya dengan lelehan karamel tadi. Oke, hidangan telah siap! Saatnya menonton film.
Cicak yang dikejar Noby pun semakin merayap lebih tinggi. Noby pun tak mau ketinggalan. Ia menaiki meja TV dan meraih-raih cicak tersebut. Lagi, cicak itu merayap semakin tinggi.
Sontak Noby melompat untuk menggapainya. Hap!
BRUKKKK!
Aku yang mendengar benturan keras tersebut terkejut dan keluar dari dapur, astaga suara keras apa itu dari ruang tamu? perasaanku semakin tidak enak.
"Noby? Sedang apa kau--"
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHH!"
"Yuki, ada apa di sana?"Jaehyun yang telah selesai mandi bergegas menuju ruang tamu dan sangat terkejut dengan apa yang telah terjadi di depannya.
Jaehyun terbelalak, "ASTAGA TV BARU KITA KENAPA BISA JATUH SAMPAI LCDNYA PECAH BEGINI?" Tukasnya.
Noby pun sukses dengan misinya. Mangsanya telah berhasil ia tangkap. Dengan mengorbankan TV baru sang pemilik.
"Ini, Noby main sama cicak sampai TV nya ambruk."
"Ya ampun, baru saja sehari sudah rusak." Jaehyun tertunduk dan mengusap wajahnya. Dia terlihat sangat apes, begitu juga denganku.
"Demi Tuhan kucingku, kamu nakal sekali." pintaku, sambil meringis meratapi TV baru yang sudah tak sempurna lagi bentuknya. Aku hanya bisa mengelus dada.
"Huhuhu," rengek Jaehyun. "TV undian ada garansinya tidak ya?"
"Meow." Noby menyerahkan hasil buruannya ke sang pemilik dengan polosnya.
"Sudah buang saja. Papa sedang sedih."
Acara menonton filmmya pun terpaksa dibatalkan.
🐈🐈🐈
"Yah, padahal aku sudah siapkan banyak camilan."
"Ayo kita habiskan bersama," ujar Jaehyun. "Dalam rangka memperingati TV kita yang rusak."
"Mari kita bersulang."
"Cheers."
Akhirnya, segala camilan yang telah disiapkan tadi dihabiskan sambil meratapi TV rusak dalam keadaan hampa. Akhir pekan yang nahas.
YOU ARE READING
We and Our Cat's Daily Life🐈Jaehyun
FanficOrang-orang yang baru menikah pada umumnya ingin segera memiliki momongan dalam kehidupan baru mereka. Tetapi, tidak pada pasangan satu ini. Mereka memilih untuk memelihara seekor kucing dalam keluarga kecil mereka dan menganggap seperti anak sendir...