09. Sucks!

226 22 5
                                    

"Yu..ki?" Lucas memandang tak percaya jika dirinya bertemu denganku.

Aku melirik Jaehyun. Jaehyun menatap Lucas dingin, memandang dengan rasa sedikit tidak suka.

Noby masih saja mendesis dan menggeram kepada anjing bernama Honey tersebut, kemudian menyerangnya secara tiba tiba. Aku yang melihat hal tersebut langsung melerainya.

"Ssssh, Noby jangan nakal." Aku menggendong Noby untuk mencegah Noby agar tidak menyerangnya lagi.

"Ha-hai Yuki, apa kabar? Oh iya, selamat untuk pernikahan kalian berdua, ya. Maaf aku tak sempat hadir di hari pernikahan kalian," ucap Lucas sambil memeluk anjingnya.

"Baik, sangat baik. Kehidupanku sangat baik setelah aku menikah." jawabku singkat. Entah kenapa aku enggan meladeninya.

"Kurasa dia telah merawatmu dengan baik." pinta Lucas.

"Aku tahu. Suamiku menjagaku jauh lebih baik daripada lelaki lainnya. Juga tahu bagaimana memperlakukan seorang wanita dengan baik." tukasku sarkas. "Ayo Jae, kita pergi."

Berbicara dengan Lucas hanya membuatku muak. Hanya membuang buang waktu kami. Aku dan Jaehyun yang awalnya ingin bersantai malah menjadi kesal sejak bertemu dengan Lucas, entah kenapa. Aku menarik lengan Jaehyun lalu meninggalkannya.

"Yuki!" teriak Lucas dari titik tempat yang sama, ia sama sekali belum pergi dari tadi. Refleks aku dan Jaehyun menghentikan langkah.

"Aku minta maaf atas hal yang pernah kulakukan padamu. Aku tahu aku salah." sontak beberapa orang menoleh ke arah Lucas karena suaranya yang nyaring. Tetapi aku enggan melihatnya sama sekali.

Aku tahu kamu salah, Lucas. Aku bukan pendendam, tapi aku ingat.

"Yuki, aku masih mencintaimu." lirih Lucas, kemudian berpaling dan pergi meninggalkan taman bersama dengan anjingnya.

"Jae," ucapku lirih. Aku masih menopang lengannya. Noby kuturunkan dari gendonganku. "Pindah tempat yuk. Aku malas di taman." pintaku.

"Loh, katanya mau berteduh sambil makan es krim?"

"Gak jadi. Aku lagi gak mood."

"Kok istriku tiba tiba ngambekan gini, hmm? Ayolah, padahal awalnya paling semangat mau main di taman mumpung weekend." Jaehyun merangkulku, tiba tiba memberi kecupan bertubi tubi di pipiku.

"Jaehyun, ah. Malu dilihat orang!" tukasku risih kemudian menjauhkan wajahku. Masalahnya, ini tempat umum.

"Abis mukamu jelek, ditekuk terus."

"Iya, barusan ketemu orang jelek soalnya!" sahutku kesal. Sontak Jaehyun tertawa terpingkal pingkal.

Meow!

Jaehyun terengah engah mencoba menyurutkan tertawanya, "Tuh kan, kasihan Noby kita kacangin dari tadi. Sini, papa gendong!"

"Itu binatang peliharaan. Bukan anak."

"Ya sudah, nanti malam buat anaknya."

"Iya, buatnya dari tepung. Terus aduk adonan hingga merata kemudian tunggu sampai matang." Ini Jaehyun juga sama jeleknya macam orang tadi.

"Loh Noby, kok kita ditinggal--Yuki tunggu! Aku tadi bercanda, tahu!" Jaehyun menyusulku dari belakang lalu merangkulku.

Dan akhirnya, kami menikmati akhir pekan di taman, hingga tak terasa matahari telah sejajar di atas kepala.

We and Our Cat's Daily Life🐈JaehyunWhere stories live. Discover now