Sarada mendaratkan kepalanya di bantal sembari menghela napas. Hari yang melelahkan sekaligus menjadi seperti mimpi. Kemudian, Sarada menutup matanya hendak tertidur.
Tiba-tiba mata Sarada terbuka cepat. Dia baru menyadari sesuatu.
Sarada bercanda gurau bersama Naruto dan lainnya, sambil menunggu Ramen dimasak. Toko itu kebetulan sepi, jadi mereka bisa berpesta ria.
Saat tengah asyik tertawa, Sarada merasakan ada sesuatu yang mengintainya. Ia lantas menengok ke penjuru arah. Tidak ada siapa-siapa.
Tetapi, pesawat kertas tiba-tiba saja berada di bawah kakinya. Sarada kemudian mengambil pesawat kertas tersebut.
'Hai, anak Uchiha. Perjalanan waktu ya? Seru juga. Tebaklah kenapa aku bisa ikut bersama kalian. Kau hanya kurang teliti, Sarada.
Sadarlah.
Jika belum mencernanya, aku akan bertindak malam nanti. Tunggulah sampai aku menjemputmu, dan membawamu ke dunia impian!
Hh with mystry.'
Sarada tersadar. Dimana surat itu? Kenapa ia lupa?
Ia menepuk keningnya, berusaha mengingat sesuatu.
Nihil, tidak ada yang Sarada ingat, kecuali tadi.
Tok tok.
Suara sepatu menggema di luar kamar Sarada. Seketika jantungnya seperti berhenti berdetak.
Saat itu juga pesawat kertas itu sudah ada di samping Sarada.
Hai, Sarada. Apa kau ingat sesuatu? Tidak? Bagus! Kau harus melawan rasa lupamu yang bahkan tidak bisa. Haha.
Malam ini indah, pas sekali untuk membawamu ke dunia impian. Bersama teman-temannmu, aku akan datang mengambilnya.
Aku tertawa!
Hh with mystry'
Di saat yang sama, pandangan Sarada menjadi gelap. Hampa. Dan terakhir yang ia dengar hanyalah suara tertawa. "Tidurlah Sarada." Dan itu juga.
***
"SARADA HILAAANG!" suara keras itu menggelegar satu apartemen.
"Ada apa Sakura-chan?" Hinata tepogoh-pogoh menghampiri Sakura.
"Sarada! Sarada, Hinata! Dia ... hilang!" Sakura mengguncang bahu Hinata dengan frustasi.
"Hi ... hilang? Kalau begitu ... Boruto dan Himawari juga hilang....," ucap Hinata lesu.
"Mereka juga! Ya, ampun! Bagaimana ini, Hinata?" Sakura mengacak-acak rambutnya dengan cemas.
"Tenang-tenang, Sakura! Kita akan memberitahu yang lain, oke?" usul Hinata dan mendapat anggukan lemas dari Sakura.
***
"HILANG?" Naruto berteriak heboh sampai mendapat jitakan dari Sasuke.
"Diam! Ini di tempat umum!" Temari meletakan jari telunjuknya di bibir.
Ya, mereka sedang berkumpul di taman.
"Yak! Bagaimana bisa ini, Hinata? Duh!" Naruto menjedotkan sendiri kepalanya ke pohon.
"Loh, kok nyalahin Hina sih?" protes Sakura sembari menonjok pelan perut Naruto.
"Nah, jedotkan saja kepalamu! Biar tambah geser!" ujar Ino sinis.
"Sudah! Sudah! Berhenti bercanda! Kita balik ke topic." Shikamaru melerai.
"Aku hanya menemukan pesawat kertas ini di tempat tidur Sarada." Sakura menyerahkan sebuah benda yang dimaksud dari tasnya, lalu memberikan pada Shikamaru.
"Loh? Pesawat kertas? Aku juga menemukan di tempat tidur Inojin!" sahut Ino dan melakukan apa yang dilakukan Sakura.
Hinata, Karui, Temari, dan Ten-ten malakukan hal yang sama. Masing-masing mengeluarkan pesawat kertas.
Shikamaru memeriksa semuannya dengan serius.
"Kenapa punya Hana berbeda? Seolah ia tokoh utamanya." Shikamaru menyodorkan pesawat kertas milik Hana di tengah-tengah.
Semua berebutan melihatnya kecuali Shikamaru, dan Sasuke.
Hai, Hana.
Kabar baik? Hmmm ... tidak.
Selanjutnya rencana apa yang kan kubuat untukmu? Menculikmu? Atau ... yah memecahkan siapa aku terlebih dahulu?
Cari tahu aku, Hana. Ayo, kau yang bisa.
Cari aku, Hyuga.
Cari aku....
Hh with mystery.
"Benar! Dia memancing Hana-chan untuk mencari tahu siapa dia," ucap Sakura.
"Jika dipikir ... 'rencana apa yang kubuat untukmu'. Berarti penculik itu pengin membuat rencana khusus untuk Hana-chan," timpal Sai yang sedari tadi diam.
"Dia tahu clan Hana-chan. Dia menyemangati Hana-chan untuk mencarinya. Terus, dia berniat tidak menculik Hana-chan terlebih dahulu. Apa mungkin ... dia sendiri yang menulis?" komentar Shikamaru.
Semua saling pandang.
"Apa maksudmu, Shikamaru?" tanya Sakura tidak senang.
"Maksudku ... kenapa ia bertanya ingin menculik atau tidaknya Hana-chan dulu? Tapi itu sia-sia, karena penculik ternyata menculik Hana-chan juga." Shikamaru menjeda.
"Jadi ... untuk apa dia bertanya seperti itu walau kenyataanya akan tetap menculik? Ini jelas ada dua kemungkinan." Shikamaru mengerutkan dahi.
"Dia menculik tanpa rencana, atau semata secara tak sengaja membuktikan bahwa Hana memang benar tokoh utama," ujarnya santai.
"Kenapa dia tidak menyuruh Boruto, ataupun Sarada? Lebih realitif jika mereka yang diberi seperti itu. Kenapa harus clan Hyuga? Bukan clan Uzumaki atau Uchiha yang terkenal?" Shikamaru tersenyum simpul.
"Mereka ingin memancing kita." Sasuke menatap serius pesawat kertas itu.
Diikuti senyum merekah Shikamaru, dan senyum simpul dari semua yang di sana.
***
Ada yang kangen? Nggak lah yak! Hahaha.
Setelah Incess putuskan akan lanjut nih Fanfic abal.
Nanggung atuh udah 700 dibaca.
Smoga aja teratur mulai sekarang upnya.
15.12.18.
Incess💦

KAMU SEDANG MEMBACA
Time Machine
ФанфикBoruto dan kawan-kawan selalu saja bermusuhan satu sama lain. Setiap hari mereka selalu bertengkar. Entah itu masalah sepele atau besar. Tapi, Tuhan mungkin mengirimkan sebuah hikmah yang membuat mereka berubah. Boruto dan kawan-kawan terjebak di me...