6. Benih Cinta.

4.3K 166 52
                                        

"Di ... Dia mati."

Naruto dan semua yang ada di sana kompak menoleh ke Sasuke. Tatapan tidak percaya, sedih, dan kaget.

"Bicara apa, kau! Sakura tidak akan mudah mati seperti ini!" teriak Ino tepat di wajah Sasuke.

"Seenaknya saja kau bicara! Sakura bukan gadis lemah yang kau pikirkan!" teriaknya lagi. Temari dan Hinata mencoba menenangkan Ino, walau mereka berdua masih shock.

"Terserah," kata Sasuke tak acuh.

"Sasuke benar. Sakura mati," sahut Sai yang sedari tadi mengecek detak jantung Sakura.

"Kau juga, Sai? Kau mempercayai manusia berengsek ini? Jawab aku, Sai!" bentak Ino pada Sai.

"Kau yang berengsek! Apa kau sudah gila? Jelas-jelas Sakura memang sudah mati!" timpal Sasuke, mewakili Sai yang ingin protes.

"DIAM! Aku bertanya pada Sai, bukan padamu!" sembur Ino.

"Hinata, Temari. Bawa Ino ke tempat tenang!" perintah Shikamaru, kemdian diangguki dua sejoli itu.

"Hei! Apa kau pikir aku sudah gila, Shikamaru? Kau mengikuti kata manusia bodoh ini? Hei, Shika! Lepaskan aku, Hinata, Temari! Teman macam apa kau!" berontak Ino, tetapi kekuatan Temari dan Hinata lebih kuat.

"Kurasa dia sedikit gangguan mental. Dia mungkin shock berat," komentar Shikamaru.

"Nah, Sasuke. Dinginkan kepalamu saja sana. Sepertinya kau mudah emosi tadi," usul Sai.

Sasuke menggeleng. "Aku akan tetap bersama Sakura. Aku harus mencari Sarada."

Hening....

Semua terbengong-bengong, sambil menatap Sasuke tidak percaya. Naruto dan lainnya saling pandang.

"Kau sehat kan, teme?" periksa Naruto, yang menempelkan punggung tangannya di dahi Sasuke.

"Apa sih? Ya, sehatlah!" Sasuke menepis tangan Naruto.

"Hm.... Sepertinya ada benih cinta nih," goda Naruto dengan ekspresi paling menjengkelkan.

"Ngomong-ngomong, kemana TenTen?" tanya Neji.

"Oh iya, iya. Dia kemana ya? Perasaan tadi, dia mental jauh deh." Naruto berujar.

Lima detik kemudian, Naruto, Sai, dan Shikamaru saling pandang. Neji yang sadar pun bingung sendiri.

"Hei, kalian! Kenapa sih? Sampai pandang-pandangan begitu." Neji penasaran.

Naruto, Sai, dan Shikamaru tersenyum jahil.

"Ciee. Benih cinta nih!" ucap mereka serempak.

Neji mendengus. "Nggak! Aku nggak akan kaya Sasuke yang lagi pacaran! Aku cuma khawatir. Itu saja kok."

"Masa sih, Nejikun?" goda Naruto ala perempuan.

"Ish! Sudahlah! Aku mau cari TenTen dulu. Kalau hilang, bisa repot," elak Neji, kemudian melesat pergi.

"Gitu tuh, kalau lagi jatuh cinta. Dunia serasa milik berdua," komentar Sai.

"Kaya yang itu tuh, nempel mulu kaya lem ketek," tunjuk Naruto pada Sasuke.

"Garing." Sasuke berkata dingin.

"Siapa juga yang ngelawak, ya kan, Sai? Sai? Lho ... Sai kemana?" tanya Naruto heran.

"Dia ke tempat Ino. Biasalah. Benih cinta," sahut Shikamaru datar.

"Huee! Kita jomlo, Shika!" gerutu Naruto sambil pura-pura nangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Time MachineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang