6. Terimakasih

106 9 1
                                    

Sebenarnya Adlea tidak bisa diam jika sedang membonceng seperti ini. Jika bersama Ario atau teman yang lainya Adlea pasti mengoceh tanpa mau berhenti.

Dan saat ini dirinya sedang berkendara bersama Arjuna, laki-laki yang baru ini ia kenal. Adlea sempat berpikir tadi, mengapa dirinya begitu berani meminta kepada Arjuna untuk mengantarnya pulang. Sungguh tak tahu malu.

Tapi, jika Adlea harus menunggu Ario tentu ia tidak mau lagi. Sudah cukup dua jamnya terbuang sia-sia. Padahal kalau dirinya sudah sampai rumah, dipastikan drama koreanya sudah tandas satu episode.

"Lo ada acara apa sih, Jun?" Tanya Adlea sudah tidak tahan lagi berdiam diri.

Arjuna membuka kaca helmnya, "Mau nonton adik gue konser disekolahnya," jawabnya datar.

"Dimana?" Baas Adlea cepat.

"Di auditorium sekolahnya, mau ikut juga?" Tawar Arjuna.

Adlea berpikir sekejab.

"Boleh juga. Ketimbang gue home-alone," ujarnya.

Arjuna tersenyum senang. Ia tak menyangka ternyata Adlea mau saja dirinya ajak.

Dibenak Adlea, ia merasa biasa saja. Tidak merasa ada yang janggal sedikitpun. Ia menerima tawaran Arjuna bukan tanpa sebab, selagi ia bisa keluar dengan gratis tidak mungkin dirinya tolak. Dan juga ia malas jika berada di rumah sendirian. Orang tua yang gila kerja membuatnya kurang merasa diperhatikan. Apalagi Adlea ini anak tunggal. Memang segala kebutuhan materialnya sangat tercukupi, namun kasih sayang dari orang tua sangatlah kurang.

Arjuna memperhatikan kaca spion, dilihatnya Adlea yang sedang termenung, menatap kosong kedepan.

"Jangan ngelamun," kata Arjuna sembari mengelus tangan milik Adlea yang melingkar pada pinggangnya.

Adlea tersentak. Ia merasakan detak jantungnya lebih cepat dari biasanya.

"Adlea..." panggil Arjuna.

Adlea mendekatnya wajahnya pada bahu Arjuna, "Kenapa?" Jawabnya datar.

"Jangan sedih, kalau ada masalah lo bisa cerita sama gue. Gue bakal ada 24 jam buat lo."

Arjune kembali menyentuh tangan milik Adlea, "Kita nanti seneng-seneng. Jangan sedih," lanjut Arjuna lagi.

Ternyata, Arjuna tadi memperhatikan dirinya saat melamun. Adlea terdiam setelah mendengarkan apa yang Arjuna katakan. Adlea tidak tahu akan bagaimana setelah ini. Ia tak menyangka bahwa Arjuna sebaik ini.

"Lo nggak main-mainkan, Jun?" tanya Adlea.

Arjuna terdiam pula. Dirinya mencoba memahami maksud dari pertanyaan Adlea.

"Gue serius," jawab Arjuna tegas.

Adlea merapatkan pegangannya pada pinggang Arjuna. Lalu, ia sandarkan kepalaya pada punggung Arjuna.

"Terimakasih, Arjuna," gumam Adlea pelan.

Arjuna tersenyum, ia dapat mendengar apa yang Adlea katakan. Arjuna banyak bersyukur untuk hari ini. Benar-benar diluar dugaannya, karena Arjuna sama sekali tak pernah membayangkan hal seperti ini.

Kini, tangan kiri Arjuna memegang tangan yang melingkar pada pinggangnya.  Dan Adlea hanya tersenyum kecil.

***

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang