"Eh girls ada anak baru lohh"sapa silvia
"Cowo apa Cewe ?" Sahut salah satu geng silvia
"Bencong kali haha" sahut salah satu anak cowo
Mendengar kebisingan itu Dinda langsung berdiri dan teriak "Udah sih! Anak baru aja di ributin! Mau cowo ke cewe ke gw gak peduli! Udah mendingan kalian baca buku pelajaran Dari pada kalian ngomongin anak baru gak faedah tau gak! Berisik aja!
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Dinda seketika kelas menjadi hening dan berhenti membicaraakan anak baru tersebut dan Dinda kembali duduk membaca novel dan mendengarkan lagu Alan Walker
Terlihat seorang cowo tinggi mengucap salam dari depan pintu
Semua mata tertuju padanya. Terutama geng Silvia yg melongo melihat cowo tersebut
Berbeda dengan Dinda yg hanya melihat cwo itu dengan mengangkat satu alisnya dan memamerkan muka judesnya itu kepada cowo tersebut
Ya itu dia si anak baru yang di bicarakan seisi kelas tadi pagi. Dia adalah Fathan Putra Radika
"Woaa! cakep banget gengs" teriak geng Silvia
Lalu datang Bu Sulastri guru sejarah kelas itu dengan make up yg cetar membahana."Selamat pagi anak-anak" sapanya
"Pagi bu..." sahut anak-anak
" yaa hari ini kalian kedatangan teman baru dari bandung yang akan bergabung di sekolah kita tercintahh ini huuuu"
" ehh ko diem aja huuu juga dongg gk teriak huuu ulangannya nol semua yhaa!" Teriak Bu Sulastri
"Eh iya bu jangan bu huuuuuuu huuu" teriak anak-anak
"Nah gitu dong. Silahkan perkenalkan diri kamu ke teman-teman kamu" bu sulastri menyuruh fathan
"Perkenalkan nama saya Fathan Putra Radika biasa di panggil fathan saya berasal dari bandung disini saya tinggal di komplek mawar nomer 10 terima kasih."
Silvia and the gang masih terkagum kagum dengan ketampanan Fathan
Sedangkan Dinda hanya membaca novel tanpa menghiraukan apa yang terjadiTiba-tiba bu Sulastri teriak " Fathan kamu duduk di samping Dinda yhaa"
Lalu Fathan menganguk dan duduk di samping Dinda.Dinda menggerutu di dalam hati " why? Why dia duduk di samping gw ? Ribet batt dah si dempul heh why gtu loh whyy?"
Fathan hanya diam tanpa sepatah kata pun dengan wajah datar dan mimik muka yg kaku hanya melihat papan tulis tanpa menyapa Dinda sedikit pun
KAMU SEDANG MEMBACA
FATHAN
RomanceTepat hari itu saat Dinda Arinda ada di hadapannya tatapan sinisnya menyinari wajah Dinda dan dia hanya kaku seperti biasanya ekspresi datar yg sering ia berikan saat Dinda melihatnya mulutnya ingin mengutarakan kebencian tapi jujur hatinya tak bis...