***
Bel istirahat berbunyi Dinda pun membawa bekalnya.
Dinda melihat Fathan hanya terdiam ia terlihat sedikit kebingungan
"Eh lo ngapain sih cepetan dong keluar gw mau makan nih! lama banget! Nyari apaan sih!" Teriak Dinda
Fathan hanya memandang wajah Dinda lalu membuang muka dan pergi keluar
"Eh pea! Gw lagi ngomong malah pergi! Minta gw tampol lu yha" teriak Dinda yg sedang kesal
Dinda pergi ke kantin dan membeli air minum lalu dia melihat Fathan yang berdiri di depan mading
"Eh bisu! Lagi ngapain lu!" Sapa Dinda so akrab
"Apa bgt sih loh!" Sahut Fathan sinis
"Eh bisu bisa ngomong jga toh?" Sahut Dinda
"O" jawab Fathan singkat
"Eh anjir banget ya nyolot banget sih lu! Jawab pertanyaan tuh yg panjang dong gak sopan banget sih!"
"Gak lah kasian lu nya nanti suka lagi sama gw kan repot" jawab Fathan geer
"Ihh najis 7 turunan 7 tanjakan 7 belokan 7 tikungan tau gak!" Sahut Dinda kesal
Lalu dengan senyum kecil Fathan pergi menginggalkan Dinda yg sedang merasa kesal di perbuatnya
***
Kelas sedang kosong tidak ada guru yang mengajar Dinda hanya membaca novelnya dan seperti biasa dia mendengarkan lagu Alan Walker.
Sedangkan Fathan hanya bermalas malasan
"Eh eskul yang bagus di sekolah ini apa sih?" Fathan membuka obrolan
"Ohh jadi udah gak bisu lagi?" Sahut Dinda meledek
"Gw nanya malah di hujat dasar manusia" sahut Fathan
"Hehehe iya, eskul yang bagus di sekolah ini sih padus karena kek keren gitu dan gw juga ikut padus" sahut dinda antusias
"Oh emang latihannya hari apa aja" sahut Fathan
"Hari selasa dan kamis doang ko"
"Ohh ok ywdh gw mau masuk eskul karate aja" jawab Fathan seperti tak punya dosa
"Eh sue lu yhaa gw udah ngejelasin panjang-panjang lu malah masuk karate!" Teriak Dinda sambil memukul Fathan dengan buku novelnya
Lagi lagi Fathan hanya melemparkan senyum lalu kembali bermalas malasan di meja
Tak terasa bel berbunyi waktunya pulang
" horeee!!" Teriak murid di masing masing kelas
"What bel pulang aja seneng banget kek anak tk?" Ujar Fathan kebingungan
"udah tradisi kali " jawab Dinda
" ohhh" jawab Fathan singkat Lalu dia membawa tasnya dan turun ke bawah
Fathan di jemput oleh supirnya dan langsung masuk ke dalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATHAN
RomanceTepat hari itu saat Dinda Arinda ada di hadapannya tatapan sinisnya menyinari wajah Dinda dan dia hanya kaku seperti biasanya ekspresi datar yg sering ia berikan saat Dinda melihatnya mulutnya ingin mengutarakan kebencian tapi jujur hatinya tak bis...
