Flashback
"Nona Kecil, kita sudah sampai."
Jessica mengucek kedua matanya. Entah berapa lama perjalanan yang ia tempuh hingga ke sebuah rumah yang dimaksud Krystal. "Benar ini rumahnya?"
"Kalau menurut alamat di kertas ini, harusnya ini benar," jawab supir taksi. Nada bicaranya selalu lembut kepada penumpang, membuat Jessica merasa aman setidaknya untuk saat ini. "T.. Terima kasih, ahjussi.. Ah, iya! I.. Ini memang kurang, tapi hanya uang ini yang ada di saku bajuku. Aku.."
"Astaga, Adik Manis! Aku saja yang membayarnya!" Tiba-tiba seorang wanita cantik dengan dress merah dan jaket bulu lebat ala bangsawan datang menghampiri mereka berdua. Ia memberikan lembaran uang dengan nominal besar kepada supir taksi.
"Te.. Terima kasih..." Jessica terdiam sesaat. Mencoba mengingat nama si Pemilik Rumah. "Ng... Miss Sulli?"
"Iya benar, aku Sulli." Kemudian Sulli menggendong Jessica kecil dan buru-buru membawanya ke dalam rumah. "Astaga, kau pasti ketakutan sekali. Badanmu masih bergetar seperti ini."
Jessica tertegun. Ia sendiri tidak sadar kalau sedari tadi tubuhnya masih bergetar. Bahkan hingga Sulli merebahkannya di sofa empuk berwarna merah darah.
"Sebenarnya aku masih ada ikatan darah dengan kalian, melalui ayah Krystal." jelas Sulli tanpa diminta. "Dia tidak tahu akan hal ini. Makanya dia mengenalkanku ke semua orang sebagai rekan orang tuanya."
"Kenapa kalian tidak memberitahunya?" tanya Jessica heran. Mereka masih ada ikatan darah, tapi kenapa justru membiarkan Krystal menganggap Sulli sebagai orang asing?
Sulli tersenyum sedih. "Ceritanya cukup panjang." Lalu ia menyelimuti Jessica dengan selimut tebal dan jaket wool kebesaran. "Dan terlalu melelahkan bagimu, Sooyeon-i. Kau butuh istirahat."
Jessica hanya mengangguk lemah dan mencoba tidur di sofa panjang berwarna merah darah itu.
Setelah yakin Jessica benar-benar tertidur, Sulli beranjak dari sana dan menghubungi ayah Krystal.
"Kak, sebaiknya Kakak dan Kak Vic ke mansion BoA sekarang."
~o~o~o~o~o~
Minho dan Victoria datang tepat waktu dan menghajar para wolf sebelum nyawa Krystal dan kedelapan putri BoA-Kangta tak terselamatkan.
Di mansion Minho-Victoria...
Krystal kini terlelap di ranjang tepat di samping Victoria yang menyenandungkan lullaby sembari mengelus pelan kepala putri satu-satunya itu. Sedangkan kedelapan (tanpa Jessica) putri BoA-Kangta sedang dalam proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter-dokter kepercayaan Minho. Mereka juga dalam keadaan tidak sadar dan terbaring di atas ranjang dengan selang oksigen, infus, dan alat detektor jantung.
Minho? Ah, emosi pria itu sedang memuncak. Dia sudah pergi ke gedung parlemen sejak empat jam yang lalu. Sekarang ini pasti dia sedang mengadakan rapat pertemuan para tetinggi tiap ras (wolf, vampir, manusia, dll) dan mengamuk di sana.
BoA dan Kangta sudah tidak bisa diselamatkan. Tubuh mereka sudah mendingin dan pucat. Napas dan detak jantung mereka tidak terdeteksi. Mereka juga kehabisan banyak darah.
Tubuh Vic bergetar, berusaha menahan tangisnya. Karena kematian kakak dan kakak iparnya, juga membayangkan anak-anak kakaknya yang ketika telah sadar nanti, harus menerima kenyataan pahit bahwa kedua orang tuanya telah tiada.
Juga putri tunggalnya sendiri yang menyimpan memori buruk ini seumur hidupnya.
Juga Jessica. Gadis kecil itu akan menerima beban rasa bersalah yang harus ditanggungnya atas saudari-saudarinya yang terluka dan kepergian orang tuanya.
YOU ARE READING
Vampire and Wolf
Fanfictionmengisahkan tentang kehidupan serigala dan vampir yang... Normal. Di masa SMA, kehidupan remaja yang super normal. Baik bagi manusia sekalipun. Namun kisah ini berawal dari konflik ras vampir dan serigala di masa lampau. Dendam berujung pertumpahan...