Taeyeon memutuskan untuk mengakhiri rapat absurd ini dan merenung di dalam kamar.
Kepalanya kini terasa pusing sekali. Ingatan tentang masa lalu mereka yang buruk berkali-kali menghampirinya. Begitu cepat dan agak samar-samar.
Ia kembali memikirkan tentang ikatan istimewa vampir. Ikatan yang membuat antara satu vampir dengan vampir lainnya bisa saling merasakan perasaan masing-masing, entah itu bahagia, sedih, marah, kebohongan, bahkan rasa sakit ketika terluka. Ikatan yang hanya dimiliki oleh vampir yang sedarah atau terikat pernikahan. Ikatan itu sangat kuat pada radius tertentu, bahkan bisa dijadikan sebagai cara untuk mengetahui posisi dan jarak vampir tersebut.
Taeyeon menyesap ice americano nya perlahan. Tiba-tiba ia teringat dengan kedua orang tuanya.
Rasanya benar-benar menyesakkan setiap kali ia teringat bagaimana kedua orang tuanya dibunuh tepat di depan mata.
Tapi... Kenapa sepertinya ia dan keluarganya yang lain: adik-adiknya, sepupunya, paman, bibi, tidak merasakan sakit yang diderita kedua orang tuanya ketika ditusuk-tusuk dengan pisau dan dicabik-cabik dengan brutal?
Yang ia ingat hari itu hanyalah kesedihan dan dendam terhadap wolf.
Tapi ia tidak pernah mengingat, bahkan merasakan secuil pun rasa sakit akibat luka di sekujur tubuh orang tuanya.
Perasaan sesakit itu tidak mungkin tidak terasa, kan?
Jangan bilang...
~o~o~o~o~o~
Beberapa hari kemudian, Sooyoung telah diperbolehkan pulang.
"Aku mau pizzaaaa!!!!" rengek Sooyoung.
"Tolong siapapun lakban saja mulutnya," sahut Jessica kesal.
"Makanan rumah sakit benar-benar bikin lidah makin pahit! AKU BUTUH PIZZAAAAAAA!!"
Sedetik kemudian gadis itu mendapat lemparan bantal sofa dari Seohyun.
"Berisik, Eonni," ujarnya kalem dengan wajah tanpa dosa. Hyoyeon pun bertepuk tangan. Sooyoung ngambek.
"Mana Taeyeon eonni?" tanya Yoona.
"Mengurung diri di kamar sejak beberapa hari yang lalu," jawab Tiffany sembari melipat kedua lengan. "Dia tidak mengizinkan kami, tidak, kita, untuk mengintip isi pikirannya jadi..."
Mereka, yang baru saja pulang dari Rumah Sakit bersama Sooyoung, mengangguk paham.
Baru saja mereka hendak ke kamar masing-masing, tiba-tiba bel rumah berbunyi.
"Cowok-cowok wolf itu," gumam Tiffany. "Kalian yang baru pulang dari Rumah Sakit, tolong sambut mereka, aku dan yang lainnya sedang tidak mood."
Mereka, yang baru pulang dari Rumah Sakit, menatap Tiffany dan yang lainnya dengan bingung dan bertanya-tanya. Namun, melihat wajah-wajah murung itu, mereka memutuskan untuk melakukannya tanpa banyak tanya.
"Haaaaiiiiiii!!!!" sapa kedua belas wolves dengan ceria dan berisik seperti biasa.
"Tunggu, kenapa rasanya agak sepi? Mana yang lain?" tanya Suho mewakili yang lain karena kebetulan mereka semua memikirkan hal yang sama.
"Ah, mereka..." Yoona kebingungan untuk menjawab. "Suasana hati mereka agak buruk. Aku juga tidak tahu mereka kenapa.."
"Begitu.."
"Ah iya, silakan masuk! Mungkin suasananya akan membaik kalau kalian masuk dan berbincang di dalam hehe."
"Baiklah, ayo kita mencairkan suasana yang suram!!" seru Chen, disusul dengan yang lainnya, menerobos masuk.
YOU ARE READING
Vampire and Wolf
Fanfictionmengisahkan tentang kehidupan serigala dan vampir yang... Normal. Di masa SMA, kehidupan remaja yang super normal. Baik bagi manusia sekalipun. Namun kisah ini berawal dari konflik ras vampir dan serigala di masa lampau. Dendam berujung pertumpahan...