4.0

1.6K 206 29
                                    

Terhitung sudah hampir satu minggu lamanya Sasuke tidak lagi datang untuk menjenguk Hinata. Gadis itu juga menyadari jika Sasuke tidak menjenguknya setelah percakapannya tentang perasaannya pada Naruto.

Hinata juga ingat pada kejadian beberapa minggu yang lalu saat mereka berdua sedang berada di kedai es krim.

Apa Hinata terlalu kejam?

Hinata kembali menangis, kali ini airmatanya jatuh karena mengingat Sasuke. Hinata menyadari jika selama ini yang selalu ada untuk Hinata adalah Sasuke. Orang yang selalu memberinya semangat ketika berada pada titik jenuh dihidupnya, selalu datang ketika ia merasa sedih dan kesepian, membantu ketika ia terjebak kesusahan. Semuanya adalah Sasuke.

Mengapa setelah sekian lama dia baru menyadarinya sekarang?

Apa tidak apa-apa jika dia meminta maaf setelah semuanya terasa begitu terlambat?

Hinata mengambil ponselnya, menekan beberapa nomor namun, sebelum dia menyambungkannya, Hanabi mengetuk pintu kamarnya.

"Ada Sasuke-nii di bawah."

Setelah mendengar itu dari Hanabi senyuman Hinata perlahan mengembang. Dia begitu senang mengetahui ternyata Sasuke tidak menjauhinya.

"Emm.. Ada Naru-nii juga."

Dan entah mengapa kalimat terakhir yang Hanabi lontarkan membuat senyuman itu luntur kembali.

•••

"Maafkan aku Hinata. Aku menyesal melakukan itu semua."

Hinata menatap datar Naruto yang duduk bersebrangan dengannya. Hinata masih tidak mengerti mengapa Naruto bisa datang ke rumahnya berbarengan dengan Sasuke seperti ini.

"Kenapa kalian bisa kemari berbarengan?"

Naruto menatap Hinata sebentar lalu beralih menatap Sasuke yang duduk agak sedikit jauh dari posisinya.

"Sasuke yang membuatku sadar dari perbuatanku padamu, Hinata."

Mata Hinata sekarang bergulir dan menatap Sasuke yang duduk di salah satu sofa yang terpisah dari ia dan Naruto.

Pemuda itu hanya diam menatap Hinata sebentar lalu memutuskan kontak mata diantara mereka berdua. Hinata sekarang bisa merasakan sedikit rasa sakit ketika Sasuke mengalihkan pandangannya pada objek lain ketika ia masih menatap Sasuke.

Hinata kembali menatap Naruto yang masih menunduk menyesal.

"Jadi, kau terpaksa? Kau hanya menuruti apa kata Sasuke?"

Naruto mendongak, terperangah mendengar penuturan Hinata.

"Aku tulus Hinata. Kumohon kembalilah padaku."

Hinata tidak mendengarkan ucapan Naruto. Hinata menghela nafas panjang, sebelum beranjak dari duduknya.

"Ma'afkan aku. Tapi, aku masih butuh waktu."

Naruto ikut berdiri, dia berusaha meraih tangan Hinata.

"Aku tidak akan mengulainginya lagi, Hinata. Aku berjanji."

"..."

"Aku mohon. Aku sungguh mencintaimu, Hinata."

Hinata berbalik untuk menghadap Naruto. Sebenarnya dia sangat ingin tersenyum mendengar semua ini dari Naruto. Dia masih sangat mencintai pemuda itu. Hinata bahkan lupa jika dia tadi berniat untuk meminta ma'af pada Sasuke.

"Kau berjanji?"

Mendengar suara Hinata yang mulai bersahabat Naruto mulai antusias.

"Tentu saja."

Dan detik berikutnya, mereka berpelukan. Menandakan perdamaian sekaligus kembalinya hubungan mereka.

Sasuke?

Dia kembali merasa menjadi manusia paling bodoh. Membiarkan peluang besar seperti kemarin terbuang begitu saja hanya karena tidak tega melihat mata bulan Hinata bersedih sepanjang hari.

Sasuke bangkit dari duduknya, melewati sepasang kekasih yang tengah berpelukan dengan mesra itu dengan hati yang begitu hancur. Sasuke menatap mereka berdua sekali lagi sebelum akhirnya menutup pintu rumah Hinata.

Bahkan Hinata tidak menyadari kepergiannya. Lalu apa yang sebenarnya Sasuke harapkan dari Hinata?

Bohong jika Sasuke memiliki prinsip 'Asalkan Hinata bahagia.' siapapun tidak akan rela jika orang yang dicintai bersama oranglain. Begitu juga Sasuke.

Sasuke hanya terlalu payah dalam hal ini. Dan terlalu... Takut?

Takut jika suatu hari nanti mereka bertengkar dan saling menyakiti satu sama lain.

Namun, tanpa Sasuke sadari dia telah terjerumus dalam ketakutannya sendiri. Karena dengan begini, dia menyakiti dirinya sendiri.[]

Badbye✔ [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang