1.0

5.2K 309 20
                                    

***
Aku yang selalu ada dan datang.
***

"Moshi-moshi, S-sasuke-kun? "

Suara itu terdengar begitu merdu di telingaku, begitu lembut dan menenangkan disaat yang bersamaan.

"Hn?"

Bukan tidak mau menjawab dengan kalimat lebih panjang atau apa. Aku memang sudah terbiasa seperti ini dan gadis yang sedang menelponku saat ini tahu persis bagaimana aku. Kita sudah berteman cukup lama.

"Kau di mana?"

"Kampus."

"Umm.. Ano.. Bisakah kau kemari?"

"Kau di mana?"

"Kau mau menemaniku?"

"Hn."

"Aku di tempat biasa. Kau cepatlah kemari."

Tuuut...

Sambungan telepon dia matikan sepihak. Aku menghela nafas kasar sebelum akhirnya aku bangkit dari dudukku dan menyambar ransel yang aku simpan di atas salah satu meja di perpustakaan.

Berjalan secepat yang aku bisa menggunakan sepeda motorku sebisa mungkin tidak ingin membuat gadis itu menungguku lebih lama lagi.

Aku berhenti tepat di depan sebuah café dengan nama Ichiraku di depannya, tanpa ragu aku masuk dan mataku mulai menjelajahi setiap sudut ruangan.

Netraku berhenti tepat ketika aku menemukan sosok cantik dengan rambut panjang indigo tengah duduk di salah satu kursi dekat jendela di pojok cafe.

Gadis itu selalu terlihat begitu sempurna di mataku, hari ini dia mengenakan dress selutut berwarna biru tua dengan cardigan berwarna senada.

Wajahnya yang cantik seperti Dewi dengan bibir tipis peach, kulit seputih porselen, mata bulat dengan bulu mata lentik dan jangan lupakan pipinya yang chubby menambah point penting pada kesempurnaannya di mataku.

Senyumannya menggembang saat matanya menemukanku yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Kau sudah datang."

Aku hanya bergumam untuk menjawab pertanyaannya seraya mendudukkan diriku di kursi yang ada di depannya.

"Aku sudah memesan secangkir Americano untukmu."

Aku tersenyum tipis saat mendengar kalimatnya. Dia sangat mengenalku, apa yang aku suka dan tidak. Dia mengetahui segalanya kecuali satu...

Dia tersenyum begitu cerah membuat degup jantungku tidak beraturan. Menyodorkan cangkir yang baru saja diantar itu lebih dekat denganku, membuatku spontan tersenyum lebih jelas ke arahnya.

"Sankyuu."

Dia hanya membelasnya dengan anggukkan. Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara kami. Dia sibuk dengan laptopnya dan aku yang sibuk mencuri pandang padanya sambil berpura-pura memainkan ponsel.

Setelah sedikit lama dengan keadaan ini dia kembali membuka suara.

"Sasuke-kun! Aku menemukan lagu yang Bagus!"

Ujarnya girang sambil menggeser kursi beserta laptopnya mendekat padaku. Memasangkan sebelah earphone di telingaku, membuatku menahan napas untuk beberapa saat karena sentuhan kecil dan aroma tubuhnya yang begitu memabukkan.

Dia kembali menegakkan tubuhnya membuatku kembali tersadar, duduk kembali di kursinya ia mulai memutar sebuah lagu. Lagu itu mengalun Indah. Namun, bukan musik yang mengalir yang menjadi fokusku saat ini, melainkan pemandangan yang ada di sampingku.

Hinata menutup kedua matanya meresapi setiap bait lagu yang terdengar, sesekali bibirnya ikut menggumamkan lagu yang ia dengar. Membuat pikiranku sedikit kacau.

Berada dalam jarak yang begitu dekat seperti ini membuatku ingin mencuri sesuatu darinya.

Jarak yang aku ciptakan semakin menipis, tinggal sedikit lagi..

Chuu~

Ciuman itu mendarat di salah satu pipi Hinata. Membuka kedua matanya dia menolehkan pandangannya, bukan padaku.

Melainkan pada..

"N-naruto-kun!"

Hinata memekik dengan wajah kaget yang sudah berganti dengan senyuman ceria karena kedatangan pemuda kuning itu.

Membuatku hancur untuk yang kesekian kalinya.

Hinata bangkit dari duduknya setelah melepas earphone yang ada di sebelah telinganya, beralih berhambur untuk memeluk Naruto. Tepat pada detik itu juga aku sadar bahwa aku tidak lagi dibutuhkan di sini.

"Kenapa lama sekali? Aku sudah menunggumu begitu lama Naruto-kun."

"Benarkah? Gomenne~"

Naruto hanya tersenyum lebar tanpa rasa bersalah pada Hinata yang merajuk kesal.

Naruto mengalihkan pandangannya padaku, matanya sedikit memicing saat melihatku.

"Sasuke? Seperti biasa. Terimakasih sudah menemani kekasihku."

Nada bicaranya terdengar begitu memuakkan di telingaku, membuatku ingin menghajarnya jika saja aku tidak ingat bahwa dia adalah kekasih Hinata.

"Hn. Aku pergi."

Aku bangkit dari posisiku dan kembali memakai ranselku, berniat pergi dari tempat ini.

"S-sasuke-kun, tinggallah di sini. Kita tidak akan keberatan."

Kau tidak keberatan, aku yang keberatan Hinata.

"Tidak perlu. Aku masih punya urusan yang lain Hinata, lain kali saja."

Hinata tersenyum lembut padaku berbarengan dengan salah satu tangan Naruto yang melingkar di pinggang ramping Hinata seakan mengingatkan aku bahwa Hinata adalah miliknya.

"Souka.. Kalau begitu, terimakasih sudah datang dan menemaniku hari ini Sasuke-kun."

Aku hanya tersenyum menanggapi perkataannya karena sudah tidak tahan ingin keluar dari ruangan yang mendadak begitu menyesakkan itu.

Aku yang datang tepat waktu ketika Hinata memintaku. Namun, dia dengan mudahnya datang terlambat dan menggantikanku.

•••
To be Continued
•••

Next or Delete?

Badbye✔ [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang