5.0

1.4K 187 28
                                    

Sasuke sudah memutuskan banyak hal setelah Naruto sadar dan kembali pada pelukan Hinata. Sasuke memang bodoh. Membiarkan orang yang menyakiti Hinata kembali. Seharusnya Sasuke menghapusnya dari kehidupan Hinata dan menggantinya dengan dirinya sendiri.

Sasuke memang payah.

Seharusnya dia berusaha lebih keras bukannya menyerah seperti ini. Tapi, semua itu sudah berlalu. Tidak ada gunanya menyesali semuanya sekarang.

Hinata sudah kembali seperti biasa sekarang. Bahkan dia sudah kembali masuk kuliah lagi. Sasuke memang benar bukan?
Dia tidak bisa hidup tanpa si Uzumaki itu. Seharusnya Sasuke tidak menyesalinya sedikitpun.

Sasuke memperhatikan gadis itu dari jendela kaca perpustakaan yang menghadap langsung ke taman belakang kampus. Dia sedang duduk di bawah pohon sambil membaca buku dengan Naruto yang tidur di atas pangkuannya.

Sangat romantis.

Dan mengikis perlahan hati Sasuke.

"Ano.. Sasuke-kun."

Sasuke mengalihkan pandangan pada asal suara. Di depannya seorang gadis berambut pirang dengan mata aquamarine membawa box berisi kue tart berukuran sedang.

"Jika kau tidak keberatan, aku ingin memberikan ini untukmu."

Sasuke hanya menatap datar pada kue yang ia bawa lalu beralih pada wajahnya yang tersenyum manis.

Tadinya Sasuke tidak peduli namun, saat dia mengalihkan pandangan pada tempat Hinata dan mendapati mereka sedang berciuman. Sasuke tahu ini saatnya dia yang berusaha untuk melupakan Hinata.

Dengan cepat Sasuke menerima kue yang ada di tangan gadis itu.

"Aku tidak suka."

"Apa?"

"Aku tidak suka makanan manis."

Dan saat gadis itu mengerti dengan apa yang Sasuke katakan, senyumannya merekah dengan sempurna.

"Aku membawa bentou, kita bisa makan di kantin jika kau mau."

"Hn."

Gadis itu kembali tersenyum lebar saat kembali mendapatkan respons dari Sasuke. Dia berbalik setelah berpamitan. Namun, baru beberapa langkah dia kembali memutar tubuhnya menghadap Sasuke.

"Aku, Yamanaka Ino."

•••

Hinata dan Naruto berjalan beriringan menuju kantin kampus. Mereka berdua berniat makan siang di sana kali ini.

"Kita duduk di sini saja."

Ujar Naruto sambil duduk di salah satu meja yang terletak di pojok agak jauh dari keramaian.

"T-tapi Naruto-kun, apa tidak terlalu jauh?"

"Hm? Tidak."

Naruto menjawab dengan seringai yang menghiasi wajahnya.

"Kemari, duduk."

Lanjut Naruto sambil menepuk kursi yang berada tepat di sampingnya.

Hinata menghela napas sebelum akhirnya memutuskan untuk duduk di tempat yang Naruto minta.

Hinata terus bergerak gelisah dalam duduknya, berkali-kali dia mengubah posisi duduknya menjadi tegak saat dengan sengaja atau tidak tangan Naruto menyentuh punggungnya. Hinata memang khawatir jika Naruto berbuat kurang ajar padanya dengan posisi seperti ini. Namun, meski begitu Hinata yakin bahwa Naruto adalah pria baik-baik.

Baru saja Hinata akan melayangkan protes pada Naruto, ponsel pemuda itu berbunyi tanda panggilan masuk.

Tanpa pamit atau meminta izin Naruto berjalan menjauh dari Hinata sambil mengangkat panggilan itu. Dari kejauhan bisa Hinata lihat Naruto tertawa keras terlihat sangat senang dan saat matanya bertemu dengan milik Hinata dia segera mengakhiri panggilannya dan berjalan kembali menghampiri Hinata.

"Dari s-siapa?"

"Bukan siapa-siapa."

Hinata hanya mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut meskipun hatinya masih penasaran dengan siapa sosok yang menelepon Naruto tadi.

Mereka duduk berdampingan dengan makanan yang ada di depan mereka, sesekali mereka juga mengobrol dan tertawa. Namun, momen itu tidak terjadi lama. Naruto tiba-tiba duduk menghadap Hinata, menatapnya dengan tatapan memelas.

"Ne, Hinata-chan~ sebenarnya aku harus pergi, yang tadi menelpon adalah temanku, dia memintaku untuk membantu mengerjakan tugas kuliah."

Hinata tahu mengarah ke mana obrolan mereka kali ini. Dia masih diam dan menunggu Naruto menuntaskan ucapannya. Meskipun gadis itu tahu akan berakhir seperti apa dia setelah ini.

"Jadi~ apa kau tidak keberatan jika kau aku tinggal sendiri?"

Hinata masih diam. Namun, matanya tetap menangkap gerak gerik Naruto. Mata biru besar itu selalu saja membuat goyah. Setelah menghela nafasnya, Hinata tersenyum lembut lalu mengangguk setelahnya.

"Arigatou~ aku pergi sekarang. Jyaa!"

Naruto pergi tanpa permintaan ma'af ataupun kata penyesalan sama seperti biasanya.

•••

Setelah berkutat lama dengan novel yang dibawanya dari rumah ternyata rasa bosan kali ini menang dan memenangkan perasaan Hinata. Gadis itu beberapa kali mengubah posisi duduknya, mencari posisi paling nyaman untuk kembali berusaha fokus pada apa yang dibacanya tadi.

Hinata menyerah saat dia menyadari semua yang ia baca tidak ada satupun yang bisa ia tangkap. Tangannya merogoh tas kecil, mengambil ponsel dan menekan beberapa nomor di sana. Setelah menunggu beberapa saat masih tidak ada jawaban.

"Mungkin Naruto-kun sedang sibuk. Apa aku telepon Sasuke-kun saja? Sudah lama aku tidak bertemu dengannya."

Setelah bergumam dengan dirinya sendiri, akhirnya Hinata memutuskan untuk menghubungi Sasuke. Tanpa tahu jika Sasuke mungkin sedang berusaha untuk tidak lagi bertemu dengannya.[]

Badbye✔ [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang