03 - Asher Z.Liamanantha

67 6 12
                                    

Pintu balkon kamar bernuansa hitam abu-abu itu terbuka, menampakkan matahari yang perlahan tenggelam dengan cantiknya.

"Hm, indah. Tapi hanya sebentar." ucap pria berbadan jangkung.

Ya, dia Asher Z.Liamanantha. Yaa, dia Asher atau biasa dipanggil Nantha. Seorang anak lelaki dari hubungan perjodohan antara Misha dengan anak rekan kerja ayahnya yaitu Dani. Hubungan keduanya mulanya hanya sebuah kerja sama, tapi keadaanlah yang membuat Hendra memaksakan Misha menikah dengan Dani. Tentu saja dengan tujuan bisnis.

Perusahaan Hendra berada di ujung tanduk, bisnis keluarga yang dirintisnya dari nol itu mulai runtuh. Memaksanya mencari bantuan sana sini, lalu dengan mudahnya Wijaya Corp menawarkan bantuan tanpa iming-iming berarti. Hanya dengan satu syarat, Misha anak sematawayang nya harus rela dipersunting oleh Dani, anak dari pemilik Wijaya Corp yang tak lain adalah Danu Wijaya.

Mau tak mau, Misha menuruti perkataan ayahnya meski enggan. Dari Misha memutuskan untuk menerima sampai hari pernikahan sekalipun, Dani yang notabene nya adalah calon suaminya, sama sekali tak peduli dengan acara pernikahannya. Bahkab Dani tak pernah muncul dihari-hari terakhir persiapan pernikahan yang digelar sangat megah oleh Danu. Dani hanya datang disaat Feeting baju kemudian pergi entah kemana. Selama feeting pun tak seperti pasangan kebanyakan, Dani hanya melihat apa yang akan ia kenakan, tanpa mau ambil pusing bagaimana Misha. Untuk sekedar bertegur sapa saja seolah enggan, apalagi untuk bertukar pikiran.

Asher sangat membenci Dani,sangat.

Bagi Asher, Dani adalah lelaki iblis yang menikahi malaikat seperti ibunya. Dani tak pernah pulang, sekalipun dia pulang. Hanya membawa wanita yang selalu berganti, dan memukuli ibunya terus-terusan.

Dengan bodohnya, Misha menaruh cinta pada Dani, yang jelas menyakiti dirinya setiap saat. Asher bersumpah, lebih baik ia dan ibunya menjadi gelandangan diluar sana. Daripada merasakan harta berlimpah, tapi ibunya hanya diperlakukan seperti budak oleh suaminya sendiri.

Berulang kali Asher memaksa Misha untuk melepas Dani, namun semakin Asher memaksa semakin Misha naik pitam. Misha mencintai Dani.

Bukan sekali dua kali Asher memergoki Dani berada di club bersama wanita. Namun Asher enggan memberitahu ibunya, Asher sangat benci disaat ibunya menangis.

Tapi apa yang bisa dilakukan bocah seperti Asher? Dia belum sepenuhnya dewasa. Dia merasa tak memiliki hak untuk berbuat lebih jauh untuk ibunya.

Asher hanya lelaki berusia 18 tahun, yang setiap pulang sekolah bergegas menjaga ibunya dirumah. Tidak, Misha tidak sakit ataupun yang lainnya. Hanya saja, Asher takut jika Dani pulang kerumah dan tak ada dirinya. Ibunya pasti dipukuli lebih dari biasanya.

Prangggg!!

Suara pecahan terdengar dari lantai dasar. Siapa lagi kalau bukan Dani?

Asher segera keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga secepat mungkin.

"Mas maafin aku."lirih Misha dengan tangisnya sembari terduduk dilantai.

"Punya hak apa kamu melarang saya membawa wanita ke rumah ini!?" teriak Dani lantang.

"M-maaf mas, a-aku c-ccuma--"

"Cuma apa!? Sadar diri Misha! Kamu itu dijual sama Papa kamu sendiri! Terus sekarang berlaga seolah kamu berkuasa disini!? Cihh ga sudi saya! Dasar jalang!!." Tegas dani melayangkan tangannya menampar Misha.

Namun sebelum tangan itu menyentuh pipi Misha, Asher lebih dulu menggenggam tangan Dani.

"Pa! Papa gak bisa giniin Mama terus!." tegas Andrean.

"Memang nya kamu siapa!? Berani-beraninya mengatur saya! Dasar anak jalang.!" ucap Dani.

"Jangan pernah Anda sebut ibu saja jalang jika Anda selalu bermain dengan jalang-jalang murahan Anda!." bela Andrean.

"Harusnya Anda malu Tuan Dani Eka Wijaya! Anda memperlakukan malaikat layaknya jalang!."

Dani menarik tangannya kasar, dan menatap Asher tajam.

"Tahu apa kamu anak kecil?! Ibu kamu, jalang itu dijual oleh ayahnya sendiri demi menyelamatkan perusahaannya! Untuk apa kamu membela jalang seperti dia.!"

"Jika memang dia jalang, untuk apa anda bersedia menikahinya dan membiayai seluruh kehidupan kami!? Bukankah jalang tak pantas untuk hidup semewah ini!?."

"Memang ibumu itu jalang, Asher Z.Wijaya!"

Bughhh

"Jangan sebut Wijaya dibelakang namaku, bajingan!!"

Satu bogem mentah berhasil Andrean layangkan diwajah Papanya yang mampu membuat Dani tersungkur. Segera Andrean menduduki badan Papanya dan meluapkan segala emosinya.

"Nama gue, Asher Z.Liamanantha! Denger baik-baik! LIAMANANTHA!."murka Asher.

Bughhh

"Ini buat lo yang udah nyebut Mama gue jalang!"

Bughhh

"ini buat lo yang selalu nyakitin Mama!"

Bughh

"Ini buat lo yang perlakuin Mama layaknya budak!"

Bughh

Kali ini Andrean menendang keras perut dan dada Papanya.

"Dan itu buat lo, yang udah nyia-nyiain cinta tulus Mama!."

Darah segar keluar dari mulut Dani ketika ia terbatuk. Sesak. Sakit.

Andrean menghampiri Mamanya yang menangis sesenggukan menatap Dani iba. Sedangkan Dani menatap mereka nyalang. Andrean membantunya berdiri kemudian berjalan keluar sembari menatap wanita bawaan Dani yang sedang membantu Dani berdiri dengan tatapan jijik. Dan menuju garasi dan membawa Misha masuk ke mobil. Tujuannya yaitu Mita, neneknya.

Awan terlihat menghitam, menandakan akan turun hujan. Disepanjang perjalanan Misha hanya terus menangis. Memikirkan bagaimana keadaan Dani setelah dipukuli Andrean.

"Kamu keterlaluan Zee." tangis Misha.

"Ma! Apanya yang keterlaluan!?" tanya Asher

"Kamu pukulin Papa sampe segitunya. Kasian papa Zee!." teriak Misha

"Mama jangan karena cinta sama Papa. Mama rela diperlakuin seenaknya! Sadar ma! Zee kaya gini karena peduli sama Mama!  gamau Mama kenapa-napa!"balas Asher meninggi.

"Mama cinta sama Papa Zee!!" Misha makin meninggi

"Tapi cinta Mama tuh ngebegoin! Dani bajingan Ma! Dani gak pantes buat Mama!" Asher tak kalah meninggi

Tangis Misha mereda, ditatapnya nanar anak sematawayangnya ini.

"Mama gak nyangka Zee, Mama kecewa sama kamu! Kamu bisa-bisa nya ngehina papa kamu sendiri depan mama! Mama kecewa sama kamu!"

"Aku lebih kecewa sama Mama yang masih mau pertahanin bajingan itu! Pilih Zee atau Dani ma?! " ucapan itu lolos begitu saja dari mulut Asher

"Zee..." Misha menatap Asher tak percaya.

Merasa salah berucap, Asher menepikan mobilnya. Namun tanpa disangka, Misha berlari keluar dari mobil dan masuk ke dalam taksi meninggalkan Asher. Asher bergegas keluar dan memaggil mamanya.

"Maaa!!!!"

"Mamaaa!!!"

"Maa maafin Zee.." sesal Asher.

Ia terduduk dan menitikkan air matanya.

"Maafin Zee ma, Zee ga maksud buat mama kecewa sama omongan Zee" tangis nya semakin keras.

Perlahan air hujan mulau turun dan membasahi lelaki naas tersebut.

"Bangsattt!!!!" teriak Asher menatap langit, masih dengan posisi terduduk Andrean mengepalkan tangannya dan meninju aspal tebal itu dengan emosi. Beruntung karena jalanan sangat sepi, Asher tak perlu menanggung malu atas ini.

FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang