Aku masih terbiasa dengan aura kehadiranmu.
Ingatanku masih hafal betul rutinitasmu,
jam berapa engkau bangun, sarapan, berangkat kerja, istirahat, pulang, mandi, makan malam dan jam tidurmu.
Seolah masih belum ingin ingatanku untuk menghapuskan.
Lagu-lagu kesukaanmu masih ku simpan,
jika suatu saat rindu ini semakin berat,
sering ku putar lagi hanya untuk mendengarkan sembari mengingat memory di baliknya.
Lagu-lagu yang sering kau nyanyikan untukku,
walau aku tak tahu,
namun diam-diam ku cari dan ku simpankan.
Sebab semua memory denganmu terasa indah saja,
membuat putik-putik bahagia ku bermekaran.Tapi ternyata,
saat ini takdir baik tak berpihak padaku.
Saat emosi mu sudah tak tertahankan lagi,
kau luapkan dengan mengucap kata sudah.
Ya, kau menyudahi hubungan ini,
tanpa mendengar suara hatiku.
Sakitnya tak terperi di awal,
hanya bisa tersenyum dalam tawa yang terdengar menyedihkan.
Alasan yang kau beri terlalu di buat-buat.
Memaksaku menerima saja semua keputusan itu.
Terasa tak adil bagiku.
Namun, akal sehatku masih berfungsi walau setengah.
Setelah bergulat melawan kegilaan hati untuk terus mempertahankan hadirmu,
aku rela jua kau campakkan dari kejauhan.
Berakhir sudah tanpa tapi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
P A T A H A N R I N D U
RandomSebuah ungkapan perasaan, dari seseorang yang memendam rasa terlalu dalam ..