M E N A N G

28 0 0
                                    

Kedamaian hatiku perlahan kembali,
saat ku pandangi langit biru.
Mengenangmu pernah membuatku mengharu biru dalam tangis yang menyesak,
seolah dunia ku runtuh tanpa kamu.
Kini tidak lagi,
perasaan ku perlahan kembali ke tempat semestinya,
logika ku kali ini yang menang.
Tidak lagi ada hasrat menggebu untuk menghubungimu,
mengetahui segera bagaimana kabarmu.
Aku saja yang terlalu bodoh.
Bahkan sebelum ada aku,
hidupmu baik-baik saja.
Lantas kenapa harus memusingkan ketiadaan aku?
Bahkan terkenang pun tidak.
Aku saja yang tidak siap untuk melupakan segala hal yang kita lalui.
Sebab segala nya bagiku adalah bagian indah.
Seolah hal-hal buruknya terlewatkan.
Aku dibutakan rasa,
kau tahu itu.
Untuk itu kau sengaja mempermainkanku,
menarik ulur hatiku kemudian terputuskan begitu saja.
Skenario ini,
padahal sudah aku tahu kemana akan berujung,
tapi kenapa tetap terasa menyakitkan mengetahui akhirnya?

P A T A H A N R I N D UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang