keputusan

6K 396 7
                                    

Hinata dan Ino sudah masuk kekelas mereka yaitu kelas XII-ipa 2. Kini hanya tinggal Naruto saja yang berjalan sendiri menuju kelasnya. Tiba-tiba ia berhenti saat mendengar sebuah suara di ruang musik. Ia yang penasaran pun berusaha untuk mencuri dengar isi perbincangan itu karena ia yakin salah satu orang yang berada dalam ruang musik itu adalah sasuke. 'sepertinya sasuke sedang berbicara dengan seorang gadis. Tapi siapa?' batin Naru. Karena terlalu penasaran ia pun mencoba mengintip melalui pintu yang sedikit terbuka.

"Ne suke kau sudah melakukan apa yang aku katakan kan?" ucap seorang gadis pirang dengan kata violet a.k.a Naruko

"Hn. Seperti yang kau inginkan. hanya tersisa besok agar aku bisa terbebas darinya selamanya. Dan kau akan jadi milikku."ucap pria yang bernama sasuke kepada Naruko.

" apapun yang kau inginkan". ucap Naruko dengan nada manja.

Mata Naru terbelalak mendengar dan melihat hal itu. Orang yang dia kira berbeda dari yang lainnya ternyata sama saja. Dia hanya memanfaatkannya saja untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Naru pun segera berlari menuju ke atap. Ia tak ingin melihat lebih jauh lagi hal yang akan semakin membuatnya sakit hati. Dan itu juga tidak baik untuk otaknya yang masih polos itu.

Biarlah jam pelajaran ketiga ini dia membolos. Itu tidak akan menjadi masalah besar. Toh orang tuanya tak akan marah dan tak akan peduli apapun yang ia lakukan.

Naru menghabiskan jam pelajaran ketiga ini dengan berdiam diri sambil terus menangisi takdirnya. Menangisi betapa takdir tak pernah berpihak padanya seberapa besar pun ia bersabar dan berdoa yang terbaik.

Setelah hampir satu jam terus menangis sambil terus meracau, iapun berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah pagar pembatas. Menikmati angin yang bertiup lumayan kencang. Ia pun memandang seluruh penjuru sekolah yang memang terlihat jelas jika berada di atap.

"Mungkin memang lebih baik aku mengikuti apa yang baa-san katakan. Setidaknya itu akan menjadi awal yang baik untukku. Aku akan bersekolah dan mencari teman yang mau menerimaku apa adanya tanpa melihat status atau apapun itu. Walau disini pun aku memilikinya namun aku tak ingin mereka semakin dibenci jika terus dekat denganku. Ya, sudah kuputuskan aku akan ikut dengan baa-san. Jika pun sama saja setidaknya aku tak akan terus melihat tatapan maupun mendengar kata-kata menyakitkan dari keluargaku." Ucap Naru dengan niat yang mantap. Ia berharap ini adalah pilihan terbaik.

Setelah menimbang-nimbang lagi. Ia pun mengambil smartphonenya dari dalam saku almamaternya. Ia akan menghubungi baa-sannya.

"Moshi-moshi baa-san. Apa baa-san sibuk?". Ucap Naru setelah sambungan telepon terhubung.

" tidak naru-chan baa-san tidak sibuk. Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Ucap Tsunade dengan nada khawatir. Takut-takut kalau cucu kesayangannya itu sedang dalam masalah.

"Baa-san apa baa-san serius dengan ucapan baa-san tempo hari? apa itu masih berlaku?". Tanya Naru dengan tidak sabar tanpa memperdulikan pertanyaan Tsunade.

"Tentu saja." ucap Tsunade.

"Baa-san bisakah keberangkatannya dipercepat?."

"Tentu saja bisa. Kapanpun yang kau inginkan naru". Ucap Tsunade mantap.

"Aku ingin berangkat sore ini. Bisakah?." tanya Naruto masih agak ragu.

"Tentu sesuai yang kau inginkan." ucap Tsunade dengan yakin.

"Benarkah? apa baa-san serius?". tanya Naruto memastikan.

"Tentu saja naru-chan. apapun untuk cucu kesayangan baa-san ne." ucap Tsunade dengan mantap.

"Bisakah aku minta satu hal lagi?." tanya Naruto

"Apa itu. Jika baa-san bisa akan baa-san lakukan."-Tsunade

"Bisakah baa-san menyuruh seseorang menjemputku nanti di halte dekat rumah? Aku tidak ingin ada orang yang melihatku pergi. Baa-san mengerti kan". Ucap Naruto dengan nada getir mengingat banyak hal yang telah terjadi pada dirinya selama ini.

"Tentu saja. Itu bukanlah masalah yang besar. Kau harus sudah ada di halte itu sekitar jam 14:45 ne. Karena jadwal penerbangan kita adalah 15:35 ne". Ucap tsunade memberitahu.

" baiklah baa-san. Aku mengerti. Terima kasih. Aku harus kekelas dulu. Jaa ne". Ucap Naru mengakhiri sambungan telepon itu.

Setelah itu naruto segera bergegas menuju kekelasnya untuk mengikuti sisa pelajaran. Karena mungkin ini adalah kelas terakhir yang akan ia ikuti di sekolah ini. Sekaligus negara ini.

     "Jika sudah tau tak ada kesempatan untukmu maka menyerahlah. Karena jika kau tetap keras kepala ingin bertahan kelak kau yang akan tersakiti"~airi_aulia-chan.

TBC

Gomen guys hanya segitu.mohon dimaklumi ya.

Jangan lupa vote ama comentnya ya guyss.........

Salam sayang😘😘

Airi_aulia-chan

selamat tinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang