Kirei memandang nanar penampilannya di pantulan cermin, kirei menghela nafas meratapi nasib yang begitu menyedihkan.
Rambut di ikat dua seperti antene, kaos kaki panjang selutut dengan berbeda warna. Pink dan ungu. Karton berukuran 30x20 yang bertuliskan nama dirinya "kirei zaerlina putri." yang di tempel di depan dada, kalung yang terbuat dari rapia di kelilingi kerupuk yg masih mentah, dan tangan kirinya memegang termos yang di lukis pemandangan sawah dan gunung yang tadi malam ia buat.
Sepertinya, Sekarang kirei 100% sudah tampak seperti tukang cangcimen.
Sungguh memalukan. Tapi apa boleh buat, ini adalah peraturan bagi peserta MOS.
"DEK, UDAH BELUM. ABANG KAMU UDH NUNGGU LHO DARI TADI!" teriak mama di bawah sana.
"AKU DATENG!" ucap kirei tak kalah teriak seraya turun menuruni anak tangga menghampiri dapur.
"lama banget si lo!" gerutu zilo kesal
Kirei menyengir.
"gue bangun kesiangan."
"makannya setiap malam tuh jangan suka dangdutan sampe tengah malem, jadinya kesiangan."
"siapa juga yang dangdutan sih, perasaan gue gak suka dangdut."
Zilo tuh ngomong apasih? Dangdutan apa coba? Suka ngaco.
"itu gue setiap malem suka denger lo nyanyi ringaringaringringaringaring gitu lah!."
Kirei mengernyit.
"itu gue nyanyi lagu korea bukan dangdutan, apanya yang dangdut coba, ngaco lo!"
kirei menatap sinis zilo lalu duduk di hadapan pria itu sambil mengoleskan selai coklat di atas rotinya.
Cowok itu hanya menatap acuh adiknya. Sungguh menyebalkan, batin kirei.
"semuanya udh di siapin dek?" tanya mamah kepada kirei yang di tanya mengangguk sambil mengunyah.
Duh, tiba tiba saja kirei jadi merasakan gugup dan takut, di lihatnya jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan gadis itu, begitu kagetnya sampai ia tersedak roti. Untungnya bukan tersedak paku, mungkin saat ini ia mungkin sudah isdet. Oke ngaco.
07.05
Sedangkan 10 menit lagi ia harus segera sampai di sekolah.
MAMPUS!
"uhuk--uhuk"
"duh, dek kmu kunyah dulu kenapasi" ujar jasmine kepada anaknya seraya menepuk nepuk lembut punggung gadis itu sambil memberikan segelas air.
Bukan membantu adiknya zilo malah menertawai kirei.
"kak, buruan udh jam 07.05. Nanti gue kesiangan." ucap kirei tergesa gesa sambil menarik narik lengan besar zilo.
"eh? Iya iya"
Zilo menyambar kunci motornya. Dengan gercap kirei memakai sepatunya lalu mencium kening jasmine kemudian mengucapkan salam, begitu juga dengan zilo.
"eh, bentar gue pipis dulu."
Zilo turun kembali dari atas motornya, kirei berdecak sebal.
"ga bisa di tahan apa?" ucap kirei kesal, masalahnya ini ia sudah kesiangan.
"ga bisa rei, klo gue ngompol gimana?"
Zilo lari terbirit birit kedalam rumah, sedangkan kirei sudah sangat cemas saat ini. Ia takut terkena hukuman nanti.
"kak, buruan ih!"
"iya ini udah, sabar elah!"
Zilo duduk di atas motornya, di susul oleh kirei di belakang. Sebelumnya zilo menyisir rambut jambriknya itu ke belakang lalu di pakainya kacamata hitam serta helm.