Malam itu tidak terlihat seperti biasanya. Kirei terduduk seorang diri di balkon kamarnya. Angin malam menerpa permukaan kulit gadis itu. Pikirannya meleset entah pergi kemana, pikirannya saat ini di penuhi bayang bayang tentang pria yang sedaritadi ia pikirkan, kirei mencoba untuk menghalau, tapi sepertinya itu hanya sia sia saja. Karena, 100% pikirannya di Penuhi oleh hanbin.
Pandangannya kosong menatap lurus surat berwarna merah muda yang berada di genggamannya.
Surat itu berisikan tentang surat cinta untuk hanbin, yang seharusnya ia berikan kepadanya pada saat acara MOS berlangsung. Saat itu ia malah menyimpan kembali surat itu kedalam tas, bahkan kirei membuat surat cinta yang baru dan di berikannya kepada ka torez.
Padahal semalaman ia membuatnya dengan penuh perasaan, malam itu kirei dengan yakin akan memberikannya pada hanbin. Tetapi semua itu jauh dari luar ekspetasinya. nyali yang ia kumpulkan semalaman seketika menciut, mana mungkin hanbin akan membalasnya, membacanya saja pasti membuat pria itu jengah, pikir kirei saat itu.
Kirei menghela nafas.
Tangannya terulur untuk melipat kertas itu menjadi berbentuk pesawat terbang. Dengan perasaan campur aduk kirei menerbangkan pesawat kertas itu, membiarkan angin untuk membawanya pergi bersama dengan perasaan yang ia tulis di sana, tanpa tau dimana kertas itu akan berhenti.
Dulu, saat pertama kali kirei jatuh cinta kepada hanbin saat SMP, kirei selalu memperhatikan setiap gerak gerik pria itu. Bagaimana pria itu berbicara, dan bagaimana tingkah lakunya, Tak pernah sedikitpun luput dari pantauan kirei. Hanya saja kirei belum pernah melihat pria itu tersenyum untuk sekali saja.
Kirei menguap, setelah di rasa kantuk menerpa dirinya. Dengan langkah gontai kirei berjalan masuk kedalam kamarnya tanpa berniat untuk menutup pintu balkon, membiarkan angin malam menyusup memasuki kamar bernuansa orange milik gadis itu.
Yang kirei harapkan saat ini, semoga hari harinya semakin bahagia untuk selanjutnya atau selamanya.
***
Kakinya melangkah dengan perlahan menyusuri setiap sudut ruangan yang ada di rumah baru yang akan ia tempati sekarang. Kakinya terus melangkah mengikuti setiap langkah yang kakinya inginkan.
Hingga di sinilah hanbin berada, di kamar barunya. Tidak seperti kamarnya dulu, tapi hanbin harus terbiasa dengan ini.
Hanbin mengedarkan seluruh pandangannya melihat seisi kamar barunya itu. Hanbin menghela nafas, kakinya melangkah menuju balkon yang ada di kamar, angin malam menyapanya. langkah hanbin terhenti saat dirasa ia menginjak sesuatu. Hanbin menunduk, melihat sebuah pesawat kertas yang tak sengaja ia injak, diambilnya kertas itu
Karena, hanbin tidak terlalu penasaran dengan pesawat terbang itu, ia hendak untuk menerbangkannya kembali keudara. Tapi perlakuannya terhenti saat secara tidak sengaja matanya menangkap sebuah tulisan di atas kertas itu yang bertuliskan "kak hanbin" membuat hanbin mengernyit heran.
Yang tadi ia tak berminat sedikitpun dengan kertas itu, sekarang kadar kepenasarannya tiba tiba meningkat. Dengan rasa penasaran yang semakin memuncak hanbin membuka isi kertas itu lalu di bacanya. Hanbin membaca dengan seksama setiap bait yang tertulis di atas kertas berwarna merah muda itu.
Tok tok!
Seketika pikirannya membuyar saat mendengar sebuah ketukan dari arah pintu. Hanbyul dengan kaki mungilnya berjalan menuju sang kaka yang sedang menatapnya gemas, dengan tak ada rasa beban sedikitpun hanbin menggendong adiknya itu.