Kirei berjalan gontai seraya memasuki rumah bercat abu-putih miliknya, gadis itu membuka knop pintu dengan lemas, lalu Ia melempar tasnya dengan asal, Kirei Menjatuhkan tubuhnya di atas sofa hitam yang berada di tengah rumah, mata elangnya melihat ke sekeliling rumah namun tak menemukan siapapun di sini, pantas saja sangat sepi. Kirei menelan ludahnya kasar setelah di rasa haus semakin menjalar, ia berjalan menuju dapur sambil berusaha membuka dasi yang melingkar di lehernya, tangannya terulur untuk membuka pintu kulkas namun terhenti saat secara tidak sengaja matanya menangkap sebuah note yang di tempel di depan pintu kulkas dengan berisikan tentang
Kaka pergi main sama temen smp, paling jam 7 an gue balik. Gk usah takut! Gk akan ada setan, klo ada paling setannya yg takut sama lo! HAHA
Satu lagi, mama tadi malem pergi ke bandung ada kerjaan di sana, lo nya si udh tidur. Dah ya jgn kangen sama gue, BY!
-DARI ZILO GANTENG MIRIP CHARLIE PUTH 💋
Kirei bergidik geli membacanya lalu ia meremas kertas itu setelahnya kirei melemparnya kedalam tong sampah. Tiba tiba kepalanya kembali memanas, lebih panas dari sinar matahari yang tadi terus menyorotinya saat berjalan dari halte bus ke rumah. Berkat zilo, kirei sukses menunggu pria itu ber jam jam di depan gerbang sekolah dengan berujung ia pulang sendirian dengan modal nekat naik bus yang belum pernah ia naiki sebelumnya. Entah sudah berapa kali kirei menelpon pria itu tapi tak kunjung di jawab, malah terdengar seorang operator mengatakan bahwa ponsel zilo tidak aktif, menyebalkan. Jika tahu seperti ini lebih baik ia nebeng naris yang tadi sempat mengajaknya pulang bersama. Dan, plesetan tentang sendirian, alih alih takut justru kirei lebih senang sendirian di rumah, dengan itu ia bisa mendengarkan lagu kesukaannya dengan speaker sekeras mungkin, mengingat zilo selalu marah jika kirei sudah melakukan itu.
Merasa otaknya harus segera di dinginkan, kirei segera membuka pintu kulkas yang tadi sempat tertunda, berharap di dalamnya terdapat sebotol minuman dingin yang dapat menyegarkannya.
Kirei mendesah lega saat minuman itu mengalir mulus melalui tenggorokannya. Kirei menyenderkan kepala tepat di samping kulkas sambil memejamkan mata, setelahnya kirei tiba tiba tersenyum geli layaknya orang sedang jatuh cinta atau jika orang lain salah memandangnya mungkin saat ini kirei tampak seperti orang gila. Wajah tampan hanbin selalu saja berputar putar di dalam otaknya memberikan sebuah seulas senyum yang terukir di bibir kirei jika mengingatnya, apalagi makin hari kadar ketampanan pria itu selalu bertambah. Sesekali kirei pernah melihat hanbin pagi pagi berolahraga di depan rumah, entah itu sedang push up, shit up atau sebagainya. Apalagi hanbin selalu memakai baju dengan lengan bolong memperlihatkan tubuh atletisnya jika berolah raga di pagi hari, sukses membuat kirei terpaku cukup lama melihatnya.
Pikiran kirei seketika membuyar saat secara tiba tiba terdengar sebuah bel rumahnya berbunyi, kirei berdecak. Suara bel terdengar kembali, bahkan berkali kali. Kirei menyimpan botol minuman yang tadi sempat ia minum hingga menyisakan setengah botol di atas meja makan. Kemudian, dengan setengah hati berjalan menuju pintu berwarna coklat itu.
"Siapa sih siang siang gini ke rumah, ganggu orang aja!" gerutu kirei.
Kirei membuka knop pintu, usut punya usut ternyata hanbin si orang yang memencet bel. Beruntung saja saat ini kirei tak menjerit. Hanbin berdiri di ambang pintu dengan ekspresi datar seperti biasanya. saat ini hanbin memakai kaos putih dan celana pendek hitam selutut, kirei terpaku sejenak memerhatikan penampilan hanbin dari atas sampai bawah kemudian kembali menatap dari bawah sampai atas, gitu aja terus sampai kepala lo kecengklak tau rasa!
Beberapa detik kemudian hanbin berdeham sukses mengembalikan pikiran gadis di hadapannya ke dunia nyata. hanbin dapat melihat kirei sedikit salah tingkah di buatnya, namun hanbin tak peduli.