⇒ episode 9

964 225 10
                                    

9 : 〘KABUR DARI RUMAH〙




09:00
↱ author's pov
》at seongwoo's room

❝ Daniel jangan gini, geli ah. ❞

Seongwoo mendorong kepala Daniel yang ditenggelamkan ke bagian perut Seongwoo. Posisi Seongwoo terlentang, melihat tontonan TV yang membosankan di hari Minggu ini.

Tidaaak mau.

Daniel tetap menenggelamkan kepala nya pada perut Seongwoo. Katanya, perut Seongwoo terasa empuk.

Sebenarnya Seongwoo ingin menanyakan bagaimana cara Daniel membawa kertas sebanyak itu ke sekolah kemarin, namun urung karena Seongwoo berpikir jika,

'Daniel kan bisa bicara, jadi melakukan hal seperti itu bukan hal mustahil lagi.'

❝ Eh Niel- uhm... Menurut kamu, apa aku terus terang saja ya kepada Minhyun tentang perasaan ku? ❞

Daniel mengangkat kepala nya dari empuk nya perut Seongwoo,

K- kenapa bertanya seperti itu?

Seongwoo mengernyit heran,

❝Loh, biasanya kan kamu penuh energi optimis dan saran-saran gila.❞

Entah mengapa, Seongwoo merasa jika Daniel sedikit aneh semenjak kejadian kemarin di sekolah,

Uhm, menurut ku j-jangan mengatakan perasaanmu kepada Minhyun, k-kan kamu uke, seharusnya dia dong yang-

Seongwoo tiba-tiba berteriak marah,

❝Hey! aku ini seme ya!!! Jangan salah.❞

Daniel memasang tampang menyebalkan, salah satu kaki depan nya menggaruk bagian dagu sambil menjilat-jilat bulu nya,

Letoy gemulai gitu, ngaku seme.

Peperangan akan dimulai kembali,
namun teriakan mama dari ruang makan menginterupsi Seongwoo,
rasanya malas berdiri ketika sudah terlanjur terlentang di depan TV dengan semilir kipas angin.

❝ SEONGWOOOO! ❞

Astaga. Seongwoo menghela nafas ketika mama berteriak lebih keras karena Seongwoo tidak kunjung berjalan ke ruang tengah.

❝ Ada apa sih, Ma? ❞

Seongwoo mendudukkan diri di bangku meja makan, kepala nya di topang dengan tangan kiri,
Diikuti Daniel yang meloncat ke paha Seongwoo,

❝ Tadi, papa mu telpon. Sebenarnya ini pembicaraan mendadak, 2 minggu lagi kita harus pindah rumah. ❞

DEG

Disaat aku sudah mulai terbiasa dengan Daniel, anjing ku yang bisa bicara... kenapa harus ada kejadian seperti ini?

❝ A-apa apaan sih ma?! ❞

Seongwoo bisa merasakan jika Daniel bergerak gelisah di atas paha nya,

❝ Papa dipindahtugaskan, jarak kantor baru nya jika ditempuh dari rumah ini sangat jauh- ❞

❝ Aku nggak mau! Aku tetap mau tinggal di sini! ❞

Seongwoo menggebrak meja makan, membentak mama dengan sangat tidak sopan,

❝ Kamu mau tinggal sendirian di rumah ini?! Pergi ke kamar mandi saja pada malam hari masih minta ditemani. Mustahil sekali. ❞

Mama menjawab sanggahan putra nya yang bersikukuh tetap menginginkan tinggal di rumah ini.

❝ Nggak mustahil kok! Aku pasti bisa bertahan hidup! Lihat saja nanti! ❞

Mama beranjak pergi dari ruang makan, menghiraukan ocehan kemustahilan Seongwoo. Daniel rasanya ingin menangis, masa iya 2 minggu lagi benar-benar akan pindah rumah? Lalu bagaimana dengan Minhyun? Itu artinya Seongwoo tidak bisa bertemu Minhyun lagi.

Daniel turun dari pangkuan Seongwoo, mendongak melas kemudian berkata,

Sampai bilang seperti itu... memang Seongwoo benar-benar bisa hidup sendiri?

Seongwoo yang masih dalam mode badmood menatap Daniel kesal,

❝ Daniel, kamu mau membantu ku, kan? ❞

Daniel menanggapi, ekornya seketika menjadi tegang, kebingungan untuk menjawab,

I-itu tidak mungkin, aku ini anjing. Kamu ngerti, kan? Jangan-

❝ Sudahlah, Daniel bukan lagi temanku. ❞ Seongwoo membalas, final. Tiba-tiba berjalan dengan kaki dihentak-hentakkan.

Daniel yang melihat itu merasa bersalah, anjing itu berniat menggoda Seongwoo agar mood nya membaik,

Yasudah, kalau aku bukan lagi temanmu, berarti aku bisa jadi kekasihmu. Hehe- ADUH!

Namun, nampaknya Daniel salah bicara karena Seongwoo justru semakin bad mood dan menghadiahi Daniel dengan tendangan.

Ia berjalan ke arah kamar mama.

❝ MAMA AKU TIDAK MAU PINDAH RUMAH! ❞

BRAK

BRAK

BRAK

Seongwoo berteriak di depan pintu kamar mama sambil menggebrak pintu tersebut berkali-kali, dibelakangnya, Daniel berusaha menghentikan perbuatan Seongwoo dengan cara menggigit-gigit ujung celana Seongwoo.

CKLEK

❝ Kamu ini.... ❞

Mama keluar kamar dengan wajah muram, memerah menahan emosi.

Seongwoo mengepalkan tangan, bibirnya menipis berusaha menahan isakan yang hendak keluar, meskipun keadaan mata nya yang berair tidak bisa membohongi jika dirinya memang sudah menangis.

❝ Papa dan Mama selalu saja cuma nemikirkan keadaan sendiri. Kalian sama sekali nggak mempertimbangkan soal aku, a-aku dan Daniel! ❞

❝ Yasudah, kalau mau mu memang seperti itu. Silahkan keluar dari rumah ini. ❞

Mama mengatakan nya dengan nada enteng, tanpa ada beban sekalipun. Seolah-olah tidak mempedulikan Seongwoo. Terlalu penat melihat Seongwoo yang keras kepala.

❝ B-baik! Aku akan keluar dari rumah ini! ❞

Seongwoo sudah tidak bisa menahan tangis nya, kali ini ia benar-benar merasa seperti anak kecil. Menangis tersedu sambil melangkah meninggalkan rumah.

Tapi,... seperti ada yang kurang,

❝ D-Daniel? ❞

Di luar dugaan Seongwoo, ternyata Daniel tidak mau mengekori nya untuk keluar dari rumah.

Seongwoo kira Daniel itu benar-benar setia, sahabat sejati. Nyatanya tidak.

Masa bodo. Seongwoo yang terbawa perasaan campur aduk tanpa babibu langsung angkat kaki dari rumah. Berlari ke luar pagar rumah.

•••
🐶
TBC

🖇。𝐌𝐘 𝐃𝐎𝐆 𝐂𝐀𝐋𝐋𝐄𝐃 𝐃𝐀𝐍𝐈𝐄𝐋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang