⇒ episode 10

1.1K 245 39
                                    

10 : 〘BERTEMU EUIGEON〙




13:24
↱ author's pov

Seongwoo memegang perutnya yang bergemuruh, salah sendiri, kabur dari rumah tapi tidak membawa apapun. Tck, dasar remaja labil.

Netra nya menyusuri jalanan perumahan sebelah dimana ada sebuah toko roti besar yang mengeluarkan aroma gandum menggoda. Bibirnya tertekuk kebawah, hendak menangis karena ia juga tidak membawa sepeserpun uang.

Apa ini yang dinamakan kabur?, jika hanya berada di jalanan perumahan sebelah namanya bukan kabur, tetapi hanya jalan-jalan saja.

Seongwoo meneguk ludah kasar ketika seorang bocah perempuan bersama ibu nya keluar dari toko roti itu sambil menenteng dua tas kertas besar penuh roti bervarian jenis.

Karena sudah benar-benar lapar, muncul ide jahat yang terpaksa Seongwoo lakukan. Ia menyebrangi jalanan, kemudian bergegas masuk ke dalam toko roti tersebut tanpa mempedulikan ucapan selamat datang dari pelayan kasir.

Tangan nya menyambar capit dan meletakkan roti-roti pilihan nya ke atas lengser, remaja itu berjalan mengendap-endap, berusaha tidak menghasilkan suara sekecil apapun ketika ia melewati barisan antri pembeli untuk segera keluar dari pintu tanpa membayar. Yah, Seongwoo mencuri.

Namun sayang sekali, aksi culas nya tertangkap basah oleh pegawai toko dan Seongwoo dihakimi pada saat itu juga.

❝ Berikan itu kepada ku, bocah! ❞

Seongwoo menggeleng gusar sambil tetap mempertahankan lengser roti nya, berusaha meronta sekuat tenaga dan berlari keluar pintu.

❝ Lepaskan akuuuu! ❞

Semua pasang mata kini tertuju ke arah Seongwoo, sontak semua aktivitas terhenti karena melihat aksi pencurian roti yang dilakukan Seongwoo. Beberapa dari mereka terlihat berbisik dan melempar pandang sinis.

❝ Jangan konyol begini! Cukup hanya kembalikan roti itu dan aku akan melepaskan mu! ❞

Seongwoo yang terlalu bertenaga meronta, tidak sengaja tersandung kaki nya sendiri dan limbung ke depan. Remaja itu hampir saja mencium lantai jika tidak ada kedua lengan kuat yang menahan tubuh nya.

Biasa aja dong pak, badannya kurus gini jangan dikasarin. Kasihan, kalau mati nanti gimana?

Loading sebentar, Seongwoo kemudian menatap pemuda yang menolong nya. Jujur, sebenarnya Seongwoo ingin sekali menampar lelaki itu karena telinga nya mendengar kalimat 'kurus, kalau mati nanti gimana?' Tapi, urung setelah Seongwoo benar-benar memperhatikan detail paras nya,

Hidung mancung,

Tunggu- senyuman nya... kenapa menyebalkan sekali?

Mata sipit nya sedikit sayu- mirip seperti puppy eyes seekor anjing, tapi Seongwoo melihat kilat jahil dikedua kelereng cokelat tua itu,

Dan rambut nya sangat familiar,
Cokelat karamel,

Mirip seperti warna bulu Daniel.

Nih, aku bayar roti nya. Cepetan pak, dibungkus yang rapih, kekasih saya ini sudah lapar.

'Apa? Kekasih?'

Belum sempat Seongwoo menyalak marah, lelaki itu sudah menyeret lengan nya keluar dari pintu toko dengan menenteng satu tas kertas penuh roti.

Saat berada beberapa meter dari toko roti, Seongwoo menghentikan langkah nya kemudian memukul punggung lebar si lelaki yang menolong nya tadi.

🖇。𝐌𝐘 𝐃𝐎𝐆 𝐂𝐀𝐋𝐋𝐄𝐃 𝐃𝐀𝐍𝐈𝐄𝐋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang