Perihal Langkah Pertama

76 7 2
                                    

Setelah banyak sakit yang kurasakan, aku tidak ingin untuk mengenal dan menyentuh arti cinta lagi. Dimana cinta bagiku merupakan cerita indah tiada arti. Aku takut tersenyum dalam terluka, aku takut tertawa dalam tangisan, dan aku takut diam dalam teriakan. Banyak orang yang percaya aku mampu menghadapi masalah dengan cinta, namun pada dasarnya cinta menghadapiku dengan masalah.

Hingga suatu hari, aku mengenali pria yang kusamarkan sebagai Arfan menghampiri hidupku. Dia adalah satu dari sekian banyak pria yang hadir yang mampu melukis senyum dan menciptakan melodi tawa yang renyah dihidupku. Aku tidak mengerti, perasaan ini beda layaknya aku sudah mengenalinya bertahun tahun. Dia adalah kakak kelasku saat SMA. Dia menungguku disaat aku bersama yang lain. Dengan mawar putih dan merah yang sempat kau ulurkan dalam perihal tanpa keterangan, hatiku sudah terjebak dalam sebuah ranjau baper tingkat dewa. Dia memperhatikanku disaat aku memperhatikannya. Maaf, aku telat menyadari. Awalnya aku ragu untuk mengenalinya lebih dalam, aku hanya takut terluka oleh luka yang sama dengan orang yang berbeda. Nyatanya hati ini berbicara lain dari sebuah logika, hingga pada tanggal 02 September 2017 senja menyaksikan aku dan kamu menjadi kita. Pukul 15.00 tepat kau menyatakan aku milikmu dan kamu milikku. Aku bahagia bersamanya, menikmati jalanan yang cukup ramai dengan langit jingga dan senyuman tak biasa.

Kau hadir mengobati perlahan setiap luka yang membekas. Kau juga telah menjadi orang yang paling bersejarah, dimana aku bisa tau apa yang tidak aku tau, bisa mengerti apa yang belum aku mengerti, bisa merasakan apa yang belum aku rasakan, bisa melihat apa yang belum aku lihat, dan bisa mencoba apa yang belum pernah aku coba.  Terimakasih Tuhan, untuk hadiah baru dari proses kesabaran yang telah ku simpan selama ini.

Sebuah Langkah SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang