Dari Desember untuk Januari

8 2 0
                                    

Kala itu, aku sedang tak di rumah. Aku berada di tempat lain bersama teman sekolahku untuk menjalankan beberapa kegiatan demi perguruan tinggi yang kita impikan. Malam sunyi pukul 00:00 di tanggal itu, entah mengapa mataku sulit terpejam untuk pergi ke alam imaji. Beberapa menit setelah itu, aku menerima pesan darinya. Ucapan yang begitu indah. Dan aku baru menyadari bahwa ini hari ulang tahunku.

Memang tak jauh beda dari hari ulang tahunnya menuju ulang tahunku hanya senggang beberapa minggu. Kala itu, keadaan kita masih terbentengi oleh jarak. Membaca pesannya yang begitu manis, dia  membuatku seperti seorang tuan putri di sebuah film disney yang bahagia bersama dongeng dongeng pangerannya. Kita berdua masih bercengkrama bersama ketikan-ketikan kata ditemani dinginnya pagi kala itu. Lagi-lagi dia membuatku tertawa dengan foto korek api yang dia nyalakan, dan dia memintaku meniupnya. Aku bahagia sekali dengan segala kelakuannya yang berbeda dari pria biasanya. Dia menyebutku idola, entah apa yang ada dibenaknya. Lucu, tampan, baik hati, sabar, apalagi? Kau mampu menutup segala kekurangan dan kesalahanku.

Langit sudah memanggil sang surya kala itu, aku bergegas untuk pulang dari acara sekolahku. Beberapa hari setelah itu, dia tiba tiba berubah. Aku tidak mengerti dia terus menghilang. Padahal aku sedang rindu. Aku merasakan keresahan yang cukup tinggi. Sampai saat beberapa waktu aku hanya ingin tidur untuk melupakan masalah hilangnya Arfan. Sampai waktu senja datang handphone putihku bergetar. Itu adalah pesan singkat dari Arfan, dia mengatakan bahwa dia sedang sibuk. Oke, aku harus bergelut dengan rindu ini sendirian. Bergetar kembali, namun itu adalah sebuah telefon dari sahabatku. Dia memintaku menjemputnya di sebuah cafe yang jaraknya tidak jauh dari rumahku.

Aku bergegas menuju sahabatku, karna pada saat itu langit sudah tidak bersama sang surya, melainkan bersahabat bersama rintikan air yang jatuh dari kapas hitam sangat mendukung suasana hatiku. Sesampainya disana aku bercerita pada sahabatku tentang Arfan. Anehnya, dia hanya tertawa dan tersenyum. Sahabatku mengajakku kembali ke rumahku. Akan ada yang menjemput sahabatku di rumahku, kamipun bergegas kembali ke rumahku.

Sesampainya di rumahku, aku merasa suasananya itu sunyi sekali. Semua pintu tertutup. Dan saat kubuka kamarku, hal yang tidak kuduga kualami. Bersama lampu tumblr kuning, lilin yang berdiri diatas donat J.co ,kado-kado lucu di kasurku, dan tulisan-tulisan di dinding membuatku tercengang melihat sahabat-sahabatku menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukku. Dan kagetnya, pria yang sedang kukesali berdiri bersama donat dan baju hitamnya sambil tersenyum manis. Arfan, kau memang pria yang penuh kejutan.

Salah tingkah, selalu ku salah tingkah saat ku lihat senyumnya yang membuat jantungku berdetak tidak menentu. Aku hanya menarik baju sahabatku dan bersembunyi disana. Arfan hanya tersenyum menandangku penuh makna. Haduhh aku tidak tahan jika dia sudah tersenyum. Lalu, sahabatku dan Arfan memintaku membuka semua hadiah. Satu per satu hadiah ku buka. Saat ku buka hadiah yang paling besar, ku lihat sebuah gitar dengan warna hijau yang selama ini aku impikan ada di tanganku. Lagi-lagi itu dari Arfan. Entah aku harus berkata apa, aku semakin sayang padanya tanpa dia tau apa yang kurasakan. Karna aku hanya tersenyum malu saat itu. Dan kesal ku hilang karena dia hanya sibuk bersandiwara wkwk.

Bahagiaku disini bukan karena hadiah-hadiah itu, namun dengan segala yang Arfan lakukan untukku, belum pernah kutemukan. Segala perlakuannya yang memperlakukanku sebagai wanita yang paling spesial di dunia. Arfan tau cara membahagiakanku. Terimakasih Arfan, aku bahagia.

Sebuah Langkah SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang